info BKKBN Aceh

Langsa 2025: Satu Desa Satu Sekolah Lansia 

Kota Langsa menjadi salah contoh kabupaten/kota di Provinsi Aceh yang menjalankan Program Sekolah Lansia di semua desa yang ada di wilayahnya. 

|
Editor: IKL
Tidak Ada
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh, Safrina Salim, didampingi, Pj. Walikota Langsa, Syaridin, Kepala OPD KB, dan para keuchik, menyerahkan Sertifikat Kelulusan kepada salah seorang wisudawan lanjut usia, pada Selasa (24/12/2024) di Aula IAIN Zawiyah Cot Kala, Kota Langsa. 

SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Kota Langsa menjadi salah contoh kabupaten/kota di Provinsi Aceh yang menjalankan Program Sekolah Lansia di semua desa yang ada di wilayahnya. 

Hal ini dipertegas Penjabat Walikota Langsa, Syaridin, saat ikut serta bersama Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh, Safrina Salim, mewisuda sebanyak 78  lansia, pada Selasa (24/12/2024) lalu di Aula IAIN Zawiyah Cot Kala, Kota Langsa.

Wisudawan tertua  81 tahun atas nama Siti Amra, asal desa Sungai Pauh Induk, Kecamatan Langsa Barat. 

Wisudawan tersebut lulusan dari Sekolah Lansia Happy Old Days, Desa PB Tunong Kecamatan Langsa Baro, Sekolah Lansia Bersinar Desa PB Seulemak Kecamatan Langsa Baro, dan Sekolah Lansia Al Hidayah Desa Sungai Pauh Induk Kecamatan Langsa Barat. Sebanyak 63 dari 66 desa yang ada di lima kecamatan di Kota Langsa, pada 2025 akan dibentuk satu desa satu Sekolah Lansia.

Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Safrina Salim,mengucapkan apresiasi dan  terimakasih atas dukungan yang diberikan oleh  Pj. Walikota Langsa, Syaridin,  yang akan  menambah jumlah Sekolah Lansia pada 2025 .  

Ia berharap langkah dan kebijakan yang diambil Pj. Walikota Langsa tersebut dapat diikuti Kepala Daerah Lainnya di Aceh di dalam upaya meningkatkan kualitas hidup lansia di daerahnya masing-masing.

RGWH

Safrina menyebutkan pada 2024, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 11,75 persen di Indonesia.

Sedangkan di Kota Langsa jumlah sasaran lansia pada 2024 sebanyak 10.925 orang.

Dengan rincian, Langsa Barat 2310 Lansia, Langsa Baro,  3264, Langsa Kota, 2382,  Langsa Lama, 1955, dan Langsa Timur 1014 (sumber: Dinkes Kota Langsa).

Sementara pada Tahun 2023, telah terbentuk  satu  Sekolah Lansia di Kabupaten Aceh Besar.

Dan pada 2024 bertambah menjadi 41 Sekolah Lansia yang tersebar di 23 kabupaten/kota di provinsi paling ujung Pulau Sumatera ini. 

"Disini peran penggerakan dari Penyuluh KB, OPD KB, dan serta kepala desa sangat luar biasa, dalam mensukseskan program Sekolah Lansia ini. Untuk itu, saya mengucapkan terimakasih, sehingga harapannya program ini terus bergerak di seluruh kabupaten/kota lainnya di Aceh untuk membentuk Sekolah Lansia," ucap Kaper BKKBN Aceh, Safrina yang didampingi Kepala OPD KB Kota Langsa, Amrawati, di Langsa, selesai prosesi wisuda.

Safrina juga berharap dukungan dari pemerintah daerah, mitra kerja, lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, sektor swasta, dan serta partisipasi aktif masyarakat.

"Terimakasih Pak Pj. Walikota Langsa. Kami sangat membutuhkan dukungan seperti ini, apalagi Bapak akan mengajak serta para camat dan keuchik untuk memplotkan anggaran desa bidang pendidikan untuk Sekolah Lansia," kata Safrina.

Selanjutnya Safrina mengatakan, dukungan satu desa satu Sekolah Lansia dalam upaya mendukung langkah pemerintah, yaitu Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemenduk Bangga)/BKKBN, menjadikan Lansia di Indonesia  SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif dan Bermartabat).  

Penjabat Walikota Langsa, Syaridin, kepada awak media mengatakan, merasa senang dan ikut bahagia mewisuda 78 lansia dari tiga Skolah Lansia di tiga gampong/desa, meski diakuinya, pada awalnya pesimis dapat sukses menjalankan program ini.  

"Saya menitipkan pesan, saya memanggil semua camat, keuchik, dan kepala dinas terkait, untuk menyampaikan dukungan agar  pada 2025,  63 desa lagi (dari 66 desa yang ada di Kota Langsa), agar segera dibentuk Sekolah Lansia.  Kita harus melaksanakan pendidikan kepada warga kota yang lansia dalam rangka memberikan kebahagian kepada warga lansia agar merasa bahagia dan diperhatikan," tegas Syaridin.

HRE

Syaridin kembali menegaskan kepada para keuchik, pada 2025, jika  masih ada  rencana kerja penggunaan gampong dari anggaran desa yang belum ada mengalokasikan untuk pendidikan anak usia dini atau PAUD HI dan anggaran Sekolah Lansia, maka  APBG tidak akan disahkan.

"Masalah jumlahnya tergantung Pak Keuchik, penting harus ada peruntukan yang wajib dialokasinya salah satunya untuk bidang pendidikan usia dini dan lansia yaitu PAUD HI dan Sekolah Lansia  Ini program yang sangat menyentuh kepada masyarakat. Dari pada kita gali saluran, ya begitu begitu saja tetapi pendidikan, pembangunan manusia sangat bermanfaat," tegasnya lagi.

Selanjutnya ia mengatakan, "Hari ini orangtua  kita yang lansia, besok besok  kita. Kalau kita memperhatikan mereka, besok kita yang akan diperhatikan generasi yang selanjutnya.  berdayakan mereka dimana mereka bisa memperdayakan. Beri kesempatan kepada mereka ikut membantu Pak Keuchik memajukan gampong, tanpa mereka, Pak Keuchik takan bisa berbuat apa-apa," tutupnya.

Keuchik Matang Seulimeng, Jufriadi.R, menangapi pernyataan, Pj.  Walikota Langsa, Syaridin, mengatakan, desa akan mendirikan Sekolah Lansia.

Untuk itu ia akan studi tiru ke gampong-gampong yang telah membentuk Sekolah Lansia di Kota Langsa.

Serta memerlukan dukungan dari Penyuluh KB dan OPD KB agar di desanya bisa terbentuk Sekolah Lansia.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved