Tren Pernikahan di Aceh Timur Turun, Efek Mahalnya Mahar Imbas Tingginya Harga Emas, Ini Datanya

Laporan Maulidi Alfata | Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI – Saat harga emas terus meroket tanpa henti, dampaknya mulai dirasakan oleh masyarakat Aceh Timur, terutama bagi mereka yang hendak mengikat janji suci pernikahan.

Dalam adat Aceh, emas menjadi simbol penting dalam prosesi pernikahan yang digunakan sebagai mahar, diukur dalam satuan mayam. 

Namun, dengan harga emas yang melonjak tajam, mimpi untuk melangkah ke pelaminan kian sulit diwujudkan.

Pada Agustus hingga September 2024, harga emas per mayam berada di kisaran Rp 4.200.000 hingga Rp 4.250.000. 

Memasuki Oktober, lonjakan tak terhindarkan, dengan harga menyentuh angka Rp 4.400.000 per mayam.

Kenaikan ini tidak hanya mengejutkan, tetapi juga menambah beban bagi banyak pasangan yang berencana menikah di tengah perekonomian yang belum pulih sepenuhnya.

Data dari Kantor Urusan Agama (KUA) Aceh Timur mengungkapkan, bahwa penurunan jumlah pernikahan semakin nyata. 

Sepanjang Juli hingga September 2024, angka pernikahan merosot dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Pada Juli 2023, tercatat ada 484 pernikahan, yang terdiri dari 332 pasangan menikah di KUA dan 158 pasangan di luar KUA. 

Sementara itu, pada Agustus 2023, angka ini menurun menjadi 323 pernikahan, dan pada September 2023, hanya tercatat 261 pernikahan.

Namun, situasi di tahun 2024 lebih memprihatinkan. 

Pada Juli 2024, angka pernikahan turun drastis menjadi 279 pasangan, Agustus mencatat 288 pernikahan, dan pada September hanya tersisa 203 pasangan yang menikah.

Jika dilihat secara keseluruhan, sembilan bulan pertama tahun 2023, mencatat 2.590 pernikahan.

Sedangkan di tahun 2024, hanya 2.293 pernikahan yang tercatat, sebuah penurunan yang signifikan.