Amerika Serikat Kirim Kapal Selam Nuklir ke Timur Tengah Jelang Iran Gempur Israel

Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin meminta kapal selam USS Georgia dikerahkan ke Timur Tengah.

Editor: Faisal Zamzami
India Today
Ilustrasi Kapal selam nuklir. 

Sehari sebelumnya Israel menyerang sebuah gedung sekolah yang menjadi tempat berlindung warga sipil.

Kementerian Kesehatan Gaza menyebut serangan itu menewaskan setidaknya 80 orang dan melukai puluhan lainnya.

Sementara itu, Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) pada hari Kamis pekan lalu mengumumkan kedatangan sejumlah jet tempur F-22 di Timur Tengah.

Menurut CENTCOM, jet tempur generasi kelima itu dikerahkan untuk “memitigasi kemungkinan eskalasi regional oleh Iran atau proksinya”.

AS sendiri mengaku tidak mengetahui rencana pembunuhan Haniyeh ataupun terlibat dalam pembunuhan itu.

Di samping itu, AS meminta Israel untuk tidak melakukan “eskalasi” dalam konflik di Timur Tengah itu.

AS mengatakan siap melindungi Israel dari serangan-serangan Iran. Negara itu juga akan mengerahkan peralatan militer lainnya di Timur Tengah.

The Times of Israel melaporkan AS juga mengirimkan sekitar dua puluh jet tempur F/A-18 ke sebuah pangkalan militer di Timur Tengah. Jet-jet tempur itu dibawa dengan Kapal Induk Roosevelt.

F/A-18 dan pesawat pengintai E-2D lepas landas dari kapal itu Teluk Oman dan pada hari Senin telah mendarat di pangkalan militer yang tak disebutkan.

Baca juga: Hizbullah Hancurkan Situs Perangkat Lunak Mata-mata Israel dengan Drone dan Roket

Serangan Iran diperkirakan sudah dekat

Intelijen Israel memperkirakan Iran akan menyerang Israel dalam beberapa hari ke depan.

Serangan itu adalah serangan langsung dan akan menjadi balasan atas serangan Israel di Teheran yang menewaskan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh.

Sebelumnya, Iran didesak oleh sejumlah pihak, termasuk AS, agar tidak membalas serangan Israel. Namun, Iran saat ini sudah mengambil keputusan untuk tetap akan menyerang Israel.

Dikutip dari Maariv, seorang narasumber yang mengetahui detailnya mengatakan bahwa situasi saat ini masih bisa berubah.

Dilaporkan masih ada perdebatan internal di Iran antara Pasukan Garda Revolusioner Islam Iran (IRGC) dan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, beserta bawahannya perihal jenis serangan dan waktu untuk melancarkannya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved