Berita Banda Aceh

BI Gelar Aceh Economic Forum

AEF yang dimoderatori Pimpinan Perusahaan Serambi Indonesia, Mohd Din, itu menghadirkan dua narasumber yaitu Prof Dr Ir Bustanul Arifin MSc dan Dr Ali

Editor: mufti
SERAMBI/SYAMSUL AZMAN
PAPARKAN MATERI - Dua narasumber yang tampil di Aceh Economic Forum (AEF), Prof Bustanul Arifin dan Dr Alisuddin, sedang memaparkan materi. Kegiatan yang dimoderatori Mohd Din, berlangsung di Auditorium Teuku Umar, KPwBI Provinsi Aceh, Kamis (25/4/2024). 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, menyelenggarakan Aceh Economic Forum (AEF). Kegiatan yang digelar di Auditorium Teuku Umar, KPwBI Provinsi Aceh, Kamis (25/4/2024), mengangkat tema 'Peningkatan Nilai Tambah Melalui Hilirisasi Pertanian Dalam rangka Mendorong Perekonomian Aceh.'

AEF yang dimoderatori Pimpinan Perusahaan Serambi Indonesia, Mohd Din, itu menghadirkan dua narasumber yaitu Prof Dr Ir Bustanul Arifin MSc dan Dr Alisuddin SE MSi.

Prof Bustanul Arifin memaparkan kajian mengenai 'Jendela Peluang Pembangunan Ekonomi Aceh Strategi Hilirisasi Produk Unggulan'. Sementara Dr Alisuddin mengangkat materi tentang 'Hilirisasi Sektor Pertanian dan Perubahan Struktur Ekonomi Aceh.'

Usai memaparkan materi, Prof Bustanul Arifin pada awak media menyebut, untuk menumbuhkan perekonomian Aceh perlu dilakukan beberapa langkah, diantara hilirisasi pertanian dan membangun kawasan perindustrian di Aceh.

"Untuk meningkatkan nilai tambah di Aceh, bisa dilakukan dengan hilirisasi, kita sudah mengurai dan menemukan permasalahan ekonomi yang cukup serius, yakni karena kurangnya industri di Aceh," ungkapnya.

Selain fokus pada hilirisasi, kata Prof Bustanul, Bank Indonesia Perwakilan Aceh juga memiliki target mengendalikan inflasi. "Bank Indonesia memiliki target untuk mengendalikan inflasi, memang dari data yang kita lihat, angka inflasi untuk tahun 2023 di Aceh rendah, namun bukan tidak mungkin tahun 2024 angka inflasi di Aceh tinggi, ini perlu diperhatikan, untuk meningkatkan industrialisasi hilirisasi namun tidak menimbulkan inflasi," tandasnya.

Dikatakan, potensi pertumbuhan perekonomian di Aceh sangat tinggi. "Potensi penumbuhan perekonomian di Aceh luar biasa tinggi. Tadi kita sudah membahas mengenai beras, petani saat ini menghasilkan beras medium, sedikit yang premium, dengan dilakukan hilirisasi, akan meningkatkan kualitasnya, peningkatan itu harus dengan dukungan peningkatan produktivitas, seperti dengan adanya kilang padi berkapasitas lebih bagus, akan menimbulkan efisiensi tinggi, bisa menghasilkan beras lebih baik dan nilai jual lebih tinggi," ungkap Guru Besar Universitas Lampung tersebut.

Selanjutnya, Kepala Perwakilan BI Aceh, Rony Widijarto menyebut, hilirisasi pertanian, akan membuat akselerasi ekonomi di provinsi ujung barat Indonesia.

"Strategi untuk akselerasi ekonomi di Aceh, bisa dilakukan dengan hilirisasi pertanian, hal ini berdasarkan asesmen yang sudah kami lakukan, potensi pertanian sangat tinggi untuk meningkatkan perekonomian, artinya jika ingin tumbuh, kita harus memaksimalkan potensi ini," sebutnya. 

Sementara Asisten II Setda Aceh, Ir Mawardi, mengatakan, Pemerintah Aceh bukan hanya fokus pada pertumbuhan perekonomian, lebih dari itu fokus pada hilirisasi.

"Kebijakan Pemerintah Aceh untuk mensejahterakan masyarakat, kita bukan hanya berfokus pada pertumbuhan, selain itu pada hilirisasi, kita akan terus berbenah menuju arah industrialisasi," tutupnya.(sa)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved