Kisah Pria Singapura, Berusia 70 Tahun Tapi Punya Ginjal Usia Hampir 100 Tahun,Ini Cerita Dibaliknya
Sosok pria berusia 70 tahun yang memiliki ginjal berusia hampir 100 tahun itu Bernama Kong Fook Seng.
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM - Kisah hidup seorang pria di Singapura belakangan ini menjadi sorotan dunia.
Bagaimana tidak, pria tersebut memiliki organ tubuh yang usianya lebih tua dari usianya sendiri.
Ia memiliki ginjal yang berusia hampir 100 tahun.
Sementara usia pria itu baru akan memasuki 70 tahun.
Meski memiliki organ ginjal yang jauh lebih tua dari usianya, namun pria tersebut memiliki tubuh yang sehat.
Lantas, bagaimana cerita dibalik kejadian unik yang dialami oleh pria tersebut?
Alami gangguan pada ginjal
Sosok pria berusia 70 tahun yang memiliki ginjal berusia hampir 100 tahun itu Bernama Kong Fook Seng.
Ginjal lebih tua tersebut merupakan milik mendiang ayahnya, Kong Wing Hing, yang merelakan organnya agar sang anak tak lagi kesakitan.
"Menerima ginjal dari ayah saya adalah berkah Tuhan, dibandingkan harus berbaring di tempat tidur untuk melakukan cuci darah," kata Kong, dilansir Kompas.com dari The Straits Times, Selasa (11/6/2024).
Baca juga: Efek Sampingnya Suntik Infus Whitening, Bisa Memicu Gangguan Ginjal, Ini Kata Dokter
Diketahui, Kong bekerja sebagai design project management di sebuah perusahaan semikonduktor.
Kisahnya yang hidup dengan organ ginjal yang berusia lebih tua darinya ini dimulai sejak ia didiagnosis menderita glomerulonefritis kronis pada 1975.
Menurut National Kidney Foundation, glomerulonefritis merupakan sekumpulan penyakit yang menyerang penyaring darah kecil pada ginjal yang disebut glomeruli.
Ketika bagian ini terluka, ginjal tidak dapat membuang limbah dan cairan berlebih dalam tubuh.
Saat penyakit tersebut berlanjut, ginjal bisa berhenti bekerja sepenuhnya, sehingga mengakibatkan gagal ginjal.
Kondisi kesehatan semakin memburuk
Kong menceritakan, sebelum mendapat diagnosis, dia kerap bermain sepak bola sebagai olahraga rutin.
Namun, perlahan-lahan, Kong mulai kehilangan kekuatan hanya untuk menendang bola.
"Usai pertandingan, saya harus berbaring di lapangan selama satu jam sebelum bisa bangun untuk pulang," ujarnya.
Saat-saat itu, Kong mengaku menjadi sangat lesu dan mudah lelah.
Dia bahkan membutuhkan waktu 15 menit untuk menaiki tangga menuju jembatan layang.
"Saya bahkan harus duduk saat tidur, kalau tidak saya akan kesulitan bernapas," tambah Kong.
Baca juga: Benarkah Konsumsi Makanan yang Dibuat dengan Ulekan Batu Picu Batu Ginjal? Dokter Beberkan Faktanya
Konsultan senior pengobatan ginjal di Singapore General Hospital (SGH), Sobhana Thangaraju menyampaikan, ketidakmampuan Kong untuk bernapas saat berbaring disebabkan adanya penumpukan cairan pada paru-parunya.
Glomerulonefritis kronis sendiri berkembang secara diam-diam selama beberapa tahun dan dapat menyebabkan kerusakan parah, yang berujung pada gagal ginjal permanen.
Pada 1980, saat Kong Fook Seng berusia 26 tahun, penyakit glomerulonefritis kronis telah membuat organ ginjalnya gagal berfungsi.
Sejak itu, Kong menjalani dialisis peritoneal untuk membantu membuang limbah dan cairan ekstra melalui pembuluh darah yang melapisi dinding perut.
Kendati demikian, hari keempat menjalani cuci darah, rasa sakit yang dirasakan semakin menyiksa hingga memaksanya mengonsumsi morfin untuk meringankan penderitaan.
"Saya juga merasa kedinginan, sehingga tiga selimut dan botol air panas yang diberikan kepada saya tidak membantu," kata dia.
Kong tercatat terus melakukan hemodialisis atau cuci darah selama tiga sampai empat bulan setelah didiagnosis gagal ginjal.
Prosedur medis ini melibatkan sebuah mesin yang membantu mengeluarkan darah dari tubuh pasien, menyaringnya melalui ginjal buatan, dan mengembalikan darah bersih ke tubuh.
Baca juga: Awalnya Sakit Maag, Pasien Disuntik Berbagai Cairan oleh Bidan hingga Ginjal Rusak dan Meninggal
Ayah Kong mendonorkan organ ginjalnya
Kong mengatakan, dokter yang menanganinya, Profesor Woo Keng Thye, yang saat ini menjabat sebagai konsultan emeritus di SGH, meminta saudara-saudaranya maju menjalani tes guna mengetahui kecocokan menjadi donor.
Kong beruntung sang ayah dan saudara lelakinya cocok untuk mendonorkan salah satu ginjal mereka.
Sebab, jika tak ada kecocokan, Kong harus menunggu delapan sampai sembilan tahun sebelum mendapatkan ginjal dari donor kadaver atau orang yang sudah meninggal.
"Meski kakak saya disiapkan, tapi ayah saya yang mendonorkan ginjalnya," ucap Kong.
Pada tahun yang sama, seorang ahli bedah di SGH kemudian melakukan transplantasi untuk memindahkan ginjal sang ayah yang berusia 54 tahun kepada tubuh Kong Fook Seng.
Asia One sebagaimana dilansir dari Kompas.com mengabarkan, pemberian tanpa pamrih dari ayah Kong tersebut telah memberikan harapan baru bagi Kong untuk kembali menjalani kehidupan normal.
Ia bisa bertahan hidup dalam waktu yang cukup lama hingga akhirnya menikah dan dikaruniai sang anak.
Kong menikahi kekasihnya, Vikki Tan, yang telah bersamanya sejak 1978 ketika bertemu di tempat kerja pertamanya.
Saat ini, keduanya telah dikaruniai seorang putra dan putri.
Meski Kong telah bertahan hidup selama 44 tahun dengan ginjal ayahnya, dia bukanlah penerima transplantasi ginjal yang paling lama bertahan hidup.
Charlotte Markle (81) misalnya, telah hidup lebih lama, setelah menjalani transplantasi 58 tahun yang lalu pada 1966.
Baca juga: Setelah Pengangkatan Batu Ginjal, Parto Patrio Jalani Operasi Cabut Tabung Stent, Begini Kondisinya
Ginjal pemberian ayah bertahan hingga 40 tahun
Setelah donor selesai, Kong dapat melanjutkan aktivitas normal dan kembali bekerja dalam waktu empat hingga enam minggu.
Di sisi lain, sang ayah yang menjadi donor juga dapat beraktivitas normal setelah transplantasi.
Sobhana mengungkapkan, sebagian besar donor dapat berumur panjang dan sehat dengan satu ginjal, bahkan memiliki hasil kesehatan yang sangat baik.
Mereka juga melakukan pemeriksaan lanjutan secara rutin untuk memastikan ginjal tetap berfungsi normal.
Menurut Sobhana, ginjal dari donor yang sudah meninggal dapat bertahan sekitar 15 tahun, sedangkan dari donor hidup dapat bertahan selama 20 tahun.
Namun, transplantasi ginjal Kong yang bertahan selama lebih dari 40 tahun, dengan ginjal yang kini memasuki usia 98 tahun, adalah kasus yang lebih jarang terjadi.
Kong mengungkapkan, ayahnya terus berlatih qigong, sebuah latihan tradisional China, setelah mendonorkan ginjalnya.
Baca juga: Resep Masalah Ginjal dari dr Zaidul Akbar, Minum Akar Alang-alang, 14 Hari Sembuh
Metode latihan sekaligus meditasi tersebut membantu sang ayah tetap berbadan bugar dan berumur panjang hingga 83 tahun.
Tidak hanya ayahnya, Kong juga menjalani hidup sehat dan kembali berolahraga, salah satunya dengan menjadi peserta dalam ajang World Transplant Games.
"Saya bahkan menjadi pembawa bendera pada 1989," tuturnya.
Kini, meski sang ayah tak lagi di dunia, Kong masih dapat merasakan kehadirannya melalui ginjal yang terus hidup di usianya yang akan menginjak 70 tahun pada Oktober mendatang.
(Serambinews.com/Yeni Hardika/Kompas.com)
BACA BERITA LAINNYA DI SINI
Imbau Pendemo tidak Terprovokasi, Kapolda: Kita Buktikan Aceh Bumi Serambi Mekkah |
![]() |
---|
Dandim Abdya Beni Maradona Ajak Masyarakat Jaga Kondusifitas |
![]() |
---|
Prof Humam Hamid Soal Aksi Demo: Aceh Kondusif, Bukan Berarti Tidak Peduli |
![]() |
---|
Pohon Tumbang Ditabrak Mobil di Aceh Tamiang, Lalu Lintas ke Banda Aceh Sempat Terhambat |
![]() |
---|
Judi Online Meresahkan Masyarakat, Wakil Bupati Aceh Singkil Ingatkan Peran Keluarga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.