Info BKKBN Aceh

Gampong Seureuke, Pelayanan KB di Ujung Daerah Perbatasan Transmigrasi

Adapun target Indikator Kinerja Program KBKR, untuk TFR: rerata 2,35, Angka Prevalensi Kontrasepsi Modern: 51,09 persen, Unmeetneed: 13,20 persen

Editor: IKL
Ist
Pj. Bupati Aceh Timur, Amrullah M. Ridha, selesai menerima kunjungan khusus Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh, Safrina Salim, didampingi Ketua Tim Kerja Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR), Faridah, di Pendopo Bupati, Kota Idi Rayeuk, Selasa pagi, (23/7/2024). 

SERAMBINEWS.COM,ACEH TIMUR - BKKBN Pemerintah Kabupaten Aceh Timur telah mendorong pihak keuchik untuk mengalokasikan delapan persen dana desa guna menurunkan angka stunting di gampong (desa).

"Alhamdulillah, itu sangat memberi manfaat dan efektif," tegas Pj. Bupati Aceh Timur, Amrullah M. Ridha, selesai menerima kunjungan khusus Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh, Safrina Salim, didampingi Ketua Tim Kerja Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR), Faridah, di Pendopo Bupati, Kota Idi Rayeuk, Selasa pagi, (23/7/2024).

Alokasi anggaran itu menjadi bukti betapa Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, dan juga Aceh Utara, sangat konsen dengan program nasional Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi dan stunting di wilayah khusus perbatasan.

Amrullah M. Ridha sendiri saat ini menjabat Asisten Deputi Infrastruktur Pemerintahan pada Deputi Bidang Pengelolaan Infrastruktur Kawasan Perbatasan Badan Nasional Pengelola Perbatasan RI.

Pj. Bupati Aceh Timur, Amrullah M. Ridha, selesai menerima kunjungan khusus Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh, Safrina Salim,  didampingi Ketua Tim Kerja Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR), Faridah, di Pendopo Bupati, Kota Idi Rayeuk, Selasa pagi, (23/7/2024).

Pria yang memiliki nama lengkap Amrullah M. Ridha, S.Sos, MSc, itu merupakan alumni Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) tahun 1988.

Bermula dari langkah menuju rumah dinas Penjabat Bupati Aceh Timur yang baru dilantik 14 Juli 2024 oleh Pj. Gubernur Aceh, Bustami di Banda Aceh. Saat itu mobil dinas Kepala Perwakilan BKKBN Aceh bersama mobil plat merah lainnya menuju lokasi kegiatan 'Fasilitasi Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan KBKR di Wilayah Khusus Perbatasan Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Aceh Timur'.

Jarak dari pendopo kabupaten ke titik lokasi kegiatan sekitar 35 kilometer atau sekira 2 jam perjalan darat. Titik lokasi kegiatan pelayanan KBKR di daerah perbatasan Aceh Timur dan Aceh Utara berada di Desa Seureuke, Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara.

Baca juga: Target Penurunan Stunting, Pemkab Aceh Jaya Rembuk dengan BKKBN Aceh

Untuk menempuh ke lokasi kegiatan, rombongan harus melewati Desa Lhok Nibong, Kecamatan Pante Bidari, Kabupaten Aceh Timur.

Adapun Gampong Seureuke adalah desa yang awalnya dipakai sebagai Unit Pemukiman Transmigrasi pada 1980 hingga 1981, dengan jumlah awal penempatan sebanyak 700 Kepala Keluarga (KK). Penduduk berjumlah 2.100 jiwa.

Pada 1983, UPT IV Seureuke menjadi Gampong Seureuke, bagian dari wilayah kerja Kecamatan Tanah Jambo Aye. Lalu, terjadi pemekaran Kecamatan Langkahan, maka Gampong Seureuke yang berkemukiman rampah menjadi bagian wilayah Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara.

Mobil dinas berplat polisi merah yang keluar dari Pendopo Kabupaten Aceh Timur itu berjalan beriringan menuju Lhok Nibong. Memasuki jalan beraspal menuju lokasi perbatasan, rombongan disuguhi suasana desa dengan panorama i dah. Di sisi kiri terlihat aliran sungai yang membentang sejauh mata memandang. Di pintu-pintu air irigasi air mengalir deras, mengaliri sawah nan menghijau yang berada di sisi kanan jalan.

Pemandangan lain, terlihat di bibir sungai yang tak dibiarkan kosong melompong itu, warga menanami berbagai aneka tanaman pangan. Mulai dari tanaman jagung, pepaya madu, kacang panjang, terong unggu, hingga cabai merah.

Terlihat juga beberapa masyarakat menghabiskan waktu pagi hari dengan memancing di tepi sungai dan beberapa memetik hasil tanaman yang sudah siap dipanen. Terlihat pula seorang lelaki berusia pra lansia bersama anak lelakinya memetik sayur kangkung yang tumbuh liar di pinggiran sungai.

Jalan beraspal tak begitu lama dinikmati, rombongan pun mulai memasuki jalan rusak dan berdebu. Saat itu, meski masih pagi, matahari sangat terik seperti pukul 12 siang. Bisa dibayangkan jika hujan turun deras, badan jalan berdebu berganti berlumpur dan licin.

Hampir 1,5 jam perjalanan dilalui dari simpang Lhok Nibong ke lokasi pelayanan KBKR atau sekira 30 kilometer. Di sepanjang jalan dengan kondisi rusak itu, rombongan disuguhi suasana yang berbeda. Hamparan perkebunan sawit hingga pun tanaman kakao atau coklat, pohon rambutan, dan pohon durian terlihat di perkarangan halaman depan dan belakang rumah penduduk.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved