Berita Aceh Barat

Siswa di SMPN 1 Woyla Timur Belajar di Lantai: Plt Kadisdik Saya Belum Dapat Informasi

"Kita belum dapatkan laporan dari kepala sekolah, dan akan segera kita cek informasi ini," ungkap Abdurrani.

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Para siswa SMPN 1 Woyla Timur, Kabupaten Aceh Barat mengikuti proses belajar dan mengajar di lantai akibat tidak ada kursi dan meja, Senin (16/7/2024) 

Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Kondisi memprihatinkan terjadi di SMPN 1 Woyla Timur, Kabupaten Aceh Barat, setelah bencana banjir pada tahun 2023 lalu menyebabkan sekolah tersebut tanpa kursi dan meja yang memadai.

Para siswa terpaksa belajar di lantai, menggarisbawahi tantangan serius dalam pendidikan di daerah ini.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Barat, Abdurrani saat dikonfirmasi Serambinews.com, Selasa (16/7/2024) menanggapi ada sekolah dimana siswanya terpaksa belajar di lantai, dirinya mengaku belum mengetahui perihal informasi itu.

"Kita belum dapatkan laporan dari kepala sekolah, dan akan segera kita cek informasi ini," ungkap Abdurrani.

Ketidak adanya kursi dan meja ini menyoroti urgensi untuk pemulihan infrastruktur sekolah pasca-bencana, serta menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap kualitas pendidikan di SMPN 1 Woyla Timur.

Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya koordinasi antara pemerintah daerah dan sekolah dalam memastikan fasilitas pendidikan yang memadai bagi para siswa.

Baca juga: Seluruh Siswa SMPN 1 Woyla Timur Terpaksa Belajar di Lantai Akibat tak ada Meja dan Kursi

Abdurrani menegaskan komitmennya untuk segera menindaklanjuti informasi ini, dalam konteks ini, responsivitas dan transparansi dalam penanganan masalah pendidikan menjadi krusial bagi kemajuan pendidikan di Aceh Barat.

Berita sebelumnya, Kondisi memprihatinkan terjadi di SMP Negeri 1 Woyla Timur, di Desa Pasi Janeng, Kecamatan Woyla Timur, Kabupaten Aceh Barat, di mana siswa-siswi terpaksa belajar di lantai sejak setengah tahun lalu.

Hal ini disebabkan oleh tidak adanya meja dan kursi yang belum diganti sejak terkena dampak banjir pada akhir tahun 2023.

Ketua Komite SMAN 1 Woyla Timur sekaligus merangkap diperbantukan sebagai Komite SMPN 1 Woyla Timur, Nyak Hasan (Yah Nong) kepada Serambinews.com, Selasa (16/7/2024) mengatakan, bahwa kondisi sekolah tersebut sangat berdampak serius terhadap kualitas pembelajaran.

Dikatakannya, meskipun sudah ada upaya dari pihak sekolah dan komite untuk menyampaikan proposal ke pemerintah daerah, Dinas Pendidikan dan DPRK, namun sejauh ini belum ada tanggapan yang memadai.

"Kami berharap pemerintah dapat segera merespons kebutuhan sekolah ini agar proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik," harapnya.

Menurutnya, kondisi itu tidak hanya mempengaruhi siswa, tetapi juga guru yang tidak memiliki meja dan kursi untuk mengajar.

Buku-buku pelajaran yang tersedia juga mengalami kerusakan akibat terendam banjir, mempersulit proses belajar mengajar di sekolah tersebut.

Baca juga: Pj Bupati Aceh Besar Iswanto Donor Darah Rutin ke-25 di PMI Banda Aceh, Ajak ASN Aktif Donor Darah

Dalam situasi di mana pendidikan seharusnya menjadi prioritas utama, kondisi SMPN 1 Woyla Timur membutuhkan perhatian serius dari Dinas Pendidikan dan pemerintah setempat untuk memastikan semua anak-anak mendapatkan lingkungan belajar yang aman dan kondusif.

Sementara Kepala Sekolah SMPN 1 Woyla Timur, Rusni H membenarkan para siswanya dari kelas I hingga kelas III semuanya terpaksa harus belajar di lantai akibat tidak ada meja dan kursi yang hancur akibat terendam banjir.

Karena kursi terbuat terbuat dari bahan triplek sehingga sangat mudah lapuk dan rusak ketika terkena air.

"Semua siswa kami, sudah lebih dari setengah tahun belajar di lantai karena meja dan kursi sekolah hancur akibat banjir.

Kami sangat membutuhkan bantuan untuk mengatasi kekurangan fasilitas ini," ungkapnya dengan nada prihatin.

Disebutkan di sekolah tersebut para siswa berjumlah sekitar 84 orang, dan hal terpenting saat ini sekolah tersebut juga membutuhkan pengadaan buku-buku sekolah karena buku sebelumnya telah rusak karena basah terendam banjir.(sb)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved