Konflik Palestina vs Israel

Telah Lakukan Operasi Militer Berbulan-bulan, Kochavi Akui Sulit Bunuh Petinggi Hamas & Al-Qassam

Kochavi mengakui sangat sulit untuk memburu Yahya Sinwar, yang juga dikenal sebagai pemimpin gerakan Perlawanan Palestina Hamas di Gaza.

Editor: Amirullah
MAHMUD HAMS/AFP
Ketua sayap politik gerakan Hamas Palestina di Jalur Gaza Yahya Sinwar menghadiri rapat umum untuk mendukung masjid al-Aqsa Yerusalem di Kota Gaza pada 1 Oktober 2022. Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar dikabarkan dikepung dan terisolasi di dalam bungkernya. Pengepungan itu terjadi saat tentara Israel masuk ke Gaza. 

SERAMBINEWS.COM - Eks Komandan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Aviv Kochavi memberikan pernyataan soal kegagalan Israel dalam upaya membunuh petinggi Hamas.

Diketahui Kochavi bahkan mundur dari jabatannya, lantaran kegagalan tersebut.

Kochavi mundur sekitar 9 bulan sebelum operasi militer Banjir Al-Aqsa dilancarkan oleh Perlawanan Palestina, pada 7 Oktober 2023.

Kochavi mengakui sangat sulit untuk memburu Yahya Sinwar, yang juga dikenal sebagai pemimpin gerakan Perlawanan Palestina Hamas di Gaza.

Tidak hanya Yahya, tapi juga Mohammed Al-Deif, Panglima Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas.

Awalnya Kochavi mengakui bahwa Israel menganggap Iran sebagai ancaman nyata, dan tidak menganggap Gaza sebagai potensi bahaya, mengutip Palestine Chronicle.

“Kami tidak menganggap Gaza sebagai ancaman nyata,Iran adalah prioritas utama kami,” katanya.

Namun, Kochavi mengatakan bahwa pada tahun 2021, IDF melihat perubahan dalam Hamas dan menunjukkan bahwa sesuatu yang baru sedang terjadi.

Mantan kepala staf Israel itu juga menyebut kesadaran ini mengarah pada keputusan pembunuhan Sinwar dan al-Deif.

“Kami mencoba (membunuh Sinwar dan al-Deif, dan itu sulit," ujarnya.

Kawasan Gaza yang padat penduduk membuat IDF sulit untuk menemukan petinggi Hamas dan Al-Qassam tersebut.

"Di daerah padat penduduk dan banyak bangunan, hal ini sangat sulit dilakukan. Jadi kami telah bekerja selama berbulan-bulan untuk (melaksanakan) operasi tersebut, namun kami tidak bisa,” kata Kochavi.

Update Korban di Gaza

Israel masih terus menggempur Jalur Gaza sebagai pembalasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.


Serangan brutal Israel tersebut banyak menewaskan warga sipil Gaza, mengutip Anadolu Agency.

Sebanyak 34.900 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved