Konflik Palestina vs Israel

Jadi Target Utama Israel, Ini Sosok Hashem Safieddine yang Disebut Akan Jadi Pemimpin Baru Hizbullah

sebuah sumber dari pihak keamanan Lebanon mengatakan, Hizbullah telah kehilangan kontak dengan Hashem Safieddine sejak 4 Oktober, tepatnya sehari

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
Tangkap layar X
Hashem Safieddine. Hashem Safieddine dikabarkan telah menjadi sasaran serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut. 

SERAMBINEWS.COM - Hashem Safieddine disebut-sebut akan menjadi penerus pemimpin pasukan Hizbullah, menggantikan posisi Hassan Nasrallah yang tewas dalam serangan Udara Israel pada 27 September 2024 lalu.

Namun nasib calon pemimpin Hizbullah tersebut masih belum jelas, usai serangan Udara Israel di Beirut pada akhir pekan lalu.

Dilaporkan CNN, Selasa 8 Oktober 2024, sebuah sumber dari pihak keamanan Lebanon mengatakan, Hizbullah telah kehilangan kontak dengan Hashem Safieddine sejak 4 Oktober, tepatnya sehari sebelum pasukan Israel melancarkan serangannya pada 5 Oktober 2024.

Seorang pejabat Israel sebelumnya mengatakan kepada CNN bahwa ulama itu juga menjadi target serangan mereka.

Namun masih belum jelas apakah dia terbunuh atau tidak. 

Profil Hashem Safieddine 

Safieddine telah memimpin Hizbulah, bersama dengan wakil sekretaris jenderal kelompok itu, Naim Qassem, sejak Nasrallah tewas.

Walau tidak seterkenal Nasrallah di kalangan warga Israel, Israel melihat Safieddine sebagai salah satu target utama.

Safieddine merupakan sepupu Nasralah dari pihak ibu. Keduanya belajar di Iran pada awal tahun 1980-an.

Baca juga: Rincian 41 Serangan Besar-besaran 10 Oktober ke Israel, Ini Operasi Al-Qassam dan Hizbullah 24 Jam

Safieddine belajar di sekolah keagamaan di kota Qom, Iran, sebelum kembali ke Lebanon tahun 1990-an untuk mengambil tanggung jawab kepemimpinan dalam kelompok Hizbullah.

Sama seperti Nasrallah, Safieddine merupakan pengecam keras Israel dan Barat, dan memiliki aliansi yang kuat dengan para pemimpin Iran. 

Lahir dari Keluarga Syiah Terkemuka

Safieddine lahir tahun 1964 dari keluaga Syiah terkemuka di desa Deir Qanoun En Nahr di Lebanon selatan.  

Penduduk di daerah itu mayoritas kaum Syiah.

Seperti Nasrallah, dia mengenakan sorban hitam yang menandakan bahwa dirinya seorang “Sayyid,” yaitu gelar kehormatan Syiah yang menunjukkan pemakainya punya garis keturunan Nabi Muhammad.

Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah

Selama ini, Safieddine menjabat sebagai ketua dewan eksekutif Hizbullah.

Hingga pendahulunya meninggal, dia dipandang sebagai salah satu pewaris kursi tertinggi organisasi itu. 

Hizbullah belum menunjuk pengganti Nasrallah.

Dewan eksekutif merupakan salah satu dari lima badan yang membentuk Dewan Syuro yang merupakan badan pengambil keputusan organisasi.

Dewan eksekutif mengawasi masalah-masalah politik, administrasi, dan keuangan - berbeda dengan Dewan Jihad yang merupakan badan militer kelompok tersebut.

Esmail Qaani, kepala Pasukan Quds – sayap elite Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) yang ditakuti – dilaporkan bersama pemimpin baru Hizbullah, Hashem Safieddine, yang menjadi sasaran di bunker markas besarnya di Beirut oleh Israel.
Esmail Qaani, kepala Pasukan Quds – sayap elite Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) yang ditakuti – dilaporkan bersama pemimpin baru Hizbullah, Hashem Safieddine, yang menjadi sasaran di bunker markas besarnya di Beirut oleh Israel. (SERAMBINEWS/daily mail)

Safieddine menjadi salah satu anggota di Dewan Jihad.

Dilansir dari Kompas.com, Kamis (11/10/2024), kantor berita Reuters melaporkan, sebagai ketua dewan eksekutif, Safieddine memainkan peran yang mirip perdana menteri suatu pemerintahan.

Baca juga: 40 Serangan Hantam Israel Dalam 24 Jam, Dari Mana Saja? Hizbullah Lancarkan Operasi Terbanyak

Dia bertanggung jawab atas serangkaian lembaga Hizbullah yang terlibat dalam layanan kesehatan, pendidikan, kebudayaan, konstruksi, dan berbagai kegiatan lainnya.

Dia memimpin upaya untuk membangun kembali pinggiran selatan Beirut yang dikuasai Hizbullah setelah perang kelompok itu dengan Israel tahun 2006.

Dalam perang itu, sebagian besar wilayah tersebut hancur karena serangan udara Israel.

Dalam sebuah pidatonya pada tahun 2012, Safieddine mengatakan rekonstruksi pasca-perang merupakan "kemenangan baru" atas Israel.

Safieddine pernah berbicara tentang “hubungan yang kuat” antara Hizbullah dan Korps Garda Revolusi Iran (Iran’s Revolutionary Guard Corps/IRGC), dan khususnya dengan jenderal Iran, Qasem Soleimani, yang tewas dalam serangan pesawat tanpal awak AS di bandara Baghdad, Irak, tahun 2020. Putra Safieddine menikah dengan putri Soleimani.

Saudaranya, Abdullah, menjabat sebagai perwakilan Hizbullah di Teheran.

Juru Bicara Hizbullah

Kehadiran Safieddine sudah terlihat jelas di panggung politik Hizbullah, terutama setahun terakhir. 

Ulama berusia 60 tahun itu menjalankan peran penting sebagai juru bicara Hizbullah selama setahun terakhir dalam permusuhan dengan Israel.

Dia berbicara di acara-acara pemakaman dan acara lainnya yang telah lama dihindari Nasrallah karena alasan keamanan.

Sepanjang perang Gaza, Safieddine membuat sejumlah pernyataan yang mengecam tindakan Israel di wilayah kantong itu dan di perbatasan selatan Lebanon.

Nasrallah “mulai menyiapkan posisi untuknya di berbagai dewan berbeda di Hizbullah Lebanon.

Beberapa di antara posisi itu lebih tertutup dibandingkan yang lain.

Mereka menyuruh dia datang, tampil berbicara, lalu (membiarkan dia) pergi” kata Phillip Smyth, pakar yang mempelajari milisi Syiah yang didukung Iran itu, kepada Reuters.

Baca juga: VIDEO Hashem Safieddine, Calon Pemimpin Hizbullah Diyakini Tewas, Namun Jasadnya Tak Ditemukan

Saat berbicara pada upacara pemakaman salah satu anggota Hizbullah yang terbunuh pada Mei lalu, Safieddine sesumbar bahwa kelompoknya tetap kuat dan tangguh, memprioritaskan – bersama dengan para sekutu Iran mereka – perjuangan Palestina dan kebutuhan untuk membebaskan rakyat Palestina.

Setelah serangkaian ledakan yang menargetkan pager-pager dan walkie-talkie Hizbullah pada pertengahan September lalu, Safieddine menegaskan bahwa Hizbullah "tidak akan mundur hingga titik penghabisan."

Saffiedine telah lama menjadi pengecam keras kebijakan Amerika Serikat (AS), yang ia anggap membantu dan mendukung tindakan Israel di Gaza dan Lebanon selatan.

Tahun 2021, ia menuduh Washington “mencampuri” politik dalam negeri Lebanon.

Ia mengatakan, “tirani Amerika” sedang “menyabotase” negara-negara di kawasan tersebut. 

Dia menyebut Irak dan Afghanistan sebagai contohnya.

AS menetapkan Hizbullah sebagai organisasi teroris pada tahun 1997, dan tahun 2017 AS menetapkan Safieddine juga sebagai teroris.

(Serambinews.com/Yeni Hardika/Kompas.com)

BACA BERITA LAINNYA DI SINI

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved