Perang Gaza
Menteri 'Gila' Israel Ben Gvir Ingin Tawanan Bebas, tapi Bersikeras Lanjutkan Perang di Gaza
Seorang warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka pada hari Sabtu akibat tembakan pasukan pendudukan Israel di Jalan Salah al-Din di Gaza ten
SERAMBINEWS.COM - Menteri 'gila' Israel Itamar Ben-Gvir, yang juga menteri keamanan nasional sayap kanan Israel, menyambut pembebasan empat tentara wanita Israel yang ditawan oleh Hamas di Gaza.
“Tapi hati mengencang dengan rekaman yang mempermalukan Negara Israel, mengingat kesepakatan yang tidak bertanggung jawab,” tulis Ben Gvir di X, Sabtu.
Sebelumnya Ben Gvir telah menyatkan mengundurkan diri dari pemerintah Netanyahu atas kesepakatan gencatan senjata, yang dia lawan dengan alasan itu membahayakan keamanan Israel.
“Selamat datang di rumah bagi mereka yang kembali. Namun jika kita tidak menghancurkan Hamas, tanggal 7 Oktober mendatang sudah dekat. Kita harus melanjutkan perang. Dan hancurkan,” katanya.
Israel Langgar Gencatan Senjata, Bunuh Seorang Warga Palestina di Gaza Tengah
Seorang warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka pada hari Sabtu akibat tembakan pasukan pendudukan Israel di Jalan Salah al-Din di Gaza tengah, koresponden Al Mayadeen melaporkan.
Baca juga: Pejuang Hamas dan Jihad Islam Unjuk Kekuatan, Israel Gagal Kendalikan Gaza Secara Militer
Saksi mata melaporkan bahwa militer pendudukan Israel menembaki warga Palestina yang dievakuasi di titik terakhir yang dapat diakses di Jalan Salah al-Din (Gaza timur) dan Jalan al-Rashid (Gaza barat), yang menghubungkan bagian selatan dan utara jalur tersebut.
Perjanjian gencatan senjata di Gaza antara Perlawanan Palestina dan pendudukan Israel mulai berlaku pada hari Minggu, 19 Januari 2025. Namun, penajajah Israel melanggar perjanjian tersebut tak lama setelahnya, yang mengakibatkan korban jiwa dan cedera.
Kegagalan IOF untuk menarik diri dari Netzarim membahayakan kesepakatan
Kegagalan pasukan pendudukan Israel untuk menarik diri dari apa yang disebut poros Netzarim, barat daya Kota Gaza, sejauh ini mengancam akan menghentikan pelaksanaan ketentuan lain dari perjanjian tersebut, seorang komandan Perlawanan Palestina memperingatkan dalam sebuah pernyataan kepada Al Mayadeen.
Sementara itu, Gerakan Perlawanan Islam, Hamas, menuduh pendudukan Israel menunda pemenuhan ketentuan perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tawanan, dengan alasan terus ditutupnya Jalan al-Rashid dan pencegahan penduduk terlantar untuk kembali ke Gaza utara.
Hamas menganggap Israel bertanggung jawab atas segala penundaan dalam pelaksanaan perjanjian dan dampak yang ditimbulkannya pada tahap-tahap berikutnya.
Perkembangan ini mengikuti ekspektasi sebelumnya bahwa pasukan pendudukan akan mulai menarik diri dari Netzarim satu jam setelah selesainya pertukaran tahanan pada hari Sabtu.
Pertukaran tersebut merupakan bagian dari putaran kedua dari fase pertama perjanjian gencatan senjata di Gaza, menurut pejabat senior Palestina lainnya yang berbicara kepada Al Mayadeen pada Sabtu sebelumnya.
Sementara itu, puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi berkumpul di dekat Netzarim, menunggu izin untuk kembali ke Gaza utara sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian.
Robot-robot Berisi Bom Milik Israel Mengubah Lanskap Kota Gaza jadi Debu dan Rerutuhan |
![]() |
---|
Pembantaian Besar Dimulai, Israel Kirim 60.000 Tentara Barbar ke Gaza untuk Merebut Kota |
![]() |
---|
Trump Larang Warga Palestina Masuki AS, Termasuk untuk Keperluan Medis dan Studi |
![]() |
---|
Inggris: Kelaparan di Gaza Kematian Buatan Manusia di Abad Ke-21 |
![]() |
---|
Terungkap, Rencana Jahat Trump Hapus Penduduk Gaza, Dibayar Uang jika Mau Pergi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.