Berita Aceh Besar

Gandeng Muslim Aid dan YKMI, Disdikbud Aceh Besar Gelar Lokakarya Pengenalan Perlindungan Anak

“Program YKMI ini sangat bagus. Kita berharap apa yg kita dapatkan di pertemuan ini dapat kita terapkan di sekolah,” pungkas dia. 

Penulis: Saifullah | Editor: Saifullah
Serambi Indonesia
Muslim Aid dan Yayasan Kemanusiaan Madani Indonesia (YKMI) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Besar menyelenggarakan Lokarya bertema, “Pengenalan Perlindungan Anak”. 

 Laporan Saifullah | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Muslim Aid dan Yayasan Kemanusiaan Madani Indonesia (YKMI) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Besar menyelenggarakan Lokarya bertema, “Pengenalan Perlindungan Anak”. 

Workshop ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari berbagai latar belakang.

Di antaranya pejabat Dinas Pendidikan & Kebudayaan Aceh Besar, para guru dari berbagai sekolah, perwakilan Kepolisian, para ahli dan praktisi di bidang psikologi, dan perlindungan anak serta lembaga PBB yang bergerak di bidang ibu dan anak, UNICEF. 

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan keterampilan para peserta dalam melindungi hak-hak anak di Aceh, khususnya dalam lingkungan pendidikan.

Kegiatan ini dibuka oleh Bahrul Jamil, SSos, MSi selaku Kepala Dinas Pendidikan & Kebudayaan Aceh Besar, yang diwakili oleh Dr Agus Jumaidi, SPd, MPd.

Agus dalam sambutannya menyampaikan bahwa isu kekerasan terhadap anak harus diketahui semua guru. 

“Ini adalah hal wajib. Konsep lokakarya hari ini sangat strategis dan dapat berkelanjutan untuk proses belajar mengajar di sekolah nanti,” tuturnya. 

“Program YKMI ini sangat bagus. Kita berharap apa yg kita dapatkan di pertemuan ini dapat kita terapkan di sekolah,” pungkas dia. 

Sementara itu, Ibu Elfi Hasnita selaku Ketua YKMI menerangkan, saat ini isu perlindungan anak semakin mendapat perhatian. 

Banyak anak yang masih rentan mengalami kekerasan, penelantaran, atau bahkan eksploitasi, baik secara fisik, emosional, maupun digital. 

“Anak-anak berkebutuhan khusus, seperti yang bapak dan Ibu ajar di Sekolah Luar Biasa (SLB), juga memerlukan perhatian dan perlindungan yang lebih intens,” urainya. 

“Mereka memiliki hak yang sama untuk mendapatkan perlindungan, rasa aman, dan kesempatan untuk tumbuh secara optimal.” tutur Elfi.

Rangkaian kegiatan meliputi sesi berbagi praktik terbaik dari Program Pendidikan Sekolah Sehat yang disampaikan oleh dr Natasya Phebe, Nutrition Officer dari UNICEF Aceh, serta paparan mengenai tren kasus kekerasan terhadap anak di lingkungan pendidikan oleh Aipda Jamil dari Polresta Banda Aceh.

Diskusi interaktif serta kelompok, yang dipandu oleh psikolog Novita Sari, S.Psi., dari Tim SCSS Universitas Syiah Kuala, juga menjadi bagian penting dalam kegiatan ini untuk membahas rencana tindak lanjut.

Melalui workshop ini, YKMI berharap dapat mendorong kolaborasi lebih lanjut antara instansi pemerintah, LSM, dan komunitas untuk mendukung terciptanya lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak di Aceh.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved