Prabowo Temui PM Anthony, Indonesia dan Australia Rampungkan Negosiasi Perjanjian Pertahanan

Pakta ini akan ditandatangani dalam beberapa hari ke depan, ketika Menteri Pertahanan Australia mengunjungi Jakarta.

Editor: Faisal Zamzami
Dok. Kemenhan
Indonesia dan Australia membahas peningkatan latihan militer kedua negara saat Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih RI Prabowo Subianto menemui Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Australia Richard Marles. Pertemuan itu digelar di Australian Parliament House, Canberra, Selasa (20/8/2024) waktu setempat. 

SERAMBINEWS.COM - Menteri Pertahanan RI sekaligus presiden terpilih Prabowo Subianto menemui Perdana Menteri (PM) Anthony Albanese di Australian Parliament House, Canberra, Selasa (20/8/2024) waktu setempat.

Pada kesempatan itu, Indonesia dan Australia, Selasa (20/8/2024), merampungkan negosiasi perjanjian pertahanan bilateral baru yang memungkinkan militer kedua negara untuk beroperasi di wilayah satu sama lain.

Kesepakatan ini dicapai setelah presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, yang juga menjabat sebagai menteri pertahanan, bertemu pejabat Australia di Parlemen Australia pada Selasa.

Pakta ini akan ditandatangani dalam beberapa hari ke depan, ketika Menteri Pertahanan Australia mengunjungi Jakarta.

Kesepakatan bilateral ini bermakna penting bagi Australia di tengah ketegangan dengan China.

Marles mengatakan keberhasilan menyelesaikan negosiasi yang sudah berlangsung selama dua tahun adalah pencapaian yang signifikan bagi keamanan nasional kedua negara.

"Apa yang dilakukan perjanjian ini adalah memberikan interoperabilitas yang jauh lebih besar antara angkatan bersenjata kita, menyediakan lebih banyak latihan bersama, melihat kita bekerja sama dalam menjaga kepentingan bersama di kawasan global, serta memungkinkan kita untuk beroperasi dari negara masing-masing," ujar Marles kepada wartawan, dikutip dari Associated Press.

"Dalam pengertian tersebut, perjanjian ini akan menjadi yang terdalam dan paling signifikan yang pernah dibuat oleh kedua negara kita," tambah Marles.

Baca juga: Prabowo Nyatakan Sepakat untuk Bekerja Sama Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh

Dilansir Associated Press, Prabowo menyebut perjanjian ini sebagai "penyelesaian beberapa detail legalistik" dan mengatakan perjanjian ini merupakan "kemajuan besar" dalam kerja sama pertahanan kedua negara.

Euan Graham, analis di wadah pemikir Australian Strategic Policy Institute, meragukan nilai strategis pakta ini bagi Australia.

Menurut Graham,Prabowo pernah menegaskan Indonesia akan tetap non-blok di bawah kepemimpinannya.

Yang berarti, Indonesia akan tetap berada di antara negara-negara yang tidak ingin secara resmi bersekutu dengan atau menentang blok kekuatan besar seperti Amerika Serikat.

“Masalahnya adalah Indonesia tidak memiliki persepsi ancaman yang sama dengan Australia terhadap China,” tambahnya.

Dengan populasi sekitar 275 juta orang, Indonesia memiliki jumlah penduduk sepuluh kali lipat jumlah penduduk Australia yang hanya kurang dari 27 juta jiwa.

Kunjungan singkat Prabowo ke Canberra adalah yang pertama sejak ia terpilih sebagai presiden pada Februari lalu.

Ia mengatakan Albanese adalah pemimpin asing pertama yang mengucapkan selamat atas kemenangannya dalam Pilpres 2024.

"Kita mengalami pasang surut seiring perkembangan situasi politik dan geopolitik, tetapi saya sangat senang hari ini bisa memiliki kerja sama erat selama beberapa dekade," kata Prabowo kepada wartawan.

Ia menambahkan, dirinya bertekad melanjutkan "hubungan bertetangga yang baik ini."

Albanese mengatakan dia sudah menantikan upacara pelantikan Prabowo sebagai presiden pada Oktober mendatang.

Albanese terpilih sebagai perdana menteri Australia pada 2022 saat Presiden Indonesia Joko Widodo masih menjabat.

“Tidak ada hubungan yang lebih penting daripada hubungan antara kedua negara besar kita,” kata Albanese.

“Langkah-langkah yang telah saya dan Presiden Widodo ambil bersama menuju hubungan ekonomi yang lebih dalam akan menjadi landasan bagi kerja yang saya yakini akan berlanjut di bawah pemerintahan Anda,” tambahnya.

 

Komitmen Lanjutkan Kebijakan "Good Neighbour Policy"

Menteri Pertahanan RI sekaligus presiden terpilih Prabowo Subianto menyampaikan komitmen untuk melanjutkan kebijakan bertetangga baik atau good neighbor policy dengan Australia.

Hal itu disampaikan Prabowo saat menemui Perdana Menteri (PM) Anthony Albanese di Australian Parliament House, Canberra, Selasa (20/8/2024) waktu setempat.

“Saya bertekad untuk melanjutkan hubungan bertetangga yang baik ini,” ujar Prabowo dalam konferensi pers usai pertemuan, dikutip dari keterangan resmi.

Prabowo juga mengatakan bahwa dirinya akan melanjutkan kebijakan umum dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Tentu saja saya akan melanjutkan kebijakan umum Presiden Joko Widodo di mana Australia menempatkan peranannya yang sangat penting bagi kami di sebagian besar bidang, khususnya di bidang ekonomi,” kata Prabowo.

Dalam kesempatan itu, Albanese mengatakan bahwa dirinya akan menghadiri pelantikan Prabowo sebagai presiden terpilih RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.

"Saya berharap dapat bekerja sama dengan Anda, presiden terpilih Prabowo, untuk menghadiri pelantikan Anda pada Oktober mendatang. Tidak ada hubungan yang lebih penting daripada hubungan antara dua negara besar kita," kata Albanese. 

Albanese juga berharap bisa membangun persahabatan Australia-Indonesia dan melanjutkan hubungan yang kuat kedua negara.

 Selain menemui Albanese, dalam kesempatan itu, Prabowo juga berbincang dengan Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Australia Richard Marles.

 Hubungan atau kerja sama Indonesia dan Australia akan diperkuat melalui peningkatan latihan militer kedua negara.

“Australia dan Indonesia bekerja sama lebih erat daripada sebelumnya dan memperluas cakupan dan kompleksitas latihan bersama saat kami mengatasi tantangan regional bersama,” ujar Richard Marles. 

Indonesia dan Australia juga akan memperbarui kerja sama dalam bentuk Perjanjian Kerja Sama Pertahanan atau the Defence Cooperation Agreement (DCA) untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara.

Adapun tahun ini juga merupakan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia.

Baca juga: 40 Anggota DPRK Aceh Besar Dilantik

Baca juga: Bocoran! Ini 5 Tips Lolos CPNS 2024 di Kejaksaan ala Sausan Nazhira dari Kejari Aceh Utara

 

Sudah tayang di Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved