Berita Banda Aceh

Tim Sidak Pangkalan Elpiji Subsidi

“Apabila memang ditemukan pelanggaran dengan batasan yang tidak wajar, kita akan memberikan sanksi penutupan,” DIAN BUDI DHARMA, Kabid Migas Dinas ESD

Editor: mufti
SERAMBINEWS.COM/BUDI FATRIA
ILUSTRASI -- Pekerja menaikkan tabung gas elpiji subsidi 3 Kg ke dalam kapal kayu, di Lampulo, Banda Aceh. 

“Apabila memang ditemukan pelanggaran dengan batasan yang tidak wajar, kita akan memberikan sanksi penutupan,” DIAN BUDI DHARMA, Kabid Migas Dinas ESDM Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Tim gabungan yang terdiri dari Pemerintah Aceh, Pertamina, dan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak Bumi dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Aceh melakukan sidak ke sejumlah pangkalan elpiji hingga konsumen di Banda Aceh, Kamis (10/10/2024). Sidak itu untuk memastikan tidak ada antrean hingga pelanggaran penggunaan elpiji subsidi.

Tim mengawali sidak pada sebuah pangkalan di kawasan Seutui, kemudian berlanjut ke pangkalan di Peuniti. Tim juga mendatangi dua tempat usaha laundry di Peuniti dan Batoh. Karena ada dugaan usaha laundry itu menggunakan tabung gas subsidi untuk mengoperasikan mesin uap, sebagai alat pengering.

Sidak berakhir di dua warung kopi yang ada di Simpang Keudah, Banda Aceh. Dari semua lokasi yang dikunjungi, tak ditemukan adanya antrean hingga penggunaan tabung elpiji subsidi yang melanggar.

Kabid Migas Dinas ESDM Aceh, Dian Budi Dharma, mengatakan, pemantauan itu rutin dilakukan setiap dua minggu, dengan mengajak dinas dan lembaga terkait.

Didak itu dilakukan menyusul adanya informasi jika ada terjadi antrean elpiji 3 kg di sejumlah lokasi. Informasi itu juga menyebutkan jika harga jual elpiji subsidi sudah mencapai Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu/tabung. “Kenapa ini bisa terjadi? Sedangkan kita selalu belakang mengawasi. Makanya hari ini kita melakukan sidak,” ujar Dian.

Dikatakan, Pj Gubernur Aceh sudah mengantisipasi dengan mengirimkan surat kepada Dirjen-Migas Kementerian ESDM untuk penambahan stok sebesar 10.250 metrik atau sekitar 3,5 juta tabung.

“Nah, diharapkan memang bersama-sama dengan Dinas ESDM Provinsi, kita perlu melakukan monitoring kelapangan, pengawasan, sehingga penyaluran elpiji 3 kg benar. Penyaluran elpiji 3 kg di Banda Aceh secara rata-rata 1.500 tabung per hari,” ujarnya. 

Sales Area Manager (SAM) Aceh Pertamina Patra Niaga, Surya Suganda, membantah jika dikatakan ada kelangkaan elpiji 3 kg, karena mereka memiliki 118 pangkalan yang siap menyalurkan.

“Apabila masyarakat menemukan adanya pangkalan elpiji yang melakukan pelanggaran, silakan dilaporkan melalui kanal pengaduan kami. Dan apabila memang ditemukan pelanggaran dengan batasan yang tidak wajar, kita akan memberikan sanksi penutupan,” tambah Surya.

Ketua Hiswana Migas Aceh, Nahrawi Noerdin atau yang biasa disapa Toke Awi mengimbau masyarakat supaya sadar diri, jika memang untuk kategori peruntukan elpiji 3 kg, maka sebaiknya menggunakan elpiji nonsubsidi.

Dikatakan, saat ini banyak usaha kafe hingga warung kopi besar diduga masih menggunakan elpiji subsidi. Hal itu mengambil hak masyarakat miskin. “Ini hak orang miskin, jangan diambil,” ujat Toke Awi.

“Mungkin berat membeli yang 12 kg, yang nominalnya sampai 200 ribu. Tapi kana da yang dikemas 5,5 kg. Nah, ini butuh kesadaran kita,” ujarya.(mun)

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved