Teknologi
Berhasil Membuka Babak Baru, Liang Wenfeng Pendiri AI DeepSeek asal Cina Bisa Mengalahkan ChatGPT
Akankah DeepSeek mengubah seluruh peta kompetisi global, atau malah memicu lonjakan inovasi yang lebih besar dari para pemain besar lainnya?
Penulis: Gina Zahrina | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM - Jika DeepSeek V3 bisa mengalahkan ChatGPT dalam waktu singkat, siapa yang bisa menebak sejauh mana teknologi ini akan berkembang?
Pendiri perusahaan rintisan AI DeepSeek asal Cina, Liang Wenfeng, saat ini menjadi pusat perhatian utama di dunia teknologi.
Aplikasi DeepSeek V3 yang ia rintiskan berhasil menduduki posisi pertama di App Store pada Selasa (28/1/2025).
DeepSeek telah mengejutkan banyak pihak dengan mengalahkan ChatGPT yang hanya berada di peringkat delapan, yang dikutip dari Kompas.
Hal ini menandakan bahwa DeepSeek, sebuah startup asal Cina yang baru didirikan pada 2023, berhasil menarik perhatian dunia berkat inovasi teknologi yang mereka bawa.
Model-model AI seperti DeepSeek R-1 dan DeepSeek V3 yang baru saja dirilis pada (20/1/2025) lalu, menampilkan performa luar biasa.
Tidak hanya menonjolkan kemampuan dalam memahami konteks dan menyelesaikan soal-soal matematika, tetapi juga menawarkan keunggulan dalam efisiensi biaya yang belum pernah ada sebelumnya.
Baca juga: Inilah DeepSeek, AI Asal China Penantang Berat ChatGPT, Ini Perbandingannya
DeepSeek, yang berfokus pada pengembangan Kecerdasan Buatan Umum (AGI), berambisi menciptakan sistem AI yang tidak hanya pintar dalam satu tugas saja.
DeepSeek juga bisa dapat berpikir, belajar, dan beradaptasi sama seperti manusia.
Dengan potensi penerapan AI yang luas dalam berbagai sektor seperti kesehatan, pendidikan, dan bisnis, DeepSeek sudah siap mengubah paradigma AI global.
Keunggulan DeepSeek V3 yang Membuatnya Mencuri Perhatian Global
Melansir dari DeepSeek, Salah satu alasan mengapa DeepSeek V3 begitu memukau adalah karena performanya yang sangat kompetitif dibandingkan dengan model-model besar lainnya.
Model ini menampilkan kemampuan luar biasa dalam uji coba benchmark, terutama dalam pemahaman konteks dan pemecahan soal-soal matematika tingkat internasional.
Misalnya, dalam benchmark uji pemahaman konteks (DROP, 3-shot F1), DeepSeek V3 berhasil meraih skor 91,6, lebih tinggi dari Llama 3.1 yang hanya mencapai 88,7, Claude 3.5 dengan 88,3, dan GPT-4o yang hanya memperoleh 83,7 poin.
Baca juga: Trending Topic: DeepSeek Liang Wenfeng hingga Hubungan Prabowo Subiantodan Anwar Ibrahim
Selain itu, DeepSeek V3 juga menunjukkan performa yang mengesankan dalam soal-soal matematika internasional, seperti AIME 2024, MATH-500, dan CNMO 2024.
DeepSeek V3 memperoleh skor 39,2, 90,2, dan 43,2 untuk masing-masing benchmark, sementara pesaing-pesaing lainnya masih jauh di bawahnya, dengan skor yang jauh lebih rendah.
Yang lebih mencengangkan adalah fakta bahwa DeepSeek V3 dikembangkan dengan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan model AI sejenis.
Hal ini sebagian besar disebabkan oleh regulasi dan hambatan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan besar, terutama yang berasal dari AS, dalam mengembangkan teknologi AI mereka.
Dengan biaya yang lebih efisien, DeepSeek berhasil menawarkan solusi AI yang lebih terjangkau tanpa mengorbankan kualitas, memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan.
Respons Dunia Terhadap Keberhasilan DeepSeek
Keberhasilan DeepSeek V3 tentunya tidak luput dari perhatian berbagai pihak di dunia.
Baca juga: Mengenal DeepSeek, Teknologi AI asal Tiongkok yang Mampu Kalahkan ChatGPT di App Store
Salah satu reaksi paling menarik datang dari mantan Presiden AS, Donald Trump, yang menganggap kemajuan yang dicapai oleh DeepSeek bisa menjadi alarm bagi perusahaan-perusahaan AS.
Dalam pandangan Trump, kemajuan teknologi yang dibuat DeepSeek dalam menciptakan AI yang lebih cepat dan lebih murah adalah hal yang positif.
Karena hal ini akan memicu kompetisi yang lebih ketat di industri AI global.
