Serambi Awards 2024
Darul Ihsan Pelopor Kurikulum Dayah Terpadu
Dayah Darul Ihsan saat ini merupakan periode baru sekaligus lanjutan dari dayah tradisional yang sebelumnya didirikan oleh ulama besar Aceh
Nama Darul Ihsan tentu sudah tidak asing lagi terdengar dalam dunia pendidikan Islam di Aceh.
Darul Ihsan menjadi salah satu dayah yang diperhitungkan dan bersanding dengan nama-nama pesantren besar lainnya yang ada di Serambi Mekkah.
Banyak orang tua dari berbagai pelosok Aceh berlomba-lomba untuk menyekolahkan anaknya di pesantren modern ini. Tak terkecuali dari luar Aceh, bahkan dari negara tetangga, seperti Malaysia dan Thailand, juga turut mengirim anaknya ke dayah yang berlokasi di Gampong Siem, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar.
Dayah Darul Ihsan, juga dikenal dengan nama Dayah Darul Ihsan Abu Krueng Kalee, merupakan salah satu dayah terpadu terbesar dan juga termasuk salah satu yang tertua di Aceh.
Dayah Darul Ihsan saat ini merupakan periode baru sekaligus lanjutan dari dayah tradisional yang sebelumnya didirikan oleh ulama besar Aceh, Abu Krueng Kalee pada masa kolonial Belanda.
Di bawah Yayasan Darul Ihsan, pesantren yang telah bertransformasi dari salafi menjadi dayah modern dan terpadu ini sukses mengembalikan masa kejayaannya seperti sediakala.
Lebih jauh, Darul Ihsan tumbuh pesat dan menjadi pelopor kurikulum dayah terpadu di Aceh.
Sejak diresmikan kembali pada 1999, Darul Ihsan menggabungkan tiga kurikulum.
Pertama, Dayah ini menerapkan metode pendidikan madrasah formal yang mengacu pada kurikulum Kementerian Agama.
Kedua, Darul Ihsan masih mempertahankan sistem pembelajaran dayah tradisional, seperti pada umumnya. Dan ketiga, adanya sentuhan kurikulum dayah modern.
Adanya kurikulum terpadu dianggap penting, karena untuk menghindari dikotomi antara pelajaran umum dan pelajaran Dayah. Karena ada beberapa Dayah.
Guru, pengurus, dan santri saling rebutan jam belajar. Dan di Darul Ihsan, setelah ada kurikulum terpadu, semua pelajaran adalah pelajaran Dayah, termasuk pelajaran umum.
Maka ada biologi dan matematik, pelajaran IPA masuk malam hari.
"Yayasan Darul Ihsan melihat bahwa santri perlu ditempah ilmu pendidikan agama islam yang mumpuni. Jika tidak, santri yang sekolah di tingkat tsanawiyah dan aliyah tidak mendapatkan ilmu yang kuat. Maka dipilih memadukan beberapa kurikulum," kata Wakil Pimpinan Bidang Humas Darul Ihsan, Tgk Mustafa Woyla.
Sistem pendidikan terpadu yang diterapkan Darul Ihsan ini membuat alumninya memperoleh dua ijazah, nyakni, ijazah Madrasah MA/SMK dan ijazah Dayah. Dan kedua-nya diakui oleh Kementerian Agama.
Selain itu, lulusan Darul Ihsan juga memiliki kemampuan dalam berbahasa Arab maupun inggris, karena kedua bahasa tersebut merupakan bahasa wajib yang harus digunakan oleh santri sehari-hari selama mondok.
Juga diwajibkan hafal alquran dalam program regular 3-4 juz. Adapun di kelas ekstra kurikuler bakat minat, ada yang khatam 30 juz.
Baca juga: Sinergi Membangun Negeri, Serambi Award 2024 Berlangsung Semarak
Kurikulum terpadu
Tgk Mustafa mengatakan, sebelum ada pergub kurikulum, sistem pembelajaran yang dijalankan, baik dayah terpadu dan dayah tahfiz, tidak memiliki acuan khusus.
Sistem pembelajaran yang diterapkan oleh dayah-dayah di Aceh, digerakkan sesuai dengan kebijakan masing-masing lembaga.
Hingga, pada tahun 2018, Dinas Pendidikan Dayah Aceh yang kala itu dipimpin oleh Usamah El-Madny S.Ag MM, mengundang para pimpinan dayah terpadu/modern untuk membahas persoalan kurikulum lembaga pendidikan Islam Aceh.
Ini adalah awal mula diambil kurikulum darul ihsan menjadi standar baku kurikurulum yang dipergub-kan.
Tgk Mustafa Woyla bercerita, ada beberapa pimpinan dayah modern ternama di Aceh yang diundang dalam pertemuan yang prakarsai oleh Dinas Pendidikan Dayah Aceh, untuk menyusun kurikulum dayah yang memadukan pendidikan dayah tradisional dan kemenag di Aceh.
Dalam pertemuan itulah, Ayah Faisal (Pimpinan Dayah Darul Ihsan) memaparkan kurikulum terpadu yang telah disusun oleh tim dewan guru bersamanya.
Karena dianggap lebih lengkap karena disusun oleh tim dari berlagai latar pendidikan, maka kurikulum Dayah Darul Ihsan terpilih menjadi bahan utama dimasukkan dalam peraturan gubernur untuk sistem pembelajaran dayah-dayah terpadu di Aceh.
Kami menilai di internal, ada keberhasilan kurikulum kami, terlihat menjuarai lomba baca kitab kuning hingga tingkat nasional, dan juga juara pada lomba pelajaran IPA, Sains dan teknologi.
Walaupun menang pada lomba bukan tujuan kurikulum kami, setidaknya itu menjadi tolak-ukur capaian pembelajaran.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.