Laporan Eksklusif

Menu Makan Gratis Harus Menarik

Program makan bergizi gratis (MBG) yang merupakan janji kampanye Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mulai diujicoba

|
Editor: mufti
zoom-inlihat foto Menu Makan Gratis Harus Menarik
For serambinews.com
Tempe, menu makanan bergizi gratis yang dibagikan di SMK Taman Fajar Peureulak ditemukan berjamur, Kamis (9/1/2025)

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Program makan bergizi gratis (MBG) yang merupakan janji kampanye Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mulai diujicoba secara serentak pada Senin hingga Jumat (6-10/1/2024).  Di Aceh, ada lima daerah yang melaksanakan ujicoba program tersebut pada pekan pertama, meliputi Banda Aceh, Aceh Timur,  Aceh Barat, Aceh Tengah, dan Aceh Tenggara. Sedangkan beberapa kabupaten lain, seperti Aceh Tamiang, baru dimulai Senin hari ini. 

Evaluasi akan dilakukan setelah ujicoba ini sehingga pelaksanaan ke depan akan semakin baik. "Kita mendukung program makan bergizi gratis ini sebagai upaya memperbaiki kualitas anak-anak bangsa, cukup gizi, badan sehat, rajin belajar, Indonesia kuat," kata Pj Gubernur Aceh, Safrizal ZA saat meninjau uji coba program tersebut di SMPN 10 dan SMAN 16 Banda Aceh, Senin (6/1/2025) lalu.

Dalam sepekan terakhir ini, wartawan Serambi Indonesia di lima daerah di Aceh, turut memantau pelaksanaan ujicoba program pemenuhan gizi berskala nasional yang menjadi salah satu prioritas Pemerintahan Prabowo Gibran itu. Hasil pengamatan, sebagian anak dan orang tua siswa berharap nasi yang disajikan dengan lauk yang lebih bervariasi, sehingga lebih disukai anak-anak (Baca. Menunya Harus Disesuaikan dengan Kearifan Lokal). 

Di Banda Aceh, Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA secara simbolis didampingi Pj Wali Kota Banda Aceh, Almuniza Kamal meninjau uji coba program tersebut di SMPN 10 dan SMAN 16 Banda Aceh, Senin (6/1/2025). Pada hari pertama pelaksanaan, ada 13 sekolah di Banda Aceh yang terlibat dalam program ini, yakni lima TK, enam SD, satu SMP, dan satu SMA. Selain itu, program ini juga menyasar ibu hamil dan ibu menyusui di Gampong Doy dan Lambhuk. Untuk seluruh Banda Aceh, sekitar 3.478 porsi didistribusikan melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Konon, katanya ada dua dapur di Banda Aceh yang digunakan sebagai tempat untuk mengolah berbagai lauk. Namun demikian, hingga berita ini diturunkan, wartawan Serambi belum memiliki akses untuk memotret kesibukan di dua area dapur umum itu. Begitu juga halnya dengan dapur memasak untuk MBG ini di berbagai kabupaten. Terkait lauk yang disajikan, sebagian besar anak-anak terlihat menyantap dengan lahap. Namun, ada juga sebagian lainnya yang tampak kurang selera pada lauk tertentu, seperti tahu.

Di Aceh Timur, ada 8 sekolah dan 355 balita di Kecamatan Peureulak, yang menerima manfaat dari program makan bergizi gratis. Makanan tersebut diolah di dapur utama yang berlokasi di Gampong Alue Nibong, Kecamatan Peureulak, dan dikelola oleh Yayasan Nasabe Pangan Bergizi yang berpusat di Desa Tibang, Syiah Kuala, Banda Aceh.

Pembagian pertama dilaksanakan di TK Raizatul Khaira, Gampong Blang Bitra, Peureulak, Aceh Timur. Perwakilan Gizi Nasional, Muhammad Iqbal, menjelaskan, menu yang disajikan meliputi nasi putih, daging, tempe, sayuran, dan buah-buahan. Menu ini dipilih dengan cermat untuk memenuhi kebutuhan protein dan karbohidrat yang penting bagi tumbuh kembang anak.

"Total porsi yang dibagikan pada tahap awal ini mencapai 3.497 porsi. Program ini berlangsung mulai Senin hingga Jumat setiap minggu," ujar Iqbal.

Kepala Sekolah SD Negeri 7 Peureulak Afrida Sari, saat diwawancarai Serambi menerangkan bahwa di sekolahnya ada 110 siswa yang menerima makan bergizi gratis. "Program ini sangat bagus ya. Kami para guru berterima kasih ada program seperti ini untuk siswa-siswi kami," ujarnya. Ia berharap program ini terus berlanjut dan bisa membantu protein untuk peserta didik di Aceh Timur, terutama di SDN 7 Peureulak. 

Pantauan Serambi, hari pertama menu makan gizi gratis terdiri atas nasi putih, ayam, buah-buahan, dan kuah. Sementara pada hari kedua, nasi putih telur, sambal buah, dan kuah.  

Di Aceh Barat, program ini pertama kali diluncurkan di MTsS Harapan Bangsa Kuta Padang Meulaboh dan MIN 11 Aceh Barat, yang menjadi sekolah pertama dalam penerapan MBG. Menu makan bergizi disiapkan oleh pihak ketiga bekerja sama dengan pemerintah dan diantar langsung ke sekolah-sekolah. Para siswa dan siswi terlihat antusias, dengan suasana gembira saat mereka mengambil nasi secara bergiliran yang dibagikan oleh para guru.

Dalam masa uji coba ini, MBG tersebut didatangkan secara khusus oleh penyedia atau pihak ketiga ke sekolah MTsS HBS dan MIN di Meulaboh oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Kepala Kantor Kemenag Aceh Barat, H Abrar Zym, Jumat (10/1/2025) mengungkapkan bahwa MTsS Harapan Bangsa menjadi lokasi pertama yang melaksanakan program MBG di Aceh Barat. 

Ia menambahkan bahwa program ini akan diperluas ke seluruh sekolah di Aceh Barat.

Sementara itu, di Aceh Tenggara sebanyak 3.500 porsi makanan dibagikan kepada pelajar di SDN 1 Bambel, SMP Swasta Perapat Hilir, TK Pembina Negeri Kutacane, SMP Swasta Muhammadiyah, dan  di SMAN 2 Kutacane.

Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi di Kabupaten Aceh Tenggara, Hikmah Santie SSos MSos, mengatakan, pemberian makanan bergizi gratis ini mulai murid tingkat TK/PAUD, SD, SMP dan SMA sederajat di Aceh Tenggara. Jumlah makanan bergizi gratis yang diberikan dalam launching ini 3.500 porsi.

Disenangi 85 persen anak

Berdasarkan data dari Disdikbud Aceh Tengah, sebanyak 2.825 siswa dari 18 sekolah di pusat Kecamatan Bebesen telah menerima manfaat program ini. Kepala Sekolah TK IT Al-Hikmah Takengon, Ricki, menyebutkan, sekitar 85 persen siswanya senang dengan menu makan bergizi yang disediakan. "Kalau soal suka atau tidaknya menu, itu kembali lagi pada selera masing-masing anak," ujar Ricki.

Ia menjelaskan bahwa sebagian anak memiliki selera makan yang baik, tetapi ada pula yang cenderung sulit atau memilih-milih makanan. Hal ini tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga di rumah. "Secara keseluruhan, sekitar 85 persen anak-anak mau mengonsumsi makanan bergizi yang diberikan," tambahnya.(ra/sb/as/fa/rd)

 

Ada beberapa masukan dari orang tua siswa tentang menu makanan, di mana selera makan masyarakat beda-beda. Ini harus menjadi perhatian bagi kita bagaimana menu yang dirancang itu cocok dengan selera makan masyarakat, khususnya Kota Banda Aceh. Sulaiman Bakri, Kepala Disdikbud Kota Banda Aceh

Menunya Harus Disesuaikan dengan Kearifan Lokal

Program makan bergizi gratis yang menyasar para ibu hamil, ibu menyusui, serta para pelajar di sekolah-sekolah sudah berjalan tepat selama sepekan. Banyak anak dan masyarakat merasa terbantu dengan program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tersebut. 

Namun, juga tidak sedikit pula orang tua dan sejumlah kelompok masyarakat yang memberikan kritikan dan masukan bagi pemerintah terkait pengembangan program tersebut. Seperti di Kota Banda Aceh, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat mengaku kerap mendapat masukan dari masyarakat, khususnya terkait menu makanan yang disediakan dalam program makan bergizi gratis tersebut. 

Di mana, masyarakat dan orang tua siswa menyarankan menu yang disediakan agar disesuaikan dengan selera masyarakat daerah setempat. Tetapi, tetap dengan memperhatikan kecukupan kandungan gizinya. 

“Ada beberapa masukan dari orang tua siswa tentang menu makanan, di mana selera makan masyarakat beda-beda. Kearifan lokal masyarakat Aceh beda seleranya dengan kearifan lokal di daerah lain. Ini harus menjadi perhatian bagi kita bagaimana menu yang dirancang itu cocok dengan selera makan masyarakat, khususnya Kota Banda Aceh,” kata Kepala Disdikbud Kota Banda Aceh, Sulaiman Bakri, kepada Serambi, Jumat (10/1/2025). 

Meski harus adanya penyesuaian menu dengan selera kearifan lokal, Sulaiman menekankan, supaya makanan yang disediakan tetap memenuhi asupan gizi sesuai standar ditentukan Badan Gizi Nasional (BGN).

“Asupan gizi itu penting sekali karena memang itu target utama kita agar anak-anak kita gizinya cukup, bisa menghilangkan stunting, menghilangkan gizi buruk dan mencerdaskan anak-anak bangsa,” ujarnya. 

“Jadi walaupun kita memilih menu yang lebih kearifan lokal, tapi gizinya tidak boleh kurang. Nah ini masukan dari masyarakat terkait menu makanan,” tambahnya.  Sebagaimana diketahui, salah satu menu yang disajikan adalah tahu dan tempe. Pengamatan Serambi di Kota Banda Aceh, sebagian anak tak menyentuh 2 jenis menu ini, meskipun sebetulnya punya kandungan nutrisi yang memadai seperti tempe. Keduanya sebetulnya sumber protein. Tapi ya, ini soal selera dan kebiasaan. Butuh waktu untuk sosialisasi kepada anak-anak.

Sulaiman menyampaikan, selama masa percobaan pihaknya mengaku penyaluran program makan bergizi gratis di Kota Banda Aceh berjalan lancar dan tidak ada masalah di lapangan.

“Khusus untuk Kota Banda Aceh tidak ada problem untuk penyediaan itu (makan bergizi gratis). Bahkan untuk anak-anak yang memang ada alergi, juga sudah didata sejak  awal. Misalnya tidak bisa makan ayam, diganti dengan daging, tidak bisa makan ikan ini diganti dengan ikan yang lain,” ungkapnya. 

Seperti diketahui, pada tahap percobaan, program makan bergizi gratis hanya menyasar 13 sekolah dan ibu hamil serta ibu menyusui di dua gampong di Kota Banda Aceh, dengan total 3.478 porsi setiap hari. 

Jumlah tersebut dinilai masih cukup sedikit dari total siswa yang ada di Kota Banda Aceh. Sehingga program ini diharapkan secara bertahap bisa tercukupi untuk seluruh siswa. “Kita ketahui bahwa siswa TK, SD, SMP, belum termasuk SMA itu berjumlah 46 ribu lebih yang ada di Banda Aceh. Jadi kalau kita bandingkan dengan yang sudah menerima, masih banyak yang belum tercover,” sebutnya.(ra)

 

Nantinya pada April-Juni penerima manfaat MBG akan bertambah menjadi 6 juta. Lalu, Juli-Agustus akan bertambah lagi menjadi sekitar 15 juta penerima. Dedek Prayudi, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan

3,3 Juta Penerima Saat Launching

Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Dedek Prayudi, menyebut, ada sekitar 3,2 juta-3,3 juta siswa yang akan menerima manfaat makan bergizi gratis saat kick off atau peluncuran program tersebut. "Jadi kita targetkan kurang lebih ada 3,2 juta atau 3,3 juta lah yang akan menerima manfaat makan bergizi gratis ketika kick off tanggal 6 Januari," kata Dedek dilansir siaran Kompas TV, Sabtu (4/1/2024). 

Dedek menjelaskan, nantinya akan ada sekitar 1.000 SPPG (Sistem Penyediaan Pangan Bergizi Gratis) di berbagai daerah di Indonesia yang siap untuk melaksanakan MBG. Dalam sehari, satu SPPG akan bertanggung jawab memberikan makanan sebanyak 3.000-3.500 porsi. 

Sementara itu, Juru Bicara PCO lainnya, Adita Irawati, mengatakan, lebih dari 3 juta penerima MBG itu merupakan target penerima manfaat pada Januari hingga Maret 2025. Di dalamnya nanti termasuk ibu hamil dan balita yang akan menerima MBG. Jumlah penerima MBG akan ditingkatkan secara bertahap. "Nantinya pada April-Juni penerima manfaat MBG akan bertambah menjadi 6 juta. Lalu, Juli-Agustus akan bertambah lagi menjadi sekitar 15 juta penerima," ungkap Adita. "Targetnya pada 2025 ini sekitar 40 persen penerima manfaat dari MBG bisa terpenuhi," lanjutnya.(kompas.com)

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved