Konflik Palestina vs Israel
Sirine Perang Mulai Meraung-raung di Israel, IDF Laporkan Tentaranya Terluka, Benarkah Prediksi AS?
Pejabat Amerika Serikat sebelumnya telah memperkirakan bahwa Iran dan proksinya, Hizbullah bakal menyerang Israel paling cepat pada hari ini.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Sirine Perang Mulai Meraung-raung di Israel, IDF Laporkan Tentaranya Terluka, Benarkah Prediksi AS?
SERAMBINEWS.COM – Media Israel melaporkan sirine perang mulai meraung-raung di hampir seluruh wilayahnya sejak Senin (5/8/2024) dini hari.
Sirene berbunyi di pemukiman utara Yir'on, dekat perbatasan Lebanon.
Beberapa jam kemudian, sirine berbunyi di beberapa kota dekat Nahariya di Galilea Barat.
Pejabat Amerika Serikat sebelumnya telah memperkirakan bahwa Iran dan proksinya, Hizbullah bakal menyerang Israel paling cepat pada hari ini, Senin (5/8/2024).
Namun mereka tidak dapat memprediksi pada pukul dan di waktu kapan Iran maupun Hizbullah dan Houthi Yaman bakal memborbadir Israel.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan kepada rekan-rekannya dari negara-negara G7 bahwa Washington yakin serangan Iran terhadap Israel dapat dimulai dalam 24 hingga 48 jam ke depan.
Menurut laporan sebuah sumber, Blinken berbicara dengan rekan-rekannya di tengah upaya AS untuk meredakan ketegangan di kawasan dan mencegah meletusnya perang habis-habisan.

Karena AS yakin serangan Iran tidak dapat dihindari setelah terbunuhnya pejabat tinggi Hizbullah dan Hamas minggu lalu.
Blinken mengatakan kepada para pejabat bahwa menekan Teheran untuk membatasi serangannya adalah cara terbaik untuk menghindari perang regional.
Blinken bilang, AS tidak mengetahui waktu pasti serangan Iran yang direncanakan, tetapi meyakini serangan itu dapat dimulai paling cepat pada hari Senin.
Kantor berita Times of Israel melaporkan, serangan yang dilakukan pada Senin dini hari didahului adanya penyusupan pesawat tak berawak di sejumlah daerah di sepanjang perbatasan utara, termasuk di Kiryat Shmona.
Akibat serangan itu, IDF melaporkan bahwa seorang perwira dan prajuritnya terluka dan kritis.
Itu disebabkan oleh pesawat tak berawak bermuatan bahan peledak yang diluncurkan oleh Hizbullah, yang menyerang daerah dekat Ayelet HaShahar di Israel utara.
“Keduanya telah dibawa ke rumah sakit untuk perawatan dan keluarga mereka telah diberitahu,” kata IDF.
IDF mengatakan bahwa petugas pemadam kebakaran sedang berupaya memadamkan kebakaran yang terjadi di daerah tersebut.
Israel juga membalas serangan tersebut ke Lebanon.
Lebanon melaporkan dua orang tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel di Mays al-Jabal di Lebanon selatan.
IDF mengatakan pesawat tempurnya menyerang fasilitas penyimpanan senjata Hizbullah dan beberapa target lain di daerah Kafr Kila di Lebanon selatan.
“Pasukan artileri juga menembaki wilayah Shebaa dan Rachaya Al Foukhar” kata IDF, dilaporkan media itu.
Mengenai sirene roket yang berbunyi pagi ini di Galilea Barat, militer mengatakan telah meluncurkan pencegat ke target udara mencurigakan tak dikenal yang melintas dari Lebanon.
Insiden itu "sudah berakhir," katanya tanpa menjelaskan lebih lanjut.
IDF menambahkan bahwa peringatan itu dibunyikan karena takut akan jatuhnya pecahan peluru dari pencegat.
Selain itu, sebuah pesawat tak berawak peledak yang melintas dari Lebanon mendarat di dekat kota Malkia, tanpa menimbulkan korban.
Mantan Kepala Intelijen Militer Israel, Tamir Hyman mengatakan perang saat ini adalah yang tersulit dalam sejarah Israel karena dua alasan.
Pertama, karena "menembus" infrastruktur Hamas di daerah perkotaan sangatlah sulit.
Dan yang kedua, karena gambar dan video tentara Israel yang menyerbu sekolah dan rumah sakit “terlihat buruk” di mata dunia.
“Tidak peduli bagaimana Anda menjelaskan gambar-gambar tersebut, nilai propaganda Hamas sulit untuk dipahami,” katanya, dikutip dari The Telegraph.
Bagaimana pun, bangunan sipil mungkin memang merupakan senjata terbaik Hamas.
"Hamas tertanam di atas dan di bawah tanah, di seluruh Gaza,”
“Di setiap gedung tinggi di Gaza, Anda akan menemukan Hamas beroperasi di dua atau tiga lantai," kata Hyman.
Warga Israel Akan Mati Kelaparan Jika Hizbullah Serang Haifa
Israel kini dilanda kekhawatiran terkait ekonominya yang bakal runtuh akibat perang habis-habisan dengan gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah.
Israel khawatir bahwa serangan Hizbullah terhadap pelabuhan utama di Haifa dapat mengakibatkan kekurangan makanan dan barang-barang pokok lainnya di wilayah yang diduduki.
Pelabuhan Haifa bertanggung jawab atas 75 persen impor ke Israel.
Jika Pelabuhan Haifa diserang Hizbullah, bisa-bisa warga Israel akan kekeruangan makanan dan berujung pada mati kelaparan.
Hal inilah yang selama ini dirasakan oleh warga Gaza, dan Israel bakal merasakan rasanya kelaparan.
Tak hanya itu, Israel juga bakal bangkrut dan sengrasa jika Hizbullah dan kelompok perlawanan lainnya benar-benar menyerang Pelabuhan Haifa.
Surat kabar bisnis Israel TheMarker dalam laporannya mengatakan bahwa pelabuhan Haifa akan menjadi salah satu target utama Hizbullah jika perang habis-habisan meletus dengan Israel.
Laporan itu mengatakan pihak burdening di Tel Aviv telah berjuang untuk mengembangkan rencana darurat.
Rencana itu membahasa bagaimana mereka dapat mengalihkan perdagangan ke pelabuhan Ashdod yang dikelola negara, yang terletak di selatan wilayah yang diduduki.
Namun, dikatakan bahwa importir makanan, biji-bijian dan pakan ternak enggan menggunakan Ashdod, karena infrastruktur dan fasilitasnya buruk.
TheMarker juga mengatakan bahwa, mengandalkan Ashdod akan meningkatkan kemungkinan terjadinya kekurangan pangan besar di Israel.
Ini akan menyebabkan kelangkaan komoditas utama seperti gandum, kedelai, dan pakan ternak.
Sehingga membuat warga Israel benar-benar mati kelaparan.
Pelabuhan Haifa bertanggung jawab atas 75 persen impor makanan ke Israel tahun lalu.
TheMarker dikutip dari Press TV menambahkan bahwa penutupan pelabuhan karena potensi perang dengan Hizbullah akan memperumit masalah perdagangan yang disebabkan oleh serangan Yaman terhadap pelabuhan Eilat di Israel.
Laporan itu mengatakan persediaan makanan Israel hanya akan bertahan untuk waktu yang singkat.
Itu dikarenakan perang dengan Hizbullah dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya pembelian panik dan penimbunan oleh pemukim Israel.
TheMarker mengutip menteri pertanian Israel Avi Dichter yang mengatakan bahwa Israel tidak memiliki rencana jangka menengah dan panjang untuk memastikan keamanan pangannya.
Sumber lain mengatakan pembongkaran kapal seberat 7.000 ton di Ashdod akan memakan waktu dua minggu dibandingkan dengan hanya satu setengah hari di Haifa.
Kekhawatiran meningkat mengenai meningkatnya perdagangan senjata lintas perbatasan antara Israel dan Hizbullah sejak awal minggu ini.
Itu terjadi ketika Israel membunuh seorang komandan senior Hizbullah dalam serangan udara di kompleks rumahnya di ibu kota Lebanon, Beirut.
Hizbullah telah menyerang target militer Israel sejak awal Oktober sebagai tindakan solidaritas dengan warga Palestina yang memerangi rezim Israel di Gaza.
(Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Trump Sesumbar Akhiri Perang Gaza dalam Dua Pekan di Tengah Serangan Israel yang Terus Meningkat |
![]() |
---|
Kehancuran Rumah Sakit Nasser Gaza usai Serangan Ganda Israel, 22 Orang Tewas Termasuk 5 Jurnalis |
![]() |
---|
Trump Siapkan Rencana Gaza Pasca-perang, Warga Palestina Khawatir Jadi Korban Relokasi Paksa |
![]() |
---|
Enam Orang Tewas dan Puluhan Terluka Akibat Serangan Israel ke Ibu Kota Yaman, Houthi Janji Balas |
![]() |
---|
Israel Serang Ibu Kota Yaman dengan Bom Cluster, Menargetkan Infrastruktur Sipil |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.