Lifestyle

Orang Tua Wajib Tahu, Begini Pengertian Neuro Parenting yang Diulas dr Aisyah Dahlan

dr Aisyah Dahlan mengatakan setiap tumbuh kembang manusia berkaitan dengan otak dan menjelaskan tujuan neuro parenting...

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Eddy Fitriadi
(Screenshot YouTube Nikita Willy Official)
dr Aisyah Dahlan Praktisi neuro parenting skill. 

SERAMBINEWS.COM - Praktisi neuro parenting skill dan juga ketua rehabilitasi narkoba Indonesia dr Aisyah Dahlan, CMHt., CM.NLP menjelaskan apa itu neuro parenting secara lebih mendalam.

Pada video yang diunggah kanal Youtube Nikita Willi Official, membahas tentang neuro parenting bersama dr Aisyah Dahlan berikut ini penjabarannya.

Apa itu Neuro Parenting

Neuro berasal dari Neuroscience yaitu otak dan saraf sedangkan parenting adalah pola pengasuhan. jadi neuro parenting merupakan pola pengasuhan dengan mengetahui cara kerja otak manusia.

Aisyah Dahlan mengatakan setiap tumbuh kembang manusia berkaitan dengan otak dan menjelaskan tujuan neuro parenting.

"Karena di dalam proses manusia tumbuh dalam rahim sampai seterusnya akan berkaitan dengan otak. tujuan neuro parenting adalah supaya ayah dan ibu melihat anaknya mengerti cara kerja otaknya. Sehingga waktu dibimbing, didampingi, diarahkan, diajarkan,  tahu apa yang harus kita masukkan, kita isi dan gimana sih sebetulnya otak itu? Nah itu yang menarik," kata dr.Aisyah Dahlan dilansir dari kanal YouTube Nikita Willi Official pada 1 Juni 2024.

Ia juga menjelaskan bagaimana Langkah awal neuro parenting yang harus dipahami berdasarkan analogi gadget.

"Jadi kerja otak ini kita harus tahu dulu, bahwa otak manusia begitu banyak program yang Allah ciptakan. Jadi kalau misalnya di gadget banyak fiturnya, ada fitur yang dari pabriknya atau disebut basik program dan ada fitur yang kita masukkan setelah dia mulai bisa kita berikan banyak input. Nah itukan kalau di gadget namanya program aplikasi. Nah, otak tuh kan begitu. Karena gadgetkan kerjanya waktu diciptakan itu inspirasinya dari kerja otak," kata dr Aisyah Dahlan.

Ia juga menjelaskan bahwa manusia juga memiliki program bawaan sama seperti gadget.

"Nah, jadi manusia ini juga ada program bawaan, program bawaan itu apa? laki-laki dan perempuan, itu program bawaan, kemudian watak seseorang program bawaan juga,  bakat seseorang juga program bawaan, artinya kalau kita orang tua misalnya di kasih Allah anak, misal laki-laki nah apa nih program laki-laki. Kemudian kita langsung mendeteksi wataknya yang mana ni? terus bakatnya apa aja? nah itu udah enak itu nanti. waktu kita memberikan arahan, nasihat, treatmen dan terapi dan sebagainya sebagai  pola pengasuhan kita. Udah insyaa Allah lebih tepat dibanding kita tidak ngerti. kita hanya ingin memberikan bimbingan karena dulu saya dibikin begini oleh orang tua saya kan gitu ya," jelasnya.

Ia juga menguraikan bagaimana cara otak bekerja jika di analogikan seperti aplikasi yang ada di gadget.

"Ini yang sekarang kita perlu pelan-pelan belajar bahwa,otak manusia itu rupanya inilah yang mau kita ukir, mau kita bentuk, nah itu yang Namanya membentuk karakter, jadi jelas. Nah ada lagi yang perlu diketahui bahwa , bagian depan kepala atau disebut dengan bagian frontal, itulah yang nanti misalnya seorang ibu memberi tahu misal, ini bunda, ini mama, pokoknya memberi tahu nama-nama itu masuknya di bagian depan kepala. dari mana? dari apa yang dia dengar, apa yang dia lihat, apa yang dia cium, apa yang dia rasakan, apa yang ada sensasi-sensasi sensorik tubuh ini masuknya di kepala bagian depan. Kasih nasihat, kasih peraturan, di ajarin tata cara masuknya juga di kepala bagian depan. nah itu program aplikasi Namanya," urai dia.

Kalau bawaan tadi yang saya bilang, laki-laki perempuan, watak , bakat itu ada di bagian otak tengah kebelakang. Nah perpaduan ini lah nanti yang akan membentuk seseorang ini. seseorang manusia ini, anak ini. Kalau kita bisa tahu bahwa program bawaannya yang jenis apa-apa saja itu untuk memberi masukan di bagian otak depan lebih gampang sehingga efektif.

"Misalnya kita mau bikin meja. meja ini bentunya meja bundar, nah kita harus tau bahan dasarnya apa yang mau dibentuk. apakah kayu, apakah besi , apakah plastik, atau mungkin benda yang lain. Nah kita harus tau juga kayu yang seperti apa speknya, supaya kita tahu ukirannya mau kayak apa, alatnya pakai apa. Alat ini lah peraturan-peraturan, nasihat-nasihat, pelajaran-pelajaran, kayu harus pakai gergaji kayu, batu harus pakai alat-alat yang khusus untuk batu karena kalau batu pakai gergaji plastik bakal lama bentuk mejanya," imbuhnya

Ia juga menganalogikan neuro parenting dengan benda sekitar yang mudah dipahami.

