Berita Luar Negeri

Kim Jong Un Dalam Ancaman Pembunuhan Pakai Pesawat Nirawak, Korea Utara Perketat Keamanan

Tercatat bahwa aktivitas Kim Jong Un di ruang publik dalam tahun ini mencapai 110 kali, naik sekitar 60 persen dari tahun lalu.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
AFP/STR / KCNA VIA KNS
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara pada hari pertama Kongres ke-8 Partai Pekerja Korea ( WPK) di Pyongyang 

Kim Jong Un Dalam Ancaman Pembunuhan Pakai Pesawat Nirawak, Korea Utara Perketat Keamanan

SERAMBINEWS.COM – Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, dikabarkan berada dalam ancaman pembunuhan menggunakan pesawat nirawak atau drone milik musuh. 

Kabar ini membuat badan militer dan keamanan Korea Utara meningkatkan pengamanan di sekitar Kim Jong Un dan lokasi-lokasi strategis lainnya di Korea Utara.

Hal itu diungkapkan oleh Badan Intelijen Korea Selatan (NIS) kepada anggota parlemen negara itu pada Selasa (29/10/2024).

NIS memberi tahu para anggota parlemen bahwa Korea Utara telah meningkatkan tingkat keamanan di sekitar Kim Jong Un karena adanya kemungkinan upaya pembunuhan terhadapnya.

Ancaman pembunuhan itu dengan mengoperasikan kendaraan pengacau komunikasi dan peralatan deteksi pesawat tak berawak.

Tercatat bahwa aktivitas Kim Jong Un di ruang publik dalam tahun ini mencapai 110 kali, naik sekitar 60 persen dari tahun lalu.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memimpin upacara parade militer besar-besaran di Pyongyang pada Senin (25/4/2022) malam.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memimpin upacara parade militer besar-besaran di Pyongyang pada Senin (25/4/2022) malam. (AFP)

Peningkatan tampil di publik ini mungkin membuatnya menjadi target yang lebih menonjol, sehingga mendorong keputusan untuk meningkatkan keamanannya.

NIS menyebutkan bahwa Korea Utara menggunakan peralatan khusus untuk membantu melindungi Kim Jong Un

Mereka telah mulai menggunakan kendaraan pengacau komunikasi, yaitu alat yang dapat memblokir sinyal dari radio atau telepon. 

“Ini berarti bahwa jika seseorang mencoba mengirim pesan atau mengoordinasikan serangan, mereka mungkin tidak dapat melakukannya secara efektif,” katanya.

Selain itu, Korea Utara juga telah memperkenalkan peralatan pendeteksi pesawat tanpa awak.

Pesawat tanpa awak adalah perangkat terbang kecil yang dapat digunakan untuk memata-matai atau bahkan menjatuhkan barang berbahaya. 

Dengan memiliki peralatan untuk mendeteksi pesawat tanpa awak ini, Korea Utara bertujuan untuk mencegah potensi ancaman dari udara. 

Langkah-langkah ini menunjukkan betapa seriusnya negara itu dalam menjaga keselamatan Kim Jong Un.

 

Militer Korea Utara Segera Turun ke Medan Perang Bantu Rusia Lawan Ukraina

Tentara Korea Utara dalam beberapa hari ke depan akan diterjunkan dalam medan perang untuk membantu militer Rusia melawan Ukraina.

Dalam sebuah laporan disebutkan bahwa, pekan lalu sekitar 12.000 tentara Korea Utara, termasuk 500 perwira dan tiga jenderal, berada di Rusia untuk menjalani pelatihan.

Mereka secara bertahap akan bergabung dengan pasukan Rusia dalam menghadapi pertempuran melawan Ukraina.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan negaranya akan dipaksa untuk melawan pasukan Korea Utara dalam hitungan hari.

Hal itu diungkapkan Zelensky pada Minggu (27/10/2024), di tengah laporan tentang pasukan Korea Utara yang berkumpul di wilayah barat daya Rusia, Kursk, tempat serangan besar Ukraina terjadi pada bulan Agustus.

"Setiap hari dalam perang ini hanya membuktikan satu fakta, Moskow berniat melanjutkan agresinya," ungkapnya.

"Itulah sebabnya mereka semakin melibatkan Korea Utara dan dalam hitungan hari, tentara Korea Utara mungkin akan bergabung dalam medan perang melawan Ukraina," sebut Zelensky

"Ukraina mungkin akan segera dipaksa untuk melawan pasukan Korea Utara di Eropa," katanya.

Secara terpisah, badan intelijen militer Ukraina mengatakan Rusia mengirim ‘tentara bayaran’ dari Korea Utara ke daerah garis depan menggunakan truk dengan pelat nomor sipil.

Pada Minggu, petugas polisi Rusia menghentikan sebuah truk dengan pelat nomor sipil yang membawa personel militer Korea Utara di jalan raya Kursk-Voronezh, kata Intelijen Pertahanan Ukraina.

 

Tentara Rusia Kecewa dengan Pasukan Korea Utara

Tentara Rusia mengungkapkan rasa kecewa dengan keberadaan pasukan Korea Utara yang turut bergabung di sisi mereka. 

Dalam rekaman audio yang disadap oleh Intelijen Pertahanan Ukraina, tentara Rusia menunjukkan rasa frustrasi di antara pasukan Rusia atas Korea Utara, yang dikenal sebagai 'Batalion K'.

Tentara Rusia terdengar mengungkapkan kekhawatiran mereka tentang keterlibatan pasukan Korea Utara dalam perang Ukraina.

Menurut laporan CNN, rekaman audio yang disadap Intelijen Pertahanan Ukraina mengungkapkan tentara di Moskow merasa frustrasi karena tentara dari Korea Utara akan diberikan amunisi dan perlengkapan militer.

Laporan itu selanjutnya menyatakan bahwa tentara Rusia menyebut pasukan Korea Utara, yang diberi nama sandi 'Batalion K', sebagai 'orang Cina sialan'. 

Dalam rekaman audio yang bocor, satu orang menggambarkan orang lain yang ditugaskan untuk 'bertemu orang'. 

"Dan dia seperti berdiri di sana dengan mata melotot, seperti sial. Dia datang ke sini dan bertanya apa yang harus dilakukan dengan mereka," kata tentara itu. 

Laporan CNN menambahkan bahwa rekaman audio itu disadap pada malam tanggal 23 Oktober 2024.

Rekaman audio tersebut juga mengungkap rencana untuk menempatkan seorang penerjemah dan tiga perwira senior untuk setiap 30 orang Korea Utara

"Satu-satunya hal yang tidak saya pahami adalah bahwa (harus ada) tiga perwira senior untuk 30 orang. Di mana kita bisa mendapatkan mereka? Kita harus menarik mereka keluar," kata seorang tentara Rusia.

"Saya katakan padamu, ada 77 komandan batalyon yang akan datang besok, ada komandan, wakil komandan, dan seterusnya," imbuh yang lain.

Hal ini terjadi setelah Ukraina mengatakan bahwa sejumlah pasukan Korea Utara bergerak menuju wilayah Rusia bagian barat dekat perbatasan Ukraina. 

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa ia menerima laporan tentang pengerahan tersebut.

"Menurut intelijen, pada 27-28 Oktober, Rusia akan mengerahkan pasukan Korea Utara pertamanya di zona pertempuran,”

“Ini adalah langkah yang jelas dalam eskalasi Rusia yang penting, tidak seperti semua disinformasi yang beredar di Kazan akhir-akhir ini," kata Zelensky.

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved