Konflik Palestina vs Israel
Takut Pembalasan Iran dan Hizbullah, AS Kerahkan Jet Tempur dan Kapal Perang untuk Lindungi Israel
Pembunuhan Haniyeh di Teheran Iran, dan komandan kunci dari Hizbullah yang diyakini dilakukan Israel membuat tensi di wilayah itu semakin panas.
Juru bicara Militer Israel, Laksamana Madya Daniel Hagari, dalam sebuah konferensi pers di hari yang sama menyatakan mitra-mitra internasional Israel telah memperkuat kehadiran pasukan mereka di kawasan untuk membantu menghadapi kemungkinan serangan.
Meski begitu, pemerintahan Biden khawatir akan lebih sulit membentuk koalisi internasional yang sama kuatnya seperti saat serangan pada April.
Hal ini disebabkan konteks pembunuhan Haniyeh yang terkait dengan perang Israel di Gaza, yang telah memicu sentimen anti-Israel di banyak negara di kawasan tersebut.
Dalam sebuah pengarahan kepada wartawan, penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, mengakui risiko perang yang lebih luas di Timur Tengah masih ada.
Ia menambahkan, pemerintahan Biden sedang melakukan upaya intensif untuk mencegah terjadinya perang yang lebih luas dan mengupayakan deeskalasi melalui jalur diplomasi.
Sebagai antisipasi pecahnya perang, beberapa maskapai penerbangan internasional, termasuk United, Delta, Lufthansa, dan Swiss, telah mengumumkan penangguhan penerbangan mereka ke dan dari Israel.
Baca juga: Israel Serang Lebih dari 1.000 Kali Layanan Kesehatan di Gaza dan Tepi Barat
Maskapai Eropa, AS, dan Asia Setop Penerbangan ke Israel dan Lebanon
Pasca terbunuhnya pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, sejumlah maskapai dari Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Asia telah menghentikan penerbangan mereka untuk tujuan ke Israel dan Lebanon. Alasannya karena masalah keamanan menyusul perkembangan terkini yang tengah terjadi di Timur Tengah.
Setelah Haniyeh terbunuh, banyak pihak memperkirakan akan ada serangan balasan terhadap Israel, sehingga risiko keamanan di wilayah tersebut jadi makin besar.
Mengutip laporan Anadolu, Sabtu (3/8/2024), United Airlines yang mengoperasikan 14 penerbangan setiap minggu antara New York dan Israel, telah menangguhkan penerbangan ke Israel hingga 6 Agustus mendatang.
Maskapai AS lainnya, Delta Airlines, juga menangguhkan penerbangan ke Israel. Lalu maskapai Inggris British Airways membatalkan penerbangannya ke negara tersebut pada Rabu (7/8) pekan depan.
Selanjutnya ada Swiss International Air Lines yang menangguhkan penerbangan antara Zurich dan Tel Aviv hingga 8 Agustus, dengan alasan keselamatan awak dan penumpang.
Selain itu, penangguhan penerbangan Zurich-Beirut, yang awalnya dijadwalkan berakhir pada 29 Juli, telah diperpanjang hingga 12 Agustus.
Maskapai penerbangan Jerman Lufthansa juga melakukan hal serupa dengan mengumumkan penangguhan penerbangan ke Beirut dan Tel Aviv masing-masing hingga 8 dan 12 Agustus, karena masalah keamanan.
"Maskapai-maskapai tersebut mengatakan akan mengawasi situasi di lapangan untuk menentukan kapan penerbangan dapat dilanjutkan," tulis Anadolu.
Pembantaian Lagi! Israel Serang Warga Gaza saat Antre Makanan, 91 Orang Tewas dan 600 Terluka |
![]() |
---|
Donald Trump Murka Kanada Akan Akui Negara Palestina, Ancam Bakal Ganggu Kesepakatan Dagang |
![]() |
---|
Kisah Pilu Amir, Bocah Palestina yang Kelaparan Syahid Ditembak Tentara Israel saat Dekap Makanan |
![]() |
---|
PM Keir Starmer: Jika Israel Tak Hentikan Perang di Gaza, Inggris akan Akui Negara Palestina di PBB |
![]() |
---|
Israel Sengaja Hancurkan 1.000 Truk Bantuan Kemanusiaan agar Warga Gaza Kelaparan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.