Lhokseumawe
Paslon Bermunculan Jelang Pilkada Lhokseumawe 2024, Haji Domet: Harus Optimalkan Potensi Perikanan
“Selaku putra Kota Lhokseumawe yang lahir dan besar di pinggir laut, saya melihat kota di tepi Selat Malaka ini punya potensi dasar yang...
Penulis: Zaki Mubarak | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Zaki Mubarak | Lhokseumawe
SERAMBINEWES.COM,LHOKSEUMAWE - Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Lhokseumawe Tahun 2024 diprediksi akan berlangsung meriah. Pasalnya, saat ini banyak pasangan bakal calon (Paslon) yang sudah bermunculan atau disebut-sebut akan maju pada Pilkada Lhokseumawe Tahun 2024.
Ada Paslon yang sudah diumumkan ke publik oleh partai politik yang akan mengusungnya, dan ada juga yang belum diungkapkan secara terbuka. Menanggapi dinamika politik tersebut, MJ Khairul biasa dipanggil Haji Domet, yang merupakan tokoh pemuda Pusong Kota Lhokseumawe memberikan pandangannya tentang sektor perikanan yang dianggap penting mendapatkan perhatian serius Wali Kota terpilih kedepannya.
Ia berharap hal ini menjadi diskusi para Paslon dan timnya serta masyarakat Kota Lhokseumawe mulai sekarang sehingga diharapkan akan lahir wacana konkret menyangkut pengembangan potensi perikanan Kota Lhokseumawe.
“Selaku putra Kota Lhokseumawe yang lahir dan besar di pinggir laut, saya melihat kota di tepi Selat Malaka ini punya potensi dasar yang sangat besar di sektor perikanan. Namun, Pemkot Lhoksemawe tampaknya belum memberikan perhatian serius untuk mengoptimalkan potensi tersebut,” katanya.
Karena itu, ia berharap siapapun Walikota dan Wakil Walikota Lhokseumawe ke depan (hasil Pilkada Tahun 2024) agar melahirkan terobosan baru sehingga dapat memanfaatkan secara maksimal potensi perikanan. Saya yakin sebagian masyarakat Kota Lhokseumawe menaruh harapan yang sama.
Menurutnya, apabila potensi perikanan dikembangkan dengan sepenuh hati, insya Allah, akan menjadi tonggak ekonomi Kota Lhokseumawe di masa yang akan datang. Selain memacu laju pertumbuhan ekonomi daerah, juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Berdasarkan data Kota Lhokseumawe Sektor perikanan berpeluang menjadi tonggak ekonomi Aceh di masa depan. Namun, pengelolaannya harus sepenuh hati. Dalam Angka Tahun 2024 yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi perikanan laut (ikan yang ditangkap di laut) di Kota ini tahun 2023 totalnya mencapai 13,1 juta kilogram lebih atau lebih 13,1 ribu ton.
Dari jumlah tersebut, paling banyak produksi ikan cakalang mencapai 2.148.111 kg (2.148 ton lebih), tongkol 1.522.295 kg (1.500 ton lebih), kembung 1.242.196 kg (1.200 ton lebih), kurisi 953.240 kg (953 ton), biji nangka 845.840 kg (845 ton), teri 801.247 kg (801 ton), dan tuna 541.474 kg (541 ton).
“Saya lihat dari informasi dipublikasikan Dinas Kelautan Perikanan Pertanian dan Pangan (DKP3) Kota Lhokseumawe, produksi perikanan tangkap tahun 2022 sebanyak 12.850.424 kg (12,8 ribu ton) dan tahun 2021 mencapai 14.615.474 kg (14,6 ribu ton),” urainya.
Dikatakannya, produksi perikanan tangkap di Kota Lhokseumawe dalam tujuh sampai 10 tahun terakhir terus meningkat. Pada tahun 2014-2017, rata-rata produksi ikan tangkap Lhokseumawe masih pada angka 7.000-an ton/tahun.
Kota Lhokseumawe juga memiliki potensi perikanan budidaya dengan jumlah produksi mencapai ribuan ton/tahun. Selama ini perikanan budidaya di Lhokseumawe menggunakan jaring apung laut, keramba, kolam air tenang, tambak intensif, tambak sederhana, dan tambak semi intensif untuk pembesaran lele, nila, kakap, bandeng, kerapu, udang, dan ikan lainnya.
Ada juga budidaya pembenihan air tawar dengan produksi lele puluhan ribu ekor, dan nila belasan ribu ekor. Jadi, salah satu sektor yang memiliki peluang besar di Kota Lhokseumawe adalah perikanan. Seharusnya ini menjadi perhatian serius pemimpin Kota Lhokseumawe. Saya yakin kalau sektor perikanan dikelola dengan sungguh-sungguh, insya Allah, ini menjadi harapan masa depan Kota ini.
Sebagai masyarakat Kota Lhokseumawe, ia berharap siapapun Walikota terpilih hasil Pilkada 2024, harus mampu menarik investor untuk berinvestasi di sektor hilirisasi perikanan. Kota ini membutuhkan industri pengolahan ikan supaya komoditas perikanan memberi nilai tambah secara ekonomi. Misalnya, pengolahan ikan tuna kaleng, abon ikan, kerupuk ikan, dan lainnya.
Sebab pengembangan industri pengolahan termasuk hilirisasi perikanan bisa memunculkan efek berganda (multiplier effect). Diantaranya, meningkatkan serapan tenaga kerja, karena sebuah industri pengolahan pasti butuh pekerja yang banyak.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.