Konflik Palestina vs Israel
Israel Mendadak Tutup Kedubes Norwegia, Uni Eropa Geram dan Mengutuk Keras Tindakan Ini
Israel membuat masalah dengan Uni Eropa yang menutup semua perwakilan Kedutaan Besar (Kedubes) Norwegia di Israel vis-a-vis Otoritas Palestina.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Eddy Fitriadi
SERAMBINEWS.COM – Sedang berada dalam konflik kawasan, tak membuat Israel berhenti membuat onar.
Terbaru, Israel membuat masalah dengan Uni Eropa yang menutup semua perwakilan Kedutaan Besar (Kedubes) Norwegia di Israel vis-a-vis Otoritas Palestina.
Mendengar informasi tersebut membuat Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell pada Kamis (8/8/2024) geram.
Ia mengutuk tindakan Israel yang menghentikan semua aktivitas diplomatik di Kedubes Norwegia.
Ini mengindikasikan Israel secara perlahan mulai mencari masalah dengan Uni Eropa.
Sebab, kata Borrell, Norwegia bagian dari Uni Eropa dan Uni Eropa tetap berdiri dalam solidaritas penuh dengan Norwegia.
"Saya mengutuk keras keputusan yang tidak beralasan ini, yang bertentangan dengan semangat Kesepakatan Oslo dan secara tidak proporsional mengganggu hubungan dan kerja sama normal dengan Otoritas Palestina," kata Borrell, dikutip dari Al Mahyadeen.

Baca juga: Qatar, Mesir, AS Undang Israel dan Hamas untuk Lanjutkan Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza
Ia menekankan bahwa Norwegia telah memainkan peran utama dalam Proses Perdamaian Timur Tengah dan dalam mendukung penduduk Palestina.
Patut dicatat bahwa Norwegia merupakan fasilitator utama negosiasi yang berpuncak pada Kesepakatan Oslo pada tahun 1990-an.
Borrell selanjutnya mengonfirmasi bahwa ia telah melakukan percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Norwegia, Espen Barth Eide menyusul keputusan Israel.
"Atas instruksi saya, Kepala Delegasi Uni Eropa di Tel Aviv telah menyampaikan posisi kami kepada Pemerintah Israel," katanya.
"Ini bukan masalah bilateral antara Israel dan Norwegia, tetapi masalah kepentingan semua pihak yang bekerja untuk perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah,” sambung Borrell.
Pada Rabu, (7/8/2024), Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengumumkan bahwa ia telah memerintahkan untuk menghentikan semua perwakilan atas nama Kedutaan Besar Norwegia di Israel vis-a-vis Otoritas Palestina.
Katz menunjuk pada pengakuan Norwegia baru-baru ini terhadap negara Palestina dan dukungannya terhadap kasus Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang tertunda yang melibatkan para pemimpin Israel dalam kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Baca juga: Hamas Lancarkan 21 Serangan Terhadap Israel pada 6 Agustus, Roket Rajoom Ditembakan ke Sasaran IDF
Sebagai tanggapan, Norwegia mengutuk keputusan Israel, menggambarkannya sebagai tindakan ekstrem yang akan memiliki konsekuensi.
Menteri Luar Negeri Norwegia, Espen Barth Eide mengatakan tindakan tersebut menunjukkan penentangan aktif pemerintah Netanyahu terhadap solusi dua negara.
"Kami sedang mempertimbangkan tindakan apa yang akan diambil Norwegia untuk menanggapi situasi yang kini diciptakan oleh pemerintahan Netanyahu," ungkapnya.
Namun, Eide menegaskan bahwa Norwegia akan selalu menjadi sahabat Israel dan rakyat Israel.
"Pada saat yang sama, Norwegia telah jelas dalam kritik kami terhadap pendudukan (wilayah Palestina), cara perang di Gaza dilakukan, dan penderitaan yang ditimbulkannya pada penduduk sipil Palestina," jelasnya.
Kemudian, Menteri Luar Negeri Norwegia mengumumkan bahwa ia telah memanggil seorang pejabat kedutaan Israel sebagai tanggapan atas keputusan tersebut.
"Kami sudah menduga akan ada reaksi terhadap posisi yang kami pilih (mengenai pengakuan negara Palestina), tetapi kami terkejut bahwa mereka memilih melakukan ini, dan terutama saat ini," kata Eide kepada wartawan.
"Selama pertemuan saya dengan perwakilan Israel, saya meminta penjelasan," katanya, seraya menambahkan bahwa dia tidak dapat memberikan penjelasan saat itu juga.
Amerika Serikat, sekutu terbesar Israel, juga mengkritik keputusan pencabutan status diplomatik utusan Norwegia untuk Otoritas Palestina, dengan menekankan bahwa Oslo telah memainkan peran penting di Timur Tengah.
"Norwegia memiliki sejarah panjang dalam memainkan peran produktif dalam hal keterlibatan dengan pemerintah Israel dan Otoritas Palestina," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller.
"Kami tidak menganggap langkah-langkah untuk mencegah mereka memainkan peran itu akan membantu," tambahnya.
Pada akhir bulan Mei, Spanyol, Irlandia, dan Norwegia mengumumkan keputusan mereka untuk mengakui negara Palestina.
Hal itu memicu teguran keras dari para pemimpin Israel, yang telah berulang kali menentang negara Palestina.
(Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.