Kajian Islam
Buya Yahya Ajarkan Adab Bersalaman dengan Orang Tua, Termasuk Saat Lebaran Seperti Sekarang Ini
Terlalu cepat melepaskan jabat tangan saat bersalaman adalah suatu bentuk kegengsian dan hal ini kerap ditemukan pada anak-anak zaman sekarang.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM - Pendakwah Buya Yahya dalam ceramah singkatnya yang diunggah melalui kanal YouTube Al Bahjah mengungkap adab bersalaman.
Adapun adab bersalaman ini berlaku ketika bersalaman dengan orang tua atau orang yang lebih tua usianya.
Menurut Buya Yahya, adab bersalaman yang pertama adalah tidak terburu-buru melepas tangan.
Terlalu cepat melepaskan jabat tangan saat bersalaman adalah suatu bentuk kegengsian dan hal ini kerap ditemukan pada anak-anak zaman sekarang.
"Saat Anda bersalaman dengan ibu dan ayahmu, jangan buru-buru dilepas tangan mereka, kita menemukan hari ini seorang anak salaman dengan ibunya kayak salaman gengsi," kata Buya Yahya.
Baca juga: Cara Menumbuhkan Cinta untuk Rasulullah SAW dan Menjaganya agar Terus Bersemi, Ini 4 Tips Buya Yahya
Lanjut Buya, adab bersalaman selanjutnya adalah, ketika bersalaman jangan ragu-ragu, jangan mencoba melepas jabatan tangan sebelum orang yang lebih tua melepasnya terlebih dahulu.
Hal ini menunjukkan bahwa ada kerinduan dan suatu bentuk kehormatan kepada mereka.
"Kalau bersalaman yang serius kau pegang, jangan lepas sebelum ibumu melepas sebelum ayahmu melepas
tampakkan bahwa dirimu adalah benar-benar rindu, itu akan masuk ke hati ibundamu, maka jadikan ridho orang taumu, salaman aja ragu-ragu , innalilah," imbuh Buya.
Terakhir, jika kamu sudah mengaplikasikan adab bersalaman di atas, kemudian lanjutkan dengan mencium tangan lalu keningnya.
Mulailah berlatih hal sederhana ini sehingga diharapkan kamu bisa mendapat ridho dari orang tua.
"Pegang tangannya, cium tangannya, cium kening ibundamu, kita berlatih yang sederhana ini," pungkas Buya Yahya.
Baca juga: Bolehkah Mengambil Puasa Syawal 6 Hari Hanya Pada Hari Senin dan Kamis Saja? Ini Kata Buya Yahya
Buya Yahya Ungkap Alasan Mengapa Salam dan Jabat Tangan Sangat Dianjurkan : Bukan Formalitas Kosong
Bersalaman atau berjabat tangan sering kita temukan pada seseorang ketika ia bertemu dengan sahabat, saudara, rekan kerja atau bahkan keluarganya.
Salam merupakan suatu doa agar orang dijumpainya tersebut bahagia dalam hidupnya dengan keselamatan dan kesejahteraan.
Tak hanya itu, salam juga berarti sebuah penghormatan atau tanda ketulusan.
Meski sangat sederhana, namun salam juga memiliki makna dan hikmah yang mendalam.
Hal tersebut disampaikan pendakwah Buya Yahya dalam sebuah kajian dakwahnya.
Kata Buya Yahya dikutip dari laman Al Bahjah, dengan bersalaman, seseorang dapat memahami betapa pentingnya ketulusan dan penghormatan dalam berjabat tangan dan makna mendalam dalam berjabat tangan.
Buya Yahya kemudian mengutip ajaran Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan bahwa ketika dua orang bersahabat kemudian berjabatan tangan, yang paling dekat kepada Allah adalah yang paling tulus dalam berjabatan tangan.
Ini mengisyaratkan bahwa tindakan sederhana ini memiliki dimensi spiritual yang dalam.
Berjabat tangan bukanlah sekedar formalitas kosong.
Ia mencerminkan ketulusan dalam bersahabat dan menunjukkan penghargaan kepada sahabat atau kawan kita.
Dalam konteks ini, ketulusan adalah kunci. Ketika kita merasa dekat dengan Allah dan tulus dalam berjabatan tangan, kita akan mendapat keberkahan.
Namun, tindakan berjabat tangan tidak hanya berhenti pada ketulusan.
Buya Yahya juga menekankan pentingnya penghormatan dalam berjabatan tangan.
Sebagian orang mungkin dengan cepat mencabut tangannya setelah bersalaman, tetapi sejatinya, ketika kita menghormati sahabat kita dengan menahan jabatan tangan untuk beberapa saat, itu adalah tanda penghormatan yang tulus.
Selain ketulusan dan penghormatan, ceramah Buya Yahya juga mengajarkan bahwa tata krama dan akhlak harus hadir dalam setiap aspek persahabatan kita.
Ketika kita bersahabat dalam berbagai bentuk, seperti dalam perusahaan dengan rekan kerja atau dalam rumah tangga dengan pasangan, makna persahabatan harus ada.
Persahabatan dalam sebuah perusahaan, misalnya, dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara karyawan dan bos.
Persahabatan dalam rumah tangga, antara suami dan istri, juga penting.
Pasangan yang mampu menjalin persahabatan dalam hubungan mereka akan lebih mampu mengatasi berbagai cobaan dan perbedaan.
Guru dan murid juga memiliki persahabatan yang unik. Sebagai guru, kita harus menjadi panutan dan sahabat bagi murid kita, membantu mereka tumbuh dan berkembang baik secara akademis maupun moral.
Dalam ceramah ini, Buya Yahya juga mengingatkan kita untuk menjauhi perilaku merendahkan sahabat, melakukan bullying, atau perilaku yang tidak pantas.
Semua ini bertentangan dengan ajaran Nabi Muhammad SAW yang menekankan pentingnya beradab dan berakhlak dalam berinteraksi dengan sesama.
Jadi, mari kita selalu ingat bahwa berjabat tangan bukan hanya sebuah tindakan fisik sederhana, tetapi juga merupakan ekspresi dari ketulusan, penghormatan, dan akhlak yang baik.
Dengan menghadirkan nilai-nilai ini dalam setiap aspek persahabatan kita, kita dapat menciptakan hubungan yang harmonis, penuh berkah, dan bermakna dalam kehidupan kita.
(Serambinews.com/Firdha Ustin)
Tak Disangka! Ternyata Boleh Berhubungan Tanpa Pakaian, Buya Yahya Ungkap Syaratnya |
![]() |
---|
Hukum Menambah Doa Ketika Sujud Dalam Shalat Pakai Bahasa Indonesia, Ini Tips Agar Shalat Tak Batal |
![]() |
---|
Mudah Emosi Setelah Menikah? Buya Yahya Beberkan Penyebab & Solusinya, Rumah Tangga Kembali Harmonis |
![]() |
---|
Mudah Emosi Setelah Menikah? Buya Yahya Beberkan Penyebab & Solusinya, Rumah Tangga Kembali Harmonis |
![]() |
---|
Rahasia Rezeki Lancar dan Hidup Tenang Jadi Penolak Bala, Ustaz Abdul Somad Bongkar 3 Amalan Dahsyat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.