Berita Banda Aceh

Para Mantan Kadisdik dan Ketua MPA/MPD Gelar Reuni serta Luncurkan Buku Holistika Pendidikan Aceh

Acara yang dihadiri 150 undangan itu dirangkai dengan peluncuran dan bedah buku berjudul Holistika Pendidikan Aceh.

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Amirullah
For Serambinews.com
Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis ST DEA menerima buku dari koordinator tin penulis, Dr Anas M. Adam MPd mengawali acara Reuni Mantan Kadisdik, Ketua MPA/MPD Se-Aceh, dan Peluncuran Buku Holistika Pendidikan Aceh di Aula Disdik Aceh, Kamis (5/12/2024) malam. 

Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh 

SERAMBINEWS.COM - Para mantan kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) dan mantan ketua Majelis Pendidikan Aceh (MPA), serta ketua majelis Pendidikan Daerah (MPD) se-Aceh menylenggarakan reuni dan silaturahmi di Aula Disdik Aceh, Kamis (5/12/2024) malam.

Acara yang dihadiri 150 undangan itu dirangkai dengan peluncuran dan bedah buku berjudul Holistika Pendidikan Aceh.

Buku setebal 230 halaman itu ditulis oleh 12 orang, terdiri atas para mantan kadisdik Aceh. Di antaranya Dr Anas M. Anas MPd, Dr Ilyas A. Wahab MPd, dan Drs Laisani. Ketiganya juga hadir pada malam itu.

Penulis lainnya adalah mantan kadisdik Aceh Besar, Dr Silahuddin MAg dan mantan kadisdik Pidie,  Murthalamuddin MPd.

Dilaksanakan dalam rangka Hari Guru Nasional (HGN), kegiatan tersebut difasilitasi oleh Disdik Aceh dan diawali dengan makan malam bersama. 

Acara yang diketuai Drs Anwar MPd  itu dibuka resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis ST DEA.

Kegiatan ini dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk para pengamat pendidikan dan senior di bidang pendidikan Aceh.

Di antara yang hadir adalah Dr Ir Azwar Abubakar MM (mantan pelaksana tugas gubernur Aceh dan menteri PAN-RB), Teuku Setia Budi (mantan sekda Aceh), Prof Dr Ir Abdi Abdul Wahab MSc (mantan ketua MPA), Ir Teuku Said Mustafa (mantan asisten I Sekda Aceh), dan Prof Dr Nazamuddin MA (Guru Besar Fakuktas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala/USK).

Hadir juga Prof Dr Tgk Azman Ismail Lc MA (Imam Beaar Masjid Raya Baiturrahman), Prof Dr Eka Srimulyani MA (Direktur Pascasarjana UIN Ar-Raniry dan Anggota MPA), Dra Naimah Hasan (mantan dosen Prodi Sekretari FEB USK), Fachrial SPt MSi (Sekretaris Pendidikan Aceh), dan Muksalmina MPd (Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Disdik Aceh).

Dalam sambutannya, Marthunis menyampaikan penghormatan kepada para tokoh pendidikan yang hadir yang disebutnya sebagai senior yang menginspirasi.

Marthunis mengatakan bahwa penulisan dan peluncuran buku tersebut menjadi momen penting untuk merefleksikan perjalanan panjang pendidikan Aceh.

“Buku ini merupakan warisan intelektual yang sangat berharga. Refleksi yang dituangkan di dalamnya ibarat kaca spion agar kita bisa melaju dengan selamat dan dapat menjadi pelajaran berharga bagi generasi mendatang untuk memahami capaian maupun tantangan dalam dunia pendidikan di Aceh,” ujarnya.

Marthunis juga menguraikan berbagai tantangan yang saat ini dihadapi dunia pendidikan di Aceh. Salah satu isu utama yang diangkat adalah penurunan peringkat pendidikan Aceh di tingkat nasional berdasarkan nilai ujian tulis berbasis komputer (UTBK).

Disebutkannya bahwa pada 2004 Aceh memiliki lima SMA yang masuk dalam daftar sekolah terbaik nasional. Bahkan pada tahun 2002, peringkat pendidikan Aceh berdasarkan UTBK berada di posisi 157. 

Akan tetapi, pada tahun 2024, peringkat tersebut turun drastis ke posisi 191.

“Meski demikian, kita tidak boleh pesimistis. Kami menargetkan pada 2027, setidaknya ada satu SMA di Aceh yang masuk 10 besar nasional berdasarkan nilai UTBK dan lebih banyak lagi yang masuk ke 1.000, bahkan 100 besar,” tegas Marthunis penuh optimis.

Untuk mencapai target tersebut, ia mengungkapkan sejumlah langkah strategis yang telah dilakukan, seperti asesmen. Ada tiga asesmen yang dilakukan pada tahun ini, yakni asesmen kepala sekolah, kemampuan literasi dan numerasi siswa, serta guru. 

"Dua yang pertama sudah kita laksanakan. Asesmen guru akan dilakukan akhir bulan Desember ini," ujar Marthunis.

Ia menamsilkan asesmen (penilaian) seperti uji lab di dunia kedokteran. 

“Ibarat mengobati penyakit, seorang dokter harus mengetahui penyebab penyakit melalui uji lab. Asesmen itu ibarat uji lab yang dapat memetakan permasalahan pendidikan, sehingga kebijakan peningkatan kualitas pendidikan dapat dirumuskan secara efektif dan efisien,” tambah Marthunis. 

Marthunis juga menekankan pentingnya menjaga dan mengembangkan tradisi pendidikan yang lebih baik sebagai fondasi untuk kemajuan Aceh. 

Ia percaya bahwa pendidikan adalah instrumen utama untuk membawa perubahan yang signifikan di masa depan.

Marthunis juga menekankan pentingnya menjaga dan mengembangkan tradisi pendidikan yang lebih baik sebagai fondasi untuk kemajuan Aceh.

Ia percaya bahwa pendidikan adalah instrumen utama untuk membawa perubahan Aceh yang signifikan di masa depan.

Peluncuran Buku Holistika Pendidikan Aceh itu diharapkannya dapat menjadi inspirasi dan panduan untuk meraih cita-cita tersebut.

Buku terbitan Bandar Publishing itu dibedah oleh Guru Besar FKIP Universitas Syiah Kuala, Prof Dr Sofyan A. Gani MA dan Yarmen Dinamika selaku Redaktur Harian Serambi Indonesia yang juga Pembina Forum Aceh Menulis (FAMe).

Kedua pembedah meresensi buku tersebut kritis dan  menyampaikan beberapa saran serta koreksi demi kesempurnaan buku yang disunting oleh Dr Mawardi Hasan MEd tersebut.  

Bedah buku dimoderatori Drs Bustamam Ali MPd, Wakil Rektor III Universitas Iskandar Muda yang juga mantan Kahumas Disdik Aceh. 

Pada sesi tanya jawab, sejumlah peserta mengharapkan agar acara serupa diagendakan rutin setiap tahun guna mendapatkan berbagai masukan dari para mantan Kadisdik dan ketua MPA/MPD se-Aceh yang berkomitmen mendukung upaya peningkatan kualitas pendidikan Aceh.
(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved