Kasus Lolly, Kakak Nikita Mirzani Sindir Vadel Badjideh yang Minta Pemeriksaan Ditunda

 "Ya kalau kita sekolah kita sakit enggak hadir kita ngasih surat dokter kan. Minimal surat keterangan orangtua 'bu saya sakit,' bapak saya

SERAMBINEWS.COM - Kasus Nikita Mirzani dan kekasih anaknya, Vadel Badjideh masih menjadi perhatian publik.

Vadel Badjideh dituding telah menghamili putri Nikita Mirzani bernama Lolly. Selanjutnya juga telah melakukan pemaksaan aborsi.

Sementara usia Lolly masih di bawah umur. Ditengarai hal itu dilakukan Vadel dengan pemaksaan.

Vadel Badjideh minta penyidik Polres Metro Jakarta Selatan, agar pemeriksaan ditunda karena alasan kesehatan.

Edwin, kakak Nikita Mirzani, ragu Vadel sakit. Sebab, kekasih Lolly tersebut minta pemeriksaan ditunda tanpa disertai surat keterangan dari dokter.

 "Ya kalau kita sekolah kita sakit enggak hadir kita ngasih surat dokter kan. Minimal surat keterangan orangtua 'bu saya sakit,' bapak saya yang bikin tanda tangan anak saya yang bernama ini kelas sekian tidak bisa sekolah," kata Edwin di Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat (27/9/2024).

"Ini dokter enggak, orangtua kaga," lanjutnya.

Lebih lanjut Edwin bergurau alasan mengapa Vadel Badjideh meminta penundaan pemeriksaan karena sedang tidak enak badan.

"Tidak disertakan (surat sakit) bukan sakit, kurang enak badan, kurang garam badannya," ungkap Edwin.

Edwin sendiri sudah bertemu dengan penyidik bersama tim kuasa hukum Nikita Mirzani untuk menanyakan perkembangan laporan sang kakak terhadap Vadel Badjideh. 

Begitupun absennya Vadel dalam pemeriksaan perdananya kali ini.

Namun Edwin tidak mendapat jawaban pasti terkait ketidakhadiran Vadel karena karena kondisinya tidak fit.

"Enggak tahu kenapa kurang enak badannya, apa semalem habis main monopoli saya kaga tahu, minimal tadi kalau sakit setidaknya secara formalnya pernyataan sakit itu datang darimana?" ungkapnya.

Vadel diharapkan bisa kooperatif memenuhi panggilan penyidik untuk dimintai keterangan berkait tuduhan menghamili Lolly, anak Nikita Mirzani yang masih di bawah umur dan memaksanya aborsi.