Kronologi Warga Deliserdang Tewas Usai Diamankan Polisi, Istri Ungkap Sempat Dilarang Jenguk Suami

Budianto Sitepu meninggal setelah sekitar dua hari mendekam di sel tahanan Polrestabes Medan. 

Editor: Faisal Zamzami
TRIBUN MEDAN/ANUGRAH NASUTION
Dumaria Simangunsong memeluk jenazah suaminya di ruang jenazah Rumah Bhayangkara Medan, Kamis (16/12/2024). /Anugrah Nasution. 

SERAMBINEWS.COM, MEDAN - Budianto Sitepu (42), warga Gang Horas, Desa Sei Semayang, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara tewas diduga dianiaya polisi, Kamis (26/12/2024).

Budianto Sitepu meninggal setelah sekitar dua hari mendekam di sel tahanan Polrestabes Medan

Ayah 5 orang anak itu tewas dengan luka lebam di wajah dan badannya.

Kondisi jenazah Budianto tampak dipenuhi luka lebam.

Seperti di wajahnya yang membiru dan membengkak, kemudian kaki yang terlihat bercak darah serta bagian seperti bekas pukulan pada dada dan bahu. 

Kronologi Kejadian

Dumaria Simangunsong, istri korban mengungkap kronologis suaminya tewas diduga dianiaya di Rumah Tahanan Polisi (RTP) Polrestabes Medan.

 Budianto diamankan polisi pada 24 Desember 2024 malam sekitar pukul 23.00 WIB.
 
Ayah 5 anak ini kemudian ditahan atas dugaan mengganggu ketertiban pada saat malam Natal.

 
Budianto dan rekan-rekannya pada malam Natal disebut memutar musik sambil minum-minuman keras di sebuah warung.

Karena merasa terganggu, seorang warga melaporkan hal tersebut kepada pihak kepolisian.

Setelah menerima laporan, anggota kepolisian dari Polrestabes Medan mendatangi lokasi warung tersebut.

Anggota kepolisian ini sempat cekcok dengan Budianto Sitepu dan rekannya.

Setelah cekcok, Budianto dan 2 rekannya, Dedi Pasaribu dan Girin dibawa ke Polrestabes Medan.

 
"Suami saya diamankan polisi pada 24 Desember 2024 sekitar pukul 23.00 WIB. Katanya suami saya mengganggu ketertiban lantaran pasang musik saat malam. Jadi ada yang melapor dan suami saya diamankan polisi," ucap Dumaria Simangunsong saat ditemui di RS Bhayangkara Medan.

Baca juga: Warga Medan Tewas Usai Ditahan Polisi, Sang Istri Yakin Korban Disiksa: Saya akan Menuntut Keadilan

Tak Diizinkan Menjenguk

Dumaria mengatakan, pada saat ditahan ia bersama dengan keluarga mendatangi  Polrestabes Medan untuk melihat kondisi suaminya.

Namun, pada malam itu Dumaria dan keluarga tidak diperbolehkan untuk melihat Budianto Sitepu.

Tak menerima alasan atas larangan tersebut, Dumaria dan keluarga pulang ke rumah, karena sudah larut malam.

Keesokannya, Rabu (25/12/2024), ia kembali ke Polrestabes Medan untuk melihat suaminya, namun tetap dilarang.

Bersama dengan keluarga, Dumaria mulai kebingungan, lantaran tak juga diberi akses untuk menemui Budianto Sitepu.

Kehadiraanya di Polrestabes Medan seakan tak dianggap pihak kepolisian.

Setelahnya, Kamis (24/12/2024) pagi, ia berusaha untuk menemui suaminya, yang sudah dua hari ditahan tanpa kejelasan.

Setiba di Polrestabes Medan, Dumaria semakin kebingungan, lantaran suaminya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Jalan KH Wahid Hasyim, karena sakit.

"Jadi aku sempat ke Polrestabes Medan untuk melihat suami ku. Tapi tidak diberitahu. Kemudian, ada polisi bilang kalau suami saya masuk rumah sakit," ucapnya.

Sesampainya di RS Bhayangkara, ia tak juga diperbolehkan untuk menemui Budianto Sitepu.

Karena tak diperbolehkan bertemu dengan Budianto, Dumaria bersama keluarga mengelilingi rumah sakit untuk mencari keberadaan suaminya.

Betapa terkejutnya Dumaria, di mana tak sengaja melihat suaminya sudah tak bernyawa dibawa petugas medis. 

"Ternyata pas lewat jenazah itu ku liat itu seperti suami kun dibawa ternyata ku liat sudah meninggal," lanjutnya. 

Dirinya menceritakan, saat itu ia melihat kondisi suaminya sudah babak belur, seperti dihajar massa. 

Selama ditahan di Polrestabes Medan, Dumaria tak mendapatkan kabar apapun mengenai suaminya. 

"Saya tak tau, hanya karena suami saya main musik di kede, kemudian dilaporkan ke polisi dan diamankan tapi tidak tau dibawa kemana. Karena surat apa pun tak ada sampai sama kami keluarga," kata Dumaria. 

Sampai saat ini jenazah korban masih berada di ruang jenazah RS Bhayangkara untuk dilakukan proses autopsi.

 

Sang Istri akan Tuntut Keadilan ke Polda Sumut

Dumaria mengatakan sebelum ditahan polisi sang suami dalam kondisi sehat.

Dia pun yakin suaminya dianiaya dan disiksa saat berada dalam waktu ditahan polisi

"Saya gak tahu di mana suami saya dipukuli. tapi kondisi suami saya waktu dibawa ke Polres gak begitu (lebam dna luka), suami saya sehat. Setelah meninggal saya lihat semuanya lebam-lebam, biru," ujarnya. 

Dumaria tidak terima. Dia akan menuntut keadilan ke Polda Sumut. 

"Saya minta seadil-adilnya. karena suami saya pas dibawa baik-baik aja. tapi kenapa pas meninggal suami saya dalam kondisi lebam-lebam biru biru?," ujarnya histeris memeluk jasad suaminya.

 

 

Kata Kapolrestabes Medan 

Kapolrestabes Medan Kombes Pol. Gidion Arif Setyawan belum bersedia menjelaskan perihal dugaan penganiayaan tahanan di Polrestabes Medan yang berujung kematian. 

Ditemui di Medan, Gidion mengatakan belum dapat memberikan keterangan apa pun mengenai peristiwa tersebut.

Pihaknya lanjut Gidion, masih mendalami peristiwa tersebut. 

"Bentar, saya masih butuh waktu sebentar. saya nanti akan jelaskan supaya tidak putus-putus. biar sedikit komprehensif lah biar saya lihat dulu," ujarnya, Kamis (26/12/2024). 

 

Baca juga: Rapal Doa dan Lantunan Zikir di Kuburan Massal Siron Warnai Peringatan 20 Tahun Tsunami Aceh

Baca juga: Listrik Padam hingga 5 Jam di Aceh Jaya, Penyebabnya Laka Lantas di Aceh Barat

Baca juga: Listrik Padam hingga 5 Jam di Aceh Jaya, Penyebabnya Laka Lantas di Aceh Barat

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Tahanan Polrestabes Medan Tewas Usai Dijemput Oknum Polisi, Wajah Bonyok Diduga Dianiaya

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved