Berita Viral

Tiap Bulan Dapat Santunan Setengah UMP Aceh, Pengungsi Rohingya Ogah Pindah: Sudah Hidup Enak

Ya, mereka menerima Rp 1,7 juta per-kepala. Jumlah ini setara dengan setengah UMP Aceh 2024, yakni Rp 3,4 juta. Mereka juga mendapat fasilitas listrik

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Yeni Hardika
KOLASE SERAMBINEWS.COM
Tiap Bulan Dapat Santunan Setengah UMP Aceh, Pengungsi Rohingya Ogah Pindah: Sudah Hidup Enak 

Tiap Bulan Dapat Santunan Setengah UMP Aceh, Pengungsi Rohingya Ogah Pindah: Sudah Hidup Enak

SERAMBINEWS.COM – Sungguh enak kehidupan para pengungsi Rohingya yang ada di Indonesia, utamanya di Pekanbaru, Riau.

Bagaimana tidak, mereka setiap bulan menerima santunan dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) hampir setengah dari Upah Minimum Provinsi (UMP) Aceh.

Ya, mereka menerima Rp 1,7 juta per-kepala. Jumlah ini setara dengan setengah UMP Aceh 2024, yakni Rp 3,4 juta.

Tak hanya itu, pengungsi Rohingya ini juga mendapat fasilitas listrik hingga kendaraan bermotor yang dibeli dari warga.

Mereka pun mengaku ogah dipulangkan ke tempat asal atau dipindahkan dari pengungsian.

Sebab, para pengungsi Rohingya ini sudah menjalani hidup yang nyaman dari sebelumnya.

Pengakuan ini diutarakan oleh seorang pengungsi Rohinya kepada selebgram Oklin Fia ketika medatangi tempat tinggal mereka di Pekanbaru, Riau.

Di Pekanbaru, terdapat sekitar 500 pengungsi Rohinya yang menempati sebuah lahan kosong milik warga.

Oklin Fia pun memperlihatkan isi pemukiman pengungsi Rohingya tersebut yang selama ini tak diketahui publik.

Kepada Oklin Fia, pengungsi Rohingya menceritakan perjalanan panjang mereka sampai tiba di Pekanbaru.

Mereka rupanya sudah menjelajahi berbagai negara yakni dari Myanmar, lalu menetap di Bangladesh, dan berlayar ke Aceh hingga akhirnya tiba di Pekanbaru.

Kini bermukim di Pekanbaru, pengungsi Rohingya mengaku dapat bantuan uang dari badan migrasi PBB bernama International Organization for Migration (IOM).

Dari IOM, pengungsi Rohingya rutin diberikan uang bulanan dengan nominal berbeda-beda.

Untuk suami istri, IOM memberikan uang Rp1,7 juta.

Sedangkan untuk remaja yang belum menikah diberikan Rp1 juta, dan anak-anak diberikan Rp300 ribu perbulan.

Saat masuk ke dalam, Oklin terkejut melihat ada banyak sepeda motor di pemukiman pengungsi Rohingya.

Usut punya usut, pengungsi Rohingya bisa memperoleh sepeda motor itu dengan cara membeli cash atau mencicil dari warga.

Tak hanya sepeda motor, Oklin juga terkejut mengetahui ada listrik di pemukiman tersebut.

Diungkap pengungsi Rohingya, semua biaya listrik dan bahan membangun rumah ia dapatkan dengan cara berutang ke warga Pekanbaru.

"Ini ada listrik dari mana pak?" tanya Oklin Fia, dilansri dari TribunnewsBogor.

"Ini kita ada utang. Ini terpal kita ambil utang. Saya punya rumah, Rp 4 juta lebih saya ada utang," ujar pengungsi Rohingya.

"Kalau listrik juga dialirin dari warga?" tanya Oklin lagi.

"Ini (pakai) genset pukul 11 buka, pukul 2 tutup," jawab pengungsi Rohingya.

"Kalau malam gelap?" tanya Oklin.

"Kalau malam buka pukul 7, pukul 10 tutup," imbuh orang Rohingya.

Berkeliling ke pemukiman pengungsi Rohingya, Oklin syok melihat kondisi sumber airnya.

Pengungsi Rohingya mengaku mandi dan mencuci di air yang keruh.

"Ini air buat mandi, tangan cuci, basuh muka cuci," kata pengungsi Rohingya.

"Ya gimana mereka enggak bakal sakit kulit sih, ini airnya lihat kayak gini," ujar Oklin Fia miris.

Lebih lanjut, Oklin pun penasaran dengan pekerjaan pengungsi Rohingya.

Diungkap salah satu pengungsi, mereka sehari-hari tidak bekerja.

Artinya pengungsi Rohingya hanya mengharapkan uang dari IOM saja.

"Orang di sini kerjanya apa pak?" tanya Oklin.

"Kita tak ada kerja," akui pengungsi Rohingya.

"Pendapatannya dari mana?" tanya Oklin lagi.

"Kita dari IOM, kasih tolong sedikit. IOM kasih kita Rp1 juta, gak cukup pun alhamdulillah, cukup pun alhamdulillah,” katanya.

“Kita di sini datang hanya menjalani hidup," ujar pengungsi Rohingya.

 Penasaran, Oklin pun bertanya kepada pengungsi Rohingya soal responnya jika ditawari Pekerjaan.

Mendengar tawaran kerja dari Oklin, pengungsi Rohingya langsung menolaknya dengan alasan tak terduga.

"Saya pengin tanya, kalau dikasih pekerjaan kira-kira mau?" tanya Oklin.

"Kita tak tahu lagi, sebab saya tak boleh pergi kerja. Saya terapi pijat, sebab saya sakit," jawab pengungsi Rohingya.

Tak mau bekerja dan hanya mengharap bantuan dari IOM, pengungsi Rohingya mengaku ingin selamanya tinggal di Pekanbaru.

"Kira-kira di sini (pengungsi Rohingya) mau berapa lama?" tanya Oklin.

"Tak mau pindah lagi," ujar pengungsi Rohingya.

(Serambinews.com/ar)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved