Berita Sabang

Peneliti Unmuha Adakan FGD Terkait Pariwisata Sabang yang Berkelanjutan Berbasis Kelestarian Budaya

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan di Kota Sabang.

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Peserta FGD Pariwisata Sabang yang Berkelanjutan Berbasis Kelestarian Budaya dan Lingkungan foto bersama di tempat acara, Museum Kota Sabang, Selasa (17/9/2024). 

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan di Kota Sabang.

SERAMBINEWS.COM, SABANG - Lima peneliti dari Universitas Muhammadiyah  (Unmuha) Aceh menyelenggarakan forum group discussion (FGD) di Museum Kota Sabang, Selasa (17/9/2024). 

FGD ini untuk memaparkan hasil penelitian mereka bertajuk Sustainable Tourism dan Cultural Preservation: Insights from Coastal Tourism on Sabang, Weh Island. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan di Kota Sabang.

Sebelum FGD dilaksanakan, tim peneliti telah mengumpulkan data dari wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, karyawan, dan masyarakat lokal di sekitar Casanemo Beach Resort serta Aceh Heritage Village, 19-21 Juli 2024.

Penelitian ini difokuskan pada konsep pariwisata berkelanjutan yang mengedepankan pelestarian budaya dan lingkungan.

Tim peneliti yang terlibat terdiri atas Mimiasri SE, MM (Dosen Fakultas Ekonomi), Winda Putri Diah Restya, SPsi, MA, Syarifah Zainab SPsi, MSi (Dosen Fakultas Psikologi), serta dua mahasiswa Fakultas Psikologi Unmuha, Rizky Alfarizy dan M Fihal Haqqani Siregar.

Baca juga: Ini Jadwal Kapal Cepat Sabang-Banda Aceh Edisi 19 September 2024, Lengkap dengan Harga Tiket

Dalam FGD ini, Plt Kepala Dinas Pariwisata Kota Sabang, Syamsurizal SPd juga hadir dan memberikan materi dengan topik "Membangun Masa Depan Sabang melalui Konsep Pariwisata Berkelanjutan dan Berwawasan Budaya".

Selain itu, Iskandar Azzukhruf, General Manager Casa Nemo Beach Resort, memaparkan tantangan dan peluang dalam sinergi antara pariwisata berkelanjutan dan pelestarian budaya di Sabang.

Kegiatan ini turut melibatkan 25 perwakilan stakeholder di bidang perhotelan, pemerhati budaya, serta LSM lokal yang bergerak di bidang kelestarian lingkungan.

Mimiasri selaku ketua tim peneliti, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penelitian ini, khususnya Dinas Pariwisata Kota Sabang dan Casa Nemo Beach Resort.

Ia juga mengungkapkan beberapa temuan penting dari penelitian, seperti praktik pelestarian budaya di Casa Nemo Beach Resort, yang meliputi perawatan rumah panggung Aceh, pendirian sanggar tari Aceh, serta pertunjukan  live music dengan dimensi budaya Aceh.

Dari sisi lingkungan, Casa Nemo menerapkan sejumlah inisiatif, seperti pengolahan sampah menjadi kompos, penggunaan plastik yang dapat terurai, serta pelestarian hutan di sekitar resor.

Baca juga: Cek Jadwal Kapal Ferry Rute Sabang-Banda Aceh Edisi Kamis 19 September 2024

Temuan sementara menunjukkan bahwa praktik berkelanjutan ini mendapat respons positif tidak hanya dari karyawan dan masyarakat sekitar, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam bagi wisatawan.

Sebagian besar wisatawan bahkan mengaku ingin kembali lagi ke Sabang.

"Harapan kami, praktik-praktik baik ini tidak hanya diterapkan di Casa Nemo, tetapi juga di seluruh industri serupa, demi terwujudnya pariwisata Sabang yang berkelanjutan berbasis budaya dan kelestarian lingkungan," ujar Mimiasri.

Penelitian ini didanai oleh hibah kompetisi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudtistek) tahun anggaran 2024. (*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved