Kesehatan
Jangan Lagi Pakai Alumunium Foil saat Masak, dr Zaidul Akbar Ungkap Bahaya Paparan Logam Berat
Ahli kesehatan sekaligus pendakwah, dr Zaidul Akbar melalui kanal YouTubenya mengungkap bahaya paparan logam berat pada kesehatan.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Ahli kesehatan sekaligus pendakwah, dr Zaidul Akbar melalui kanal YouTubenya mengungkap bahaya paparan logam berat pada kesehatan.
Logam berat hakikatnya ada disekitar kita tetapi tidak banyak orang yang menyadari jika logam berat dapat mudah masuk dalam tubuh lalu memicu munculnya kelainan dan keluhan penyakit berbahaya didalam jaringan tubuh.
Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, air minum, udara atau bahan-bahan yang kita gunakan.
Satu diantaranya, logam berat yang mudah kita temukan terdapat pada alumunium foil, yakni selembar tipis lembaran logam yang terbuat dari aluminium.
Biasanya, alumunium foil berwarna silver, produk ini sering digunakan untuk membungkus makanan seperti ikan bakar, sayuran, hingga sepotong ayam, agar panasnya bisa tahan lebih lama.
Membungkus makanan dengan alumunium foil lalu dipanaskan bersamaan cukup umum dilakukan oleh masyarakat Indonesia.
Baca juga: Waspada Mikroplastik Pemicu Kanker yang Ada Sikat Gigi Anda, Ini Saran Dokter Zaidul Akbar
Namun beberapa orang mulai mempertanyakan apakah penggunaan aluminium foil untuk memasak cukup aman atau justru berbahaya untuk kesehatan.
dr Zaidul Akbar justru tidak menganjurkan penggunaan alumunium foil.
"Tolong deh kalau masak jangan pakai aluminium foil, itu biasanya kalau masak supaya lebih kuat dagingnya, aromanya maka dipakai aluminium foil," katanya dikutip Serambinews.com, Kamis (2/10/2024).
Lewat kanal YouTubenya, dr Zaidul Akbar mengimbau agar sebaiknya mengurangi penggunaan alumunium foil. Hal tersebut bertujuan agar logam pada alumunium foil tidak menempel pada makanan dan berakhir menimbulkan berbagai macam penyakit.
"Aluminium nempelah dia (pada makanan), jadi mulai pelan-pelan disingkirin," sambungnya.
Lebih lanjut, alumni Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro itu mengungkap bahwa logam berat juga ada di bahan kosmetik.
Maka dari itu, ia menganjurkan anda agar pintar mencari kosmetik yang mengandung bahan environment friendly atau ramah lingkungan dan ramah pada rubuh.
Baca juga: Mikroplastik Picu Sel Kanker, dr Zaidul Akbar Anjurkan Pilih Sikat Gigi dengan Bahan Bulu Bambu
Selanjutnya, coba hindari produk-produk yang mengandung chemical disruptor atau endokrin disruptor.
"Chemical disruptor atau endokrin disrupor berlimpah ruah pada odol, sabun, kosmetik ada di situ," ungkapnya.
Dikutip dari laman National Institute of Environmental Health Sciences, disebutkan endokrin adalah zat kimia alami atau buatan manusia yang dapat meniru atau mengganggu hormon tubuh , yang dikenal sebagai sistem endokrin.
dr Zaidul Akbar mengungkap, bahaya chemical disruptor atau endokrin disruptor dalam kehidupan sehari-hari disinyalir menjadi penyebab anak lahir dengan keterbelakangan mental.
"Anak-anak yang mengalami keterbelakangan mental segala itu tidak lepas dari ini paparan salah satunya logam berat atau chemical disruptor itu, paling parah lagi paparan nuklir dan atom," pungkasnya.
Baca juga: Resep Air Kaldu ala dr Zaidul Akbar, 8 Manfaatnya Bisa Tingkatkan Tumbuh Kembang & Kencangkan Kulit
Mikroplastik Picu Sel Kanker, dr Zaidul Akbar Anjurkan Pilih Sikat Gigi dengan Bahan Bulu Bambu
Ahli kesehatan sekaligus pendakwah, lewat kanal YouTubenya menyoroti bahaya mikroplastik yang dapat memicu sel kanker pada tubuh.
Selain bungkus makanan, mikroplastik ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui penggunaan sikat gigi yang sering kita gunakan sehari-hari.
Mikroplastik adalah partikel atau potongan plastik dengan ukuran sangat kecil, yakni kurang dari 5 milimeter.
Menurut dr Zaidul Akbar, bahaya mikroplastik yang jarang kita sadari ketika masuk ke dalam tubuh dapat memicu tumbuhnya sel kanker.
"Jadi wajar zaman sekarang itu manusia sejarang kankernya berlimpah ruah, 'wajar'. Lihat aja sikat gigi kan mikroplastik tiap hari digosokkan ke mulut," katanya, dikutip Serambinews.com, Rabu (1/1/2025).
Pada saat kita menyikat gigi, mikroplastik dari sikat tersebut bisa saja masuk ke dalam tubuh.
"Apalagi yang semangat 45 sikat giginya, masuk dia (mikroplastik)," sambungnya.
dr Zaidul Akbar kemudian menegaskan, isu mikroplastik seharusnya tidak dianggap enteng karena dapat memicu sel kanker.
Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro itu lalu menganjurkan agar sebaiknya mulai beralih ke sikat gigi yang berasal dari bulu bambu agar lebih aman untuk kesehatan.
Sebagai opsi, sebaiknya gunakan siwak.
"Makanya bagi orang yang paham mikroplastik, dia cari sikat giginya dari bulu bambu, itu lebih aman tuh atau kalau enggak engak usah sikat gigi sekalian pakai siwak aja," pungkasnya.
Mikroplastik pada Bungkus Makanan
dr Zaidul Akbar juga menyoroti bahaya pada penggunaan plastik untuk membungkus makanan.
Menurut dr Zaidul Akbar, bahaya plastik tersebut sering diabaikan padahal bahayanya bisa memicu sel sel kanker.
Bahaya plastik terhadap makanan disampaikan oleh dr Zaidul Akbar melalui kanal Youtube dr Zaidul Akbar Official.
dr Zaidul Akbar mengatakan, ada banyak sekali makanan yang dibungkus dengan plastik, contohnya adalah gorengan.
Ketika anda membeli gorengan, kerap kali makanan tersebut dibungkus dengan plastik, kondisi ini semakin berbahaya bagi tubuh jika gorengan tersebut dimasukkan ke dalam plastik saat makanan bersuhu panas.
"Belum lagi bicara minyaknya, yang bahaya juga plastiknya, apalagi lagi panas-panas gitu kan di masukkan ke dalam plastik," kata dr Zaidul Akbar.
Selain itu, dr Zaidul Akbar juga menyoroti bungkus makanan atau biasa disebut sebagai kertas nasi, umumnya bungkusan ini berwarna coklat.
Kertas nasi kerap digunakan saat membungkus nasi beserta lauk di rumah makan. Beberapa penjual melapisinya dengan daun pisang, namun banyak juga yang tidak.
"Ada lagi kertas makanan yang warna cokelat, beberapa ada pakai pelapis daun pisang, beberapa enggak, itu bagian tengahnya kan plastik, plastik loh itu," tegasnya.
Menurut dr Zaidul Akbar, bahaya penggunaan plastik pada bungkus makanan justru tidak baik untuk tubuh bahkan dapat memicu tumbuhnya sel kanker.
"Jadi wajar zaman sekarang orang itu atau mungkin manusia-manusia zaman sekarang itu kankernya apa segala macam tu berlimpah ruah wajar banget. Kenapa bahasa 'wajarnya'? Karena plastik tadi," imbuhnya.
Lanjut dr Zaidul Akbar, sekalipun tertera food grade pada bungkus makanan, itu tidak menjamin bahwa plastik pada bungkus makanan aman untuk tubuh.
Sebagai informasi, food grade merujuk pada bahan atau produk yang aman digunakan dalam konteks makanan dan minuman.
dr Zaidul Akbar pun mencontohkan, apabila dirinya ingin membeli sesuatu, seperti kuah makanan dan lainnya, ia rela membawa rantang daripada harus menggunakan plastik sebagai wadah untuk membungkusnya.
"Maka saya kadang kalau pas lagi ingin makan sesuatu yang berkuah, saya rela meribetkan diri saya untuk bawa rantang, daripada pakai plastik, even itu dia bilang food grade, enggak percaya saya, daripada terinstal sel-sel kanker," tambahnya.
Penggunaan plastik pada cangkir kopi juga mendapat sorotan, kerap kali kopi panas dimasukkan ke dalam paper cup coffe, paper cup atau gelas kertas adalah kemasan minuman dengan bentuk gelas dengan bahan kertas food grade berlaminasi.
Dalam hal ini, dr Zaidul Akbar kembali mengingatkan kepada masyarakat yang suka minum kopi menggunakan paper cup coffe agar sebaiknya dikurangi agar ke depan tidak tumbuh sel kanker.
Sebagai solusi, apabila anda ingin membeli kopi, sebaiknya anda membawa tumblr atau minum kopi dingin saja agar lebih aman dari lelehan atau mikroplastik.
(Serambinews.com/Firdha Ustin)
8 Manfaat Minum Air Kayu Manis, Bagus untuk Kesehatan Wanita |
![]() |
---|
Bahan Makanan yang Direkomendasikan untuk Penderita Diabetes, Bantu Menjaga Gula Darah Stabil |
![]() |
---|
6 Menu Diet Sehat Tinggi Protein untuk Pertumbuhan Otot Anak, Penting Selama Masa Tumbuh Kembang |
![]() |
---|
Obesitas Bisa Hambat Kehamilan, dr Boyke Ingatkan Ibu untuk Jaga Berat Badan Ideal |
![]() |
---|
BANYAK YANG KELIRU! dr Zaidul Akbar Beberkan Organ Paling Penting, Ternyata Bukan Otak atau Jantung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.