Info BKKBN

Momentum Hari Keluarga Nasional: Menko PMK Optimistis Angka Stunting Di Bawah 20 Persen

Menko PMK Muhadjir Effendy, mengapresiasi gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting yang dilakukan di seluruh Indonesia

Editor: IKL
ist
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengapresiasi gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting yang dilakukan di seluruh Indonesia dan optimistis angka stunting di 2024 berada di bawah 20 persen. 

“Semoga dengan waktu 10-15 tahun kita bisa mentransformasikan bonus demografi menjadi bonus kesejahteraan dan kita bisa keluar dari 'middle income trap' (MIT),“ ujar dokter Hasto.

MIT adalah sebuah kondisi di mana negara-negara berpendapatan menengah sulit meningkatkan posisi mereka ke pendapatan tinggi.

Sisi lain yang harus menjadi perhatian, sesuai arahan Presiden Jokowi, adalah membangun bangsa dan negara harus dimulai dari keluarga.

Begitu juga Kampung Keluarga Berkualitas (KB) harus ada di seluruh Indonesia. Artinya, semua desa menjadi Kampung Keluarga Berkualitas. Ukuran kualitas keluarga ditentukan tiga hal yaitu tenteram, mandiri dan bahagia.

“Yang paling tercapai adalah kebahagiaan, angkanya 71,86. Ini menunjukan bahwa keluarga-keluarga di Indonesia meskipun belum punya kemandirian yang baik, alhamdulillah bahagia.”

“Sementara kemandirian angkanya paling rendah. Ketenteraman lumayan angkanya 59, namun kebahagiaan paling menonjol. Inilah bangsa kita yang penuh dengan gotong royong, nilai-nilai Pancasila membawa kita bahagia,” ucapnya.

Dokter Hasto menyebut provinsi dengan penduduk besar seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Sumatera Utara. Dari keempat Provinsi ini tertinggi nilai angka kebahagiaanya adalah Jawa Tengah 62,9.

Adapun kemandirian tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Riau. Ini menunjukkan bahwa keluarga-keluarga berkemakmuran dan berkesejahteraan berada di provinsi tersebut.

Oleh karena itu lanjutnya, dari keluarga yang berkualitas diharapkan akan melahirkan anak-anak cerdas dan terbebas dari stunting.

Stunting membawa dampak tidak cerdas dan pertumbuhan otaknya mengalami defisit sehingga kemampuan intelektual skillnya tidak optimal. "Kita boleh bersedih tapi tidak perlu minder ketika IQ kita masih di 78 dengan urutan ke 130," ujarnya.

Baca juga: BKKBN Aceh dan Babinsa Kodim 0104/ Aceh Timur Raih Penghargaan Tingkat Nasional

Lanjutnya, "Hari Ini, kualitas SDM tidak cukup diukur dengan Human Development Index (HDI) tetapi dengan Human Capital Index (HCI) dan urutan HCI kita juga masih di bawah."

Semua parameter itu berhubungan dengan stunting. Oleh karena itu BKKBN bersama mitra kerja dan masyarakat mempercepat penurunan stunting. "Semua tim bergerak dengan baik. Ini satu upaya untuk memperbaiki semua," ujar dokter Hasto.

● Kemiskinan Ekstrem

Bicara perkawinan usia anak, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, menyampaikan komitmennya.
“Kami akan terus menekan perkawinan dini, menekan kasus perceraian pada keluarga dan mengupayakan mental health bagi masyarakat.”

Nana Sudjana mengatakan, Jawa Tengah masih terus berjuang untuk meminimalisir kemiskinan ekstrem dan mengendalikan laju inflasi. Hal ini korelasinya sangat erat dengan upaya mewujudkan keluarga tenteram, mandiri dan bahagia.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved