Humas UIN Ar-Raniry Gelar Seminar Nasional, Ketua AJI: AI Tak Bisa Gantikan Karya Jurnalistik
Ketua AJI Indonesia itu menuturkan, jika ada berita yang ditulis atas perintah AI, tidak bisa disebut sebagai produk jurnalistik....
Penulis: Sara Masroni | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Sara Masroni | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Humas dan informasi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh gelar seminar nasional yang bertajuk “Media Masa Depan Bersama AI”, seminar yang menghadirkan Ketua Umum AJI Indonesia, Nany Afrida dan Akademisi UIN Ar-Raniry, Nazaruddin Musa MLIS PhD di Aula Pascasarjana kampus setempat, Selasa (21/1/2025).
Dalam paparanya, Nany menegaskan teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan tidak bisa mengganti kerja-kerja jurnalistik, hanya dapat digunakan sebagai alat bantu atau penunjang.
"Teknologi AI hanya mampu menunjang kerja-kerja kita sebagai jurnalis, bukan berarti dia basic dari jurnalistik," ujarnya.
Ketua AJI Indonesia itu menuturkan, jika ada berita yang ditulis atas perintah AI, tidak bisa disebut sebagai produk jurnalistik.
Karena, proses untuk menghasilkan berita memiliki tahapan tersendiri, produk jurnalistik harus melalui banyak proses mulai dari mencari berita, melakukan upaya hukum konfirmasi, menulis, pendistribusian hasil karya dan lain sebagainya.
Dia menegaskan, langkah yang mesti dilakukan, media harus memiliki pakem penggunaan AI dalam jurnalistik.
Biasanya, lebih kepada etika dan transparansi. Intinya, jika tidak memenuhi kaidah, maka itu tidak bisa disebut sebagai produk jurnalistik.
“Tantangan penggunaan AI saat ini adalah, Indonesia belum memiliki undang-undang yang menjelaskan secara detail tentang pemanfaatan kecerdasan buatan tersebut. Kemudian, literasi pengetahuan media atau jurnalis sendiri terhadap AI juga menjadi tantangan, sejauh apa sebenarnya orang memahami dan bertanggung jawab dalam penggunaan AI,” kata Nany.
Pemateri selanjutnya sekaligus akademisi UIN Ar-Raniry, Nazaruddin Musa memaparkan tentang Journalism AI, beberapa hasil survey tentang penggunaannya, serta peluang lahirnya teknologi dan bagaimana IA digunakan.
Di akhir presentasinya Nazaruddin menjelaskan, peran jurnalis di era AI harus menjadi pelopor mewujudkan masyarakat 5.0 yaitu masyarakat yang mampu mengontrol teknologi, bukan masyarakat yang dikontrol oleh AI.
“AI bukan pengganti manusia, tapi alat untuk memperluas potensi kita. Masa depan media adalah kolaborasi, bukan dominasi teknologi, dengan kata lain AI memang memberi peluang, tapi etika dan moral menentukan arah masa depan media,” tutupnya.
Sementara itu, Rektor UIN Ar-Raniry Prof Mujiburrahman menyambut baik atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Dia berharap, adanya kolaborasi antara Humas UIN Ar-Raniry, Program Magister KPI, Sekolah MJC dan AJI Banda Aceh, ke depan isu-isu terkait dengan perkembangan teknologi dapat dikaji bersama dengan nuansa akademik.
Rektor UIN Ar-Raniry itu berharap, kemitraan yang telah terjalin ini dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak, khususnya dalam kontek edukasi perkembangan dan penggunaan teknologi.
“Banyak hal yang dapat laksanakan bersama untuk membahas berbagai isu perkembangan teknologi, antara lain penelitian bersama, penulisan dan bedah buku, FGD dan berbagai seminar atau workshop,” pungkasnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.