"Munculnya DeepSeek seharusnya menjadi alarm bagi industri kita untuk lebih fokus dalam bersaing dan berusaha untuk menang," ujar Trump dikutip dari Kompas Tekno dari Ruters (30/1/2025).
Trump juga memberikan pujian atas kemampuan DeepSeek dalam menciptakan teknologi AI yang hemat biaya tersebut.
Hal ini menjadi sisi positif sehingga perusahaan-perusahaan dapat mengurangi pengeluaran namun tetap memperoleh hasil yang diinginkan.
Baca juga: Teknologi AI DeepSeek Mengalahkan ChatGPT di App Store, Langsung Terkena Serangan Ciber
"Saya menganggap ini sebagai keuntungan besar, karena perusahaan kita bisa meniru pendekatan tersebut, mengurangi biaya tetapi tetap mencapai hasil yang optimal," katanya.
Tidak hanya Trump yang memberikan pujian, CEO OpenAI, Sam Altman, juga mengakui keunggulan DeepSeek V3.
Altman, yang selama ini memimpin pengembangan ChatGPT, menulis melalui akun X (Twitter)-nya bahwa model besar DeepSeek R-1 dan V3 sangat impresif.
Ia mengakui bahwa DeepSeek sangat impresif terutama dalam hal perbandingan kemampuan dan biaya.
"Kami jelas akan memberikan model yang jauh lebih baik dan rasanya menyegarkan memiliki pesaing baru! Kami akan merilis beberapa pembaruan (ChatGPT)," ujarnya dalam X @sama (28/1/2025).
DeepSeek: Menjadi Ancaman atau Justru Pendorong Inovasi?
Keberhasilan DeepSeek V3 menunjukkan bahwa perusahaan ini bukan hanya sekadar pemain baru dalam industri AI, tetapi juga sebuah ancaman serius bagi para raksasa teknologi AI lainnya.
Baca juga: ChatGPT dan Tantangan Dunia Pendidikan
Dengan performa yang jauh lebih unggul dalam berbagai benchmark, serta biaya pengembangan yang jauh lebih rendah.
DeepSeek telah membuktikan bahwa mereka mampu bersaing di level global. Namun, bukan hanya kemampuan teknis yang menjadi kunci kesuksesan DeepSeek.
Aspek biaya yang lebih efisien juga menjadi faktor penting dalam menarik perhatian pasar. Perusahaan-perusahaan besar di AS, seperti OpenAI, tentu tidak akan tinggal diam menyikapi hal ini.
DeepSeek bisa menjadi pendorong bagi mereka untuk lebih inovatif dan efisien dalam mengembangkan model AI mereka.
Jika perusahaan-perusahaan besar dapat meniru pendekatan yang lebih hemat biaya namun tetap menghasilkan performa yang maksimal.
Kita mungkin akan melihat revolusi dalam cara perusahaan-perusahaan AI besar bekerja dan berkompetisi.
Potensi Masa Depan: Apa yang Bisa Kita Harapkan?
Melihat perkembangan pesat DeepSeek dan kemampuan model-model AI yang mereka kembangkan, ada potensi besar untuk perusahaan ini memimpin revolusi dalam pengembangan AGI di masa depan.
Dengan target untuk menciptakan sistem AI yang dapat beradaptasi dan berpikir seperti manusia, DeepSeek tidak hanya berfokus pada inovasi teknis, tetapi juga berusaha memberikan solusi nyata bagi kebutuhan masyarakat.
Ke depannya, DeepSeek mungkin akan terus memperkenalkan model-model AI yang lebih canggih dan efisien, mendorong industri AI untuk berinovasi lebih cepat dan lebih murah.
Di sisi lain, para pesaing besar lainnya seperti OpenAI, Google, dan Microsoft mungkin harus menghadapi tantangan baru dalam mempertahankan posisi dominan mereka.
Sambil terus mengembangkan teknologi yang lebih baik dan lebih terjangkau.
Satu hal yang pasti yaitu dengan kehadiran DeepSeek yang semakin mengesankan, dunia kecerdasan buatan kini memasuki babak baru yang lebih kompetitif, lebih efisien, dan lebih inovatif.
Sebuah era di mana siapa yang bisa mengembangkan teknologi dengan biaya lebih rendah namun tetap berkualitas, akan keluar sebagai pemenang.
(Serambinews.com/Gina Zahrina)
Liang Wenfeng
Teknologi AI DeepSeek
deepseek
ChatGPT
Sam Altman
Kecerdasan AI
kecerdasan buatan (AI)
Serambi Indonesia
Serambinews
Ini 5 Bahaya HP Jika Jarang Update iOS di iPhone dan OS di Android, Apa Saja? |
![]() |
---|
iOS 26 Resmi Hadir! iPhone XR, XS & XS Max Resmi 'Dipensiunkan' |
![]() |
---|
Kecanggihan Veo 3 AI Google: Bisa Bikin Film Pendek, Dialog Natural, hingga Efek Sinematik |
![]() |
---|
Realme GT 7 dan