"Kebalikannya, plastik harus tau jenisnya seperti apa, speknya gimana dan harus pakai gergaji plastik karena kalau pakai batu bisa saja sih jadi meja bundar cuma banyak cacatnya, banyak kesedihannya, nanti ada mucul lagi pengalaman kecil yang penuh luka. itu tadi karena waktu gergajinya tidak pas sesuai jenisnya apa. Nah itulah yang nanti bisa diungkap oleh neuro science ini," lanjutnya

Jadi, dikenali dulu watak anaknya seperti apa, kalau sudah belajar, baru lahir aja dia buka mata sudah tau oh ini extrovert, oh ini introvert, oh ini ambivert. karena watak itu genetik dari dalam rahim udah ada bentukannya. 

Ia juga menjelaskan bahwa lingkungan juga akan mempengaruhi sifat anak.

"Nanti dia diukir salah satunya oleh lingkungan kayu, besi, batu, itu watak dari sananya. kita mau bikin meja ini bundar, itu lingkungan. Bahwa kata lingkungan bagusan bundar, kata lingkungan yang dibutuhkan sekarang kotak-kotak, nah gitu kurang lebih analoginya," jelasnya

Dalam perbincangan ini Nikita Willy juga bertanya terkait pola pengasuhan anak jika orang tua memberikan perlakuan yang tidak baik.

"Berartikan pengasuhan kita, apa yang kita berikan kepada anak itu berhubungan sekali dengan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Bagaimana kalau kita memberikan perlakuan yang kurang baik gitu, apakah ada sel-sel atau kerusakan di otak anak yang terjadi?," Tanya Nikita Willy

"ya, jadikan di otak ini penuh memori ya. terutama di bagian depan, nah cara kerja memori tuh gini, jadi di otak manusia keseluruhan itu ada Namanya sel otak kalau nama medisnya neuron, jumlahnya banyak sekali, 100 miliyar kurang lebih. satu neuron itu kerjanya kayak satu computer atau satu laptoplah yang nanti banyak kabel-kabelnya, nah kabel-kabel ini, satu neuron ini kalau dikasih masukan, arahan, pelajaran, atau contoh itu akan terekam. Nah terus kabel-kabel yang membuat rekaman memori itu terjadi sambungan-sambungan. kalau kita ngajarin kan ingin yang baik ya, tapi satu Ketika missal anak juga menangkap sebuah peristiwa yang peristiwa itu negative nah itu juga tersambung di dalam otak itu. jadi, terekam sebuah memori, kalau di ulang-ulang maka sambungannya itu kayak kabel yang di sambungnya berulang-ulang semakin kuat ingatannya memorinya itu. 


tinggal yang nanti membedakan waktu sambungan otak ini kayak ada lemnya kalau Bahasa kedokterannya neurotransmitter, neurotransmitter itu jenisnya kurang lebih 100 jenis. nah kalau memori atau peristiwa yang di tangkap itu positif, jenis lemnya lem positif kalau negative maka neuro transmitternya negative. Jadi otak kita mengingat memori positif, memori negative apalagi yang extreme jadi bisa sangat teringat. 

Anakpun akan mengambil pembelajaran misalnya dia lari terburu-buru, karena terburu-buru nabrak meja, terus orang tua sempat mengingatkan dengan keras. Nah itu anak langsung inget banget dan terekam diotaknya. tetapi ada dua tuh terekamnya, lari-lari terbentu satu, terbentur terbentuk dua, dimarahin terbentuk tiga. Tiga memori tu, dia saling mengikat, mana yang paling kencang mendapatkan benturannya, bentur kena meja atau benturan teriakan ibunya? kalau tiga-tiganya kencang, anak ini akan ingat terus-terusan tetapi kemudian setelah ibunya tenang sedikit dan ibunya minta maaf  bunda minta maaf karena tadi bunda teriak kencang karena bunda juga kaget kamu lari-lari, kamu terbentur, bunda juga takut. 

maka aliran lem yang tentang ibunya marah itu berhenti. anak ini akhirnya tidak kesal sama ibunya karena lem yang lain karena tetap nyala itu memberat pelajaran "oh ibuku marah kalau aku lari-lari" dampaknya adalah bisa menabrak benda-benda sekitar situ. nah, itu jadi pembelajaran," jawabnya

Nikita Willy juga menanyakan terkait meminta maaf kepada anak yang usianya masih dibawah 2 tahun.

"Kalau misalnya kita tidak sengaja membentak anak di bawah 2 tahun apakah kalau kita minta maaf  mereka akan mengerti?," tanyanya 

 "Mengerti, Karena dari raut wajah, dari getaran suara, itu dia tangkap kan sebetulnya otak tersambung itu sejak dalam rahim, di dalam rahim ketika ibu ngomong sesuatu tersambung, ibu melihat sesuatu tersambung, makanya kalau orang tua Ketika anaknya hamil bilang hati-hati ngomong, hati-hati lihat sesuatu,  hati-hati mendengarkan sesuatu karena dia tersambung juga bahkan Ketika ayahnya ngomong dan tersambung di saraf telinga ibu, tersambng juga. makanya ada bayi yang tiba-tiba nangis terus ada ayahnya dating diam karena dia udah ada memori tentang suara. suara ayah, timber ayah, kelembuatan suara, sudah ada," jawab dr Aisyah Dahlan.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved