Prof Humam Hamid Soal Aksi Demo: Aceh Kondusif, Bukan Berarti Tidak Peduli

Meski Aceh terlihat diam, bukan berarti masyarakatnya terputus dari arus besar yang terjadi di pusat.

Penulis: Rianza Alfandi | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/HANDOVER
DIASPORA GLOBAL ACEH - Sosiolog Prof. Dr. Ahmad Humam Hamid, MA, menjadi pembicara pada acara diskusi yang digelar oleh Diaspora Global Aceh di Hotel Ambhara, Jakarta, Rabu (20/8/2025). 

Laporan Rianza Alfandi | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Di tengah gelombang demonstrasi yang mengguncang Jakarta dan sejumlah kota-kota besar Indonesia, Aceh tampak jauh lebih tenang dan relatif tidak terlibat dalam ketegangan politik nasional. 

Aksi-aksi yang digelar oleh gerakan mahasiswa di Aceh, sama sekali tidak menimbulkan perpecahan dan anarkis. 

Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala (USK), Prof. Humam Hamid, menjelaskan fenomena ini dengan menggunakan kerangka rizoma yang dikembangkan filsuf Prancis, Gilles Deleuze dan Félix Guattari. 

Menurutnya, meski Aceh terlihat diam, bukan berarti masyarakatnya terputus dari arus besar yang terjadi di pusat.

“Gerakan massa di Jakarta bisa dilihat sebagai struktur rizomatik, terhubung melalui berbagai titik kecil dan seringkali tidak terlihat dari permukaan,”  ujar Prof Humam kepada Serambinews.com, Sabtu (30/8/2025) malam.

“Aceh, dengan keunikannya, beroperasi dalam cara yang sama, tersebar, tersembunyi, namun tetap terhubung dalam jaringan sosial yang tak langsung dan tidak terstruktur,” ujarnya.

“Aceh tidak perlu ikut serta dalam protes besar untuk menunjukkan bahwa mereka tetap terhubung dengan dinamika sosial yang lebih besar di negara ini,” lanjutnya.

Baca juga: Susul Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Eko Patrio dan Uya Kuya Juga Dinonaktifkan Dari DPR RI

Kompleksitas masalah lokal

Prof. Humam menilai, keunikan Aceh terletak pada kelelahan panjang pascakonflik dan kompleksitas masalah lokal yang sangat mendalam. 

Sejarah panjang konflik, rekonsiliasi yang sulit, dan ketidakmampuan untuk menikmati hasil perdamaian membuat banyak orang Aceh merasa lelah dan lebih memilih untuk membenahi diri sendiri daripada terlibat dalam hiruk-pikuk politik pusat. 

Masalah-masalah seperti kemiskinan, ketimpangan pembangunan, dan kesenjangan sosial yang terus membebani, lebih mendesak rakyat Aceh daripada berpartisipasi dalam protes besar yang tidak langsung berdampak pada kehidupan sehari-hari.

Kendati demikian, ia menegaskan bahwa ketenangan Aceh bukan berarti masyarakat sepenuhnya tidak peduli. 

Protes bisa saja muncul, namun dalam skala lebih kecil dan terfokus pada isu-isu lokal. 

“Gerakan ini tidak akan sebesar demonstrasi di Jakarta, dan kota-kota lain, tetapi tetap terhubung melalui jaringan rizomatik yang saling mendukung. Aceh bisa ikut dalam gelombang nasional, tetapi bukan dengan cara yang menggelegar atau masif,” jelasnya. 

Baca juga: VIDEO - Ngeri! Detik-detik Massa Rebutan Uang dari Rumah Sahroni

Demo di Polda Aceh Kondusif

Salah satu aksi demonstrasi yang baru-baru ini terjadi di Aceh yakni muncul gerakan massa dari Gerakan Solidaritas Rakyat Aceh, pada Jumat (29/8/2025). 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved