Breaking News

Konflik Palestina vs Israel

Takut Perang Meletus, Warga Israel Mulai Bangun Tempat Perlindungan dari Bom

Pada 1950-an, ketika tempat perlindungan umum pertama dibangun, sirene akan berbunyi 30 menit sebelum benturan.

Editor: Faisal Zamzami
JACK GUEZ/AFP
Ruang beton bertulang yang kokoh cukup kuat untuk melindungi orang dari ledakan besar. Warga Israel mulai membangun tempat perlindungan dari bom. 

SERAMBINEWS.COM, TEL AVIV - Pasangan suami istri Israel, Aviva Pertzov dan Jeff Lederer, sempat kepikiran untuk membangun tempat perlindungan dari bom bertahun-tahun yang lalu.

Tetapi, mereka tidak langsung merealisasikannya. Keduanya baru melakukannya saat ini dengan pertimbangan meningkatnya ancaman keselamatan warga akibat perang Israel-Hamas di Gaza.

Pertzov dan Lederer tinggal di Tel Mond yang berjarak 30 menit dari Ibu Kota Tel Aviv.

Berada dekat dengan rumah, mereka membangun tempat perlindungan dari bom berupa ruangan beton bertulang yang kokoh dan cukup kuat untuk melindungi semua anggota keluarga dari ledakan besar.

Ketika selesai dibangun, “ruang aman” ini akan memiliki dinding bercat putih, sofa, dan lantai keramik, dan satu jendela dengan penutup logam berat yang menutup dengan bunyi gemerincing.

 
“Pada masa-masa (konflik) sebelumnya, setiap kali ada momen di mana kami mengatakan mungkin kami harus membangun tempat perlindungan di rumah, kami tidak melakukan apa pun. Kali ini, ketika (serangan) tampaknya semakin dekat ke daerah kami, saya berkata pada diri saya sendiri, 'Saya tidak bisa terus seperti ini'," jelas Pertzov, seorang psikolog, di rumah mereka di Israel tengah.

Israel Utara diketahui telah dihujani serangan roket dan pesawat tak berawak dari kelompok Hezbollah Lebanon selama perang Israel-Hamas di Gaza, yang telah berlangsung sejak 7 Oktober.

Iran menembakkan sejumlah rudal pada April -serangan langsung pertamanya ke Israel- dan kembali mengancam akan melakukan pembalasan setelah pemimpin Hamas terbunuh di Teheran bulan lalu.

Dengan aktifnya proksi Iran di Irak dan Suriah, dan pemberontak Houthi yang didukung Iran melancarkan serangan dari Yaman, warga Israel merasakan ancaman dari berbagai sisi.

“Kami sekarang lebih khawatir, karena Hezbollah dapat menjangkau kami dengan rudal-rudal mereka. Kami juga takut ditembaki oleh Iran,” kata Lederer (79), seorang dokter keluarga.

Meningkatnya jangkauan dan kecanggihan senjata telah memangkas waktu reaksi menjadi hanya beberapa detik di daerah-daerah yang paling berisiko, di dekat perbatasan Lebanon dan Gaza.

Pada 1950-an, ketika tempat perlindungan umum pertama dibangun, sirene akan berbunyi 30 menit sebelum benturan.

“Itu waktu yang cukup untuk minum secangkir kopi,” kata Letnan Kolonel Moshe Shlomo, kepala teknik di pasukan pertahanan sipil Israel, Komando Front Depan.

Kini, warga Israel memiliki waktu 15 hingga 90 detik, tergantung di mana mereka tinggal, untuk mencapai tempat yang aman setelah sirene meraung-raung atau peringatan yang disampaikan pemerintah berbunyi dari ponsel mereka.

Oleh karena itu, pihak berwenang mendesak warga untuk membangun ruang aman di rumah mereka. Mereka paham berebut ke tempat perlindungan umum atau tempat penampungan bersama akan memakan waktu yang lama.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved