Berita Meulaboh
Sering Mati Lampu, Mahasiswa Demo PLN Meulaboh, Tuntut Ganti Rugi Kerusakan Elektronik
Saat aksi, pengunjukrasa ikut membawa alat-alat elektronik di kantor PLN seperti kipas angin dan blender yang rusak akibat listrik hidup dan mati.
Penulis: Sadul Bahri | Editor: Nur Nihayati
Saat aksi, pengunjukrasa ikut membawa alat-alat elektronik di kantor PLN seperti kipas angin dan blender yang rusak akibat listrik hidup dan mati.
Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat
SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Mahasiswa yang tergabung dalam gerakan masyarakat umum raya (Gempur) Aceh Barat melakukan aksi demo ke Kantor PLN UP3 Meulaboh, Kamis (6/6/2024) terkait kegaduhan pemadaman listrik.
Para mahasiswa yang melakukan aksi di halaman Kantor PLN di jalan Swadaya Meulaboh menuntut adanya kompensasi dan ganti rugi kerusakan alat-alat elektronik yang sudah sangat merugikan masyarakat akibat hidup mati listrik.
Saat aksi, pengunjukrasa ikut membawa alat-alat elektronik di kantor PLN seperti kipas angin dan blender yang rusak akibat listrik hidup dan mati.
Baca juga: Sempat Mati, Lampu Jalan di Kawasan Meunasah Krueng Aceh Besar Diperbaiki
"Kita meminta Pemerintah Aceh agar membangun pengaturan energi kelistrikan di Aceh jangan di atur oleh Sumatera Utara," kata Koordinator Aksi, Deni Setiawan kepada wartawan, Kamis (6/6/2024).
Aksi tersebut dilakukan imbas dari maraknya pemadaman listrik yang dilakukan oleh PLN dalam beberapa hari terakhir akibat gangguan suplai arus listrik di kawasan Aceh khususnya Aceh Barat.
“Kami hari ini menuntut hak ganti rugi sesuai dengan UU ciptaker dan menuntut hak kompensasi dampak dari pemadaman listrik ini sesuai dengan Peraturan Menteri (Permen) tahun 2019,” ujar Deni setiawan.
Baca juga: Mati Lampu Saat Pertandingan Indonesia Open 2023, PBSI Berikan Klarifikasi
Lebih lanjut dikatakan Deni, ia menuntut pemerintah Aceh untuk segera membangun pusat unit pengaturan energi kelistrikan di Aceh agar Aceh tidak bergantung dan diatur oleh Sumatera utara terkait pembagi arus listrik.
“Pembangkit listriknya ada di Aceh, tapi kita harus membeli listrik ke Sumatera Utara,” kata Deni.
Ia juga, mengharap Pemerintah Aceh jangan tidur dalam kegelapan rakyatnya dan PLN jangan hanya berkomentar beralasan kerusakan ini dan itu, sedangkan kompensasi dan pertanggungjawaban atas kerusakan alat elektronik akibat pemadaman PLN tidak bisa bertanggung jawab.
“Jika tuntutan kita tidak dipenuhi, kita akan melakukan pemboikotan kantor PLN, dan kita juga mengajak semua masyarakat dan elemen mahasiswa di Aceh untuk melakukan pemboikotan bersama di kantor-kantor PLN yang ada di daerah masing-masing,” ungkapnya.
Menanggapi aksi tersebut, Manager PLN UP3 Meulaboh, Aditya Setiawan mengatakan, bahwa pihaknya akan menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pimpinan lebih tinggi dan akan dijawab pada Senin 10 Juni 2024 mendatang terhadap tuntutan mahasiswa tersebut.
Karena pihaknya hanya pelayanan, sementara kebijakan ada pada pimpinan, apalagi menyangkut kompensasi dan ganti rugi seperti dimintakan.
“Kejadian ini bukan hanya terjadi di Meulaboh saja tapi musibah secara sistem ini terjadi di wilayah Sumatera secara keseluruhannya,” jelas Aditya.
PLN tetap menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat, PLN memahami kondisi yang terjadi dan berharap masyarakat dapat menyikapi permasalahan ini dengan saling support satu sama lain.(*)
Sambut Hari Kemerdekaan 17 Agustus, Kemenag Aceh Barat Gowes Keliling Kota Meulaboh |
![]() |
---|
Konsulat Jenderal Jepang Resmikan Gedung Edukasi Tsunami, Upaya Memperkuat Mitigasi Bencana di Aceh |
![]() |
---|
Agar Makin Dekat dengan Pelanggan, AkzoNobel Resmikan Dulux Experience Store Pertama di Aceh |
![]() |
---|
Terkait Pemadaman Listrik di Sungai Mas, Ini Penjelasan PLN Meulaboh |
![]() |
---|
Prof Jasman Paparkan Keterbukaan Informasi di KIP RI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.