Berita Aceh Selatan
WADUH, Semua Rohingya di GOR TSC Kabur
Sebanyak 152 etnis Rohingya yang selama ini ditempatkan di Gedung Olahraga Tapaktuan Sport Center (GOR TSC) Aceh Selatan, menghilang.
“Kami menduga hilangnya Rohingya dari GOR TSC Aceh Selatan telah direncanakan, kami yakin ada aktor intelektual dibalik hilangnya Rohingya ini.” Rian Hariga Efendi, Kepala Investigasi Forjias
SERAMBINEWS.COM, TAPAKTUAN – Sebanyak 152 etnis Rohingya yang selama ini ditempatkan di Gedung Olahraga Tapaktuan Sport Center (GOR TSC) Aceh Selatan, menghilang. Saat ini GOR tersebut sudah dalam keadaan kosong.
Kabar ini baru mencuat pada Senin (9/12/2024). Meski tempat penampungan sementara itu mendapat penjagaan, namun belum diketahui persis bagaimana dan kapan etnis Rohingya melarikan diri.
Kepala Investigasi Forum Jurnalis Independen Aceh Selatan (Forjias), Rian Hariga Efendi mengungkapkan bahwa sejak 28 November 2024, semua imigran Rohingya sudah tidak ada lagi di GOR TSC Aceh Selatan.
"Kami menduga hilangnya Rohingya dari GOR TSC Aceh Selatan telah direncanakan, kami yakin ada aktor intelektual dibalik hilangnya Rohingya ini, " kata Rian kepada Serambi di Tapaktuan, Senin (9/12/2024).
Untuk diketahui, sebelumnya imigran Rohingya terombang ambing sekitar 4 mil di laut Labuhan Haji, Aceh Selatan. Keberadaan mereka diketahui setelah ditemukannya mayat perempuan di sekitar pelabuhan Labuhan Haji pada Kamis 17 Oktober lalu.
Setelah sempat ditolak oleh warga, kemudian imigran gelap itu diizinkan mendarat dan ditampung sementara atau selama tujuh hari di Terminal Type C Labuhan Haji, sebelum ditempatkan di GOR TSC.
Sebelumnya, 24 etnis Rohinya juga berupaya lari dari penampungan sementara di Aceh Selatan. Namun, upaya itu berhasil cegat ketika kendaraan yang membawa mereka sampai di Subulussalam.
Nah, sekarang semua etnis Rohingya yang ditampung di GOR TSC sudah melarikan diri. Rian mengaku ada kejanggalan dalam kasus ini, mengingat tempat penampungan tersebut selama ini dijaga ketat.
"Hingga saat ini kami belum mendapatkan keterangan resmi dari UNHCR, pemerintah dan aparat keamanan terkait lenyapnya Rohingya dari penampungan sementara Aceh Selatan, semua tiba-tiba menjadi bungkam," ujarnya.
Karena itu, pihaknya meminta polisi mengusut tuntas peristiwa hilangnya etnis Rohingya di penampungan sementara Aceh Selatan. Jangan sampai masyarakat salah menilai kinerja pemerintah dan aparat penegak hukum.
“Apakah hilangnya Rohingya ini dianggap sesuatu yang wajar sehingga semua pihak bungkam, atau ini memang sudah direncanakan dan lagi-lagi daerah yang dikorbankan, " ucapnya kesal.
Kabid Investigasi Forjias ini juga meminta Presiden Probowo Subianto agar mengambil langkah tegas terkait maraknya kapal pengangkut Rohingya yang terus melintasi perairan Indonesia.
“Sebab berkaca dari berbagai peristiwa terkait Rohingya, isu kemanusiaan hanya dijadikan modus untuk meraup keuntungan dan memuluskan praktik TPPO di Indonesia yang saat ini semakin terorganisir,” tambah dia.
Menurutnya, wilayah pantai Aceh Selatan telah menjadi salah satu jalur perdagangan manusia yang paling rapi di Indonesia. Menurutnya, kasus ini bukan kejadian pertama bahkan disinyalir Aceh Selatan menjadi salah satu titik transit utama dalam jalur perdagangan manusia.(l)
Berita Aceh Selatan
Rohingya kabur
GOR TSC Aceh Selatan
manusia perahu
Rohingya ditampung di Terminal Labuhanhaji
Update Harga TBS Kelapa Sawit Tingkat PKS di Aceh Selatan |
![]() |
---|
Bupati Aceh Selatan Raih EFT Award, Komitmen Nyata dalam Tata Kelola Fiskal Lingkungan Hidup |
![]() |
---|
Produksi Kakao di Aceh Selatan Capai 300 Ton pada Tahun 2024 |
![]() |
---|
Bupati Aceh Selatan Terima Penghargaan dalam Konferensi Nasional Pendanaan Ekologis 2025 |
![]() |
---|
Gampong Panton Pawoh Aceh Selatan Budidaya Lele, Dorong Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.