Perang Gaza
Brigade Golani, Unit Tentara Elite Barbar Israel Membantai Anak-anak dan Wanita di Gaza dan Lebanon
Sebagai kelanjutan dari kejahatannya di Jalur Gaza yang terkepung, rezim Zionis telah mengebom sebuah sekolah dan sebuah tenda yang menampung warga Pa
SERAMBINEWS.COM - Seorang pemimpin senior Hamas telah bereaksi terhadap serangan pesawat tak berawak Hizbullah terhadap brigade Golani di Haifa selatan, dengan mengatakan satuan tentara Zionis itu berada di balik pembantaian wanita dan anak-anak di Gaza dan Lebanon.
Mereka yang menjadi sasaran pesawat tak berawak tersebut adalah tentara Nazi yang mengebom anak-anak dan wanita di Gaza dan Lebanon, Ezzat Al-Rashq memberikan pernyataan menanggapi operasi pembalasan Hizbullah pada Minggu.
Al-Rashq menekankan bahwa para prajurit telah menderita musibah yang sama seperti yang mereka timpakan kepada rakyat Gaza dan Lebanon.
Pernyataan pejabat Hamas itu menyusul keberhasilan serangan pesawat tak berawak Hizbullah Lebanon terhadap pangkalan militer rezim Zionis yang menewaskan empat tentara Zionis dan lebih dari 100 lainnya terluka.
Baca juga: Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan Gaza Utara saat Tank, Drone dan Sniper Israel Terus Mengepung Kota
Sebagai kelanjutan dari kejahatannya di Jalur Gaza yang terkepung, rezim Zionis telah mengebom sebuah sekolah dan sebuah tenda yang menampung warga Palestina yang mengungsi, menewaskan lebih dari dua lusin dari mereka.
Pesawat tempur rezim Zionis mengebom tenda-tenda yang menampung warga Palestina yang mengungsi di rumah sakit Martir al-Aqsa di Gaza tengah pada dini hari Senin.
Setidaknya 3 warga Palestina tewas dan 70 lainnya terluka dalam serangan di sekitar rumah sakit.
Menurut IRNA, mengutip kantor berita Palestina, 30 tenda terbakar dalam serangan ini dan intensitas api sedemikian rupa sehingga api mencapai Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, yang berdekatan dengan lokasi tenda-tenda ini.
Dalam serangan terpisah, sedikitnya 22 orang tewas dan puluhan lainnya terluka setelah artileri Israel menembaki sebuah sekolah di dekat kamp pengungsi Nuseirat, juga di Gaza tengah.
Menurut kantor berita Sama Palestina, Sekolah Al-Mufti menampung warga Gaza yang mengungsi.
Lima anak tewas setelah penembakan di kamp pengungsi al-Shati di Gaza utara.
Ini bukan pertama kalinya rezim Zionis menargetkan wilayah sipil, menentang kecaman internasional, resolusi Dewan Keamanan PBB, dan putusan Mahkamah Internasional.
Agresi Israel terhadap Gaza yang dimulai pada Oktober tahun lalu sejauh ini telah merenggut nyawa lebih dari 42.200 orang dan menyebabkan lebih dari 98.000 orang terluka.
Gaza Utara jadi Kota Horor, Puluhan Mayat Tergeletak di Jalanan, Tank, Drone dan Sniper Israel Terus Mengepung Kota
Setidaknya 300 orang telah dibunuh oleh pasukan Israel sebagai pengepungan militer di Gaza utara memasuki hari kesepuluh dengan puluhan ribu warga Palestina terjebak oleh invasi darat dan serangan pesawat tak berawak serta persediaan makanan dan air menyusut.
Ismail al-Thawarta, kepala Kantor Media Pemerintah Gaza, menuduh pasukan Israel menghentikan penyelamat dari membantu korban serangan di utara Gaza yang terkepung.
“Tentara Israel mencegah tim pertahanan sipil memulihkan jenazah dan dengan sengaja mencoba menghancurkan sistem kesehatan," kata al-Thawarta pada konferensi pers seperti dikutip Aljazeera, Minggu (13/10/2024).
“Pendudukan Israel melakukan genosida dan membunuh orang dengan menyerang kamp pengungsi dan melakukan kejahatan biadab karena mereka terus menargetkan tempat-tempat di mana perempuan dan anak-anak berkumpul. Tentara Israel terus menyerang Gaza utara dan mencoba mengubahnya menjadi ruang genosida saja.”
Dunia Tetap Diam saat Israel Membakar Hidup-hidup Warga Palestina di Tenda Pengungsian
Jet tempur Israel mengebom tenda pengungsi warga Palestina di sekitar Rumah Sakit Al Aqsa yang menyebabkan kebakaran hebat pada tenda-tenda pengungsi.
Peristiwa yang justru menyayat hati, saat pengeboman terjadi para pengungsi yang berada di dalam tenda ikut terbakar.
Kekejaman dan keburutalan zionis Israel ini telah melanggar batas-batas hukum internasional dengan menyasar warga sipil sebagai target pembunuhan massal.
Dilihat Serambinews.com dari akun media sosial Instagram @hani.aburezeq yang beredar, Senin (14/10/2024) tampak warga sipil di tenda pengungsian yang menjadi sasaran pemboman terbakar hidup-hidup karena terjebak dalam kobaran api.
"Di antara kain tenda yang robek, pemuda ini terbakar tanpa suara, tangannya telulur, kepalanya yang miring, dan telinganya yang hampir mendengar gema impiannya untuk kembali ke rumahnya di Gaza utara, semua menjadi saksi rasa sakit itu yang tidak satu pun orang di dunia lihat. Tapi kami telah mengalami segala macam kematian sampai yang paling aneh, dengan roket, peluru, kremasi, pemakaman, atau dua mayat dengan tanpa kepala," tulis Hani Aburezeq menyertai postingan tersebut.
Dikutip dari outlet jaringan berita Aljazeera munculnya kobaran api setelah Israel menjatuhkan bom.
Api yang berkobar membakar tenda-tenda pengungsian dan membakar tubuh para korban.
Video tersebut beredar luas di media sosial menjadi netizen akan betapa kejam dan mengerikannya tantara Israel yang sudah melewati batas hukum internasional dengan membunuh warga sipil dan pembantaian massal.
Kantor berita Al Jazeera melaporkan, sedikitnya empat orang dipastikan tewas dan 70 orang terluka akibat serangan terhadap tenda-tenda pengungsi di dalam area Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di pusat Kota Gaza.
Pengeboman ini dilakukan Israel dengan dalih Hamas bersembunyi di antara warga sipil dan menggunakan fasilitas Rumah Sakit untuk operasi terror seperti dilansir dari Times of Israel.
"IDF mengatakan bahwa mereka menyerang posisi Hamas yang beroprasi dari pusat komando di dalam kompleks RS tersebut," ungkap Times of Israel.
Netanyahu Minta Pasukan Perdamaian PBB Angkat Kaki dari Lebanon Selatan
Berbicara kepada Sekjen PBB Antonio Guterres, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menuntut penghapusan pasukan penjaga perdamaian PBB yang dikerahkan di Lebanon selatan setelah banyak dari mereka terluka dalam serangan Israel.
“Tuan Sekretaris Jenderal, singkirkan pasukan UNIFIL dari bahaya. Hal ini harus segera dilakukan saat ini," kata Netanyahu dalam pernyataan video yang dikeluarkan oleh kantornya.
Setidaknya lima pasukan penjaga perdamaian PBB terluka dalam beberapa hari terakhir ketika pasukan Israel berperang melawan Hizbullah di Lebanon selatan.
Seruan Netanyahu muncul sehari setelah pasukan PBB di Lebanon menolak untuk mundur dari daerah perbatasan meskipun lima anggotanya terluka dalam tembakan Israel dalam beberapa hari terakhir.
Netanyahu, berbicara pada rapat kabinet, mengatakan pasukan Israel meminta UNIFIL beberapa kali untuk pergi tetapi UNIFIL menolak.
“Penolakan Anda untuk mengevakuasi tentara UNIFIL menjadikan mereka sandera Hizbullah. Hal ini membahayakan mereka dan nyawa tentara kita. Kami menyesali cederanya tentara UNIFIL dan kami melakukan segala daya kami untuk mencegah cedera ini. Namun cara sederhana dan jelas untuk memastikan hal ini hanyalah dengan mengeluarkan mereka dari zona bahaya.”(*)
Caplok 82 Persen Tepi Barat, Israel Inginkan Tanah Maksimum dengan Populasi Arab Minimum |
![]() |
---|
Robot-robot Berisi Bom Milik Israel Mengubah Lanskap Kota Gaza jadi Debu dan Rerutuhan |
![]() |
---|
Pembantaian Besar Dimulai, Israel Kirim 60.000 Tentara Barbar ke Gaza untuk Merebut Kota |
![]() |
---|
Trump Larang Warga Palestina Masuki AS, Termasuk untuk Keperluan Medis dan Studi |
![]() |
---|
Inggris: Kelaparan di Gaza Kematian Buatan Manusia di Abad Ke-21 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.