Berita Aceh Tamiang

Direvisi, Sepuluh Nama Tetap Muncul Sebagai Penerima PKH dan BPNT

Anehnya kata dia, nama yang sudah direvisi tidak berubah ketika program bantuan kembali turun. Sepuluh nama yang sudah dicoret masih muncul...

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Nurul Hayati
IST
Datok Penghulu Kampung Kesehatan, Syariful Alam mengeluhkan data penerima PKH dan BPNT tidak tepat sasaran, sehingga menuai kecemburuan sosial. 

Anehnya kata dia, nama yang sudah direvisi tidak berubah ketika program bantuan kembali turun. Sepuluh nama yang sudah dicoret masih muncul, sebaliknya nama baru yang diusulkan justru tidak muncul.

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Datok Penghulu Kampung Kesehatan, Syariful Alam menyebut ada 10 warganya yang direvisi sebagai penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-tunai (BPNT).
Nama 10 warga ini terpaksa dicoret dari daftar penerima bantuan sosial karena dinilai memiliki taraf ekonomi yang layak.

Identitas mereka terungkap, setelah Syariful meminta seluruh kepala dusun mendata ulang daftar penerima bantuan sosial.

“Kami selalu diprotes warga ketika menyalurkan bantuan sosial, dituduh tidak adil karena orang kaya masuk daftar bantuan. Saya inisiatif meminta Kadus cross check lagi,” kata Syariful Alam, Selasa (20/8/2024).

Diungkapnya dari daftar nama itu ada yang berinisiatif meminta namanya dihapus sebagai daftar penerima bantuan, ada juga yang melalui proses pendekatan untuk menghindari salah paham.

“Data yang sudah kami perbarui ini kemudian kami sampaikan ke BPS untuk dilakukan revisi, mengajukan nama pengganti yang sebelumnya tidak terdata,” kata Syariful.

Anehnya kata dia, nama yang sudah direvisi tidak berubah ketika program bantuan kembali turun.

Sepuluh nama yang sudah dicoret masih muncul, sebaliknya nama baru yang diusulkan justru tidak muncul.

Baca juga: PKH dan BPNT tidak Tepat Sasaran, Datok Penghulu Minta Data Penerima Diperbarui

Situasi ini diakuinya, mempertajam polemik di lapangan karena warga menumpahkan marahnya kepada perangkat kampung.

 “Kami maklumi kemarahan warga karena bukan sekali dua kali kami coba revisi, tetap tidak ada yang berubah,” kata dia.

Syariful berharap, persoalan ini dibahas bersama oleh perangkat pemerintahan untuk menghindari kecemburuan sosial.

Dia mengingatkan, kalau pihaknya selalau menjadi pelampiasan amarah warga terkait ketidak-sesuain data ini. (*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved