Kisah Kopi Kampung di Singkil

Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Tidak ada tanaman kopi di Kabupaten Aceh Singkil.

Namun Aceh Singkil, memiliki kopi kampung.

Kampung merupakan sebutan bagi penduduk suku Singkil, berbahasa kade-kade.

Hal itu berdasarkan kebiasaan penduduk suku Singkil, yang menyebut dirinya orang kampung.

Lantaran di Aceh Singkil, tidak ada tanaman kopi. Maka sudah dipastikan kopi kampung bukan, berasal dari tanaman yang dibudidayakan penduduk setempat.

Biji kopi kampung berasal dari dataran Gayo. Ada juga yang berasal dari Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.

Lantas bagaimana bisa disebut kopi kampung?

Ada beragam kisah kopi hitam yang diseduh dengan air panas itu disebut kopi kampung.

Antara lain karena biji kopi ditumbuk di Aceh Singkil. Walau bijinya berasal dari luar daerah.

Teknis penumbukan khas penduduk Aceh Singkil, itulah yang menjadi alasan kuat disebut kopi kampung.

Versi lain menyebutkan, bahwa disebut kopi kampung, untuk membedakan dengan kopi sachet atau kopi instan kemasan.

Jika di warung meminta kopi kampung maka otomatis akan diberi kopi hitam.

"Kalau di warung minta kopi kampung maka akan diberi kopi hitam yang bubuknya dibikin di Aceh Singkil," kata David penduduk Gosong Telaga Barat, Singkil Utara, Kamis (25/4/2024).

Bubuk kopi kampung ini, banyak tersedia di warung-warung kecil maupun pasar tradisional.

Harganya cukup terjangkau. Warung kecil menjual dalam kemasan plastik kecil Rp 5 ribu.

Sebungkus plastik kecil kopi kampung bisa untuk minum kopi hingga lima kali.

Kopi kampung memiliki cita rasa berbeda dibandingkan kopi hitam lainnya.

Penikmatnya bisa membedakan jika kopi yang dinikmatinya merupakan kopi kampung atau bubuknya langsung dibeli dari luar daerah.

Penasaran datanglah ke Aceh Singkil untuk menikmati kopi kampung.(*)