Berita Aceh Selatan

Koramil 09/Trumon Tengah dan PGRI Bagikan Buku & Gelar PBM untuk Anak-anak Pengungsi

"Kami ingin memastikan anak-anak ini tetap mendapatkan akses pendidikan, meskipun harus tinggal di pengungsian," ujarnya.

Penulis: Ilhami Syahputra | Editor: Saifullah
For Serambinews.com
Dalam upaya mendukung pendidikan anak-anak di pengungsian, Koramil 09/Trumon Tengah Kodim 0107/Aceh Selatan membagikan buku-buku pelajaran dan mengadakan kegiatan belajar bersama anak-anak pengungsi yang berada di tempat penampungan sementara, Selasa (22/10/2024). 

Laporan Taufik Zass | Aceh Selatan

SERAMBINEWS.COM, TAPAKTUAN - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Aceh Selatan dan meluapnya Sungai Lawe Soraya Kota Subulussalam menyebabkan banjir di 17 desa yang tersebar di empat kecamatan dalam Kabupaten Aceh Selatan.

Banjir tersebut sudah terjadi sejak tanggal 13 Oktober 2024 hingga saat ini. 

Sebagian fasilitas umum seperti sekolah, tempat ibadah, gedung pemerintah, dan rumah mengalami gangguan akibat terdampak banjir.

Dalam upaya mendukung pendidikan anak-anak di pengungsian, Koramil 09/Trumon Tengah Kodim 0107/Aceh Selatan membagikan buku-buku pelajaran dan mengadakan kegiatan belajar bersama anak-anak pengungsi yang berada di tempat penampungan sementara, Selasa (22/10/2024).

Kegiatan tersebut atas inisiasi dan kerja sama Koramil 09/Trumon Tengah dengan PGRI (Persatuan Guru Repuplik Indonesia) Trumon Raya dan BPBD Kabupaten Aceh Selatan.

Meski secara signifikan banjir telah surut, namun fasilitas umum termasuk gedung sekolah masih belum dapat difungsikan secara normal. 

Menyikapi hal tersebut, Pangdam IM, Mayjen TNI Niko Fahrizal, M Tr (Han) mengarahkan jajaran Kodim 0107/Aceh Selatan untuk membagikan buku belajar serta melakukan kegiatan belajar bersama di tempat penampungan sementara itu.

Dandim 0107/Aceh Selatan melalui Danramil 09/Trumon Tengah, Kapten Inf Endang Ruhiyat menjelaskan, bahwa langkah ini bertujuan untuk menjaga semangat belajar anak-anak meskipun mereka berada dalam situasi sulit. 

"Kami ingin memastikan anak-anak ini tetap mendapatkan akses pendidikan, meskipun harus tinggal di pengungsian," ujarnya.

"Dengan adanya buku-buku dan kegiatan belajar bersama, kami berharap mereka tetap semangat dan tidak ketinggalan pelajaran," jelas Danramil.

Di samping itu, lanjut Kapten Inf Endang, kegiatan proses belajar mengajar itu merupakan bentuk dukungan psikologis terhadap anak-anak sekolah serta bentuk kepedulian dunia pendidikan dalam situasi darurat atau bencana. 

"Ketika terjadi bencana, anak-anak sering kali mengalami trauma dan kebingungan karena perubahan mendadak dalam lingkungan mereka,” urai dia. 

Untuk itu, kita (TNI-red), ketika ada bencana alam di wilayah, tidak hanya fokus pada penanggulangan bencana saja seperti evakuasi atau lainnya, namun juga kita berupaya mengurangi tekanan psikologis, terutama bagi anak-anak melalui kegiatan belajar dan bermain bersama di tempat-tempat pengungsian," urainya.

“Anak-anak ini adalah masa depan kita. Oleh karena itu, kita harus bersama-sama menjaga semangat mereka dalam belajar," tutur dia.

"Kita juga berharap, kegiatan ini bisa berlangsung secara berkelanjutan hingga situasi kembali normal kembali," pungkas Kapten Endang Ruhiyat.(*) 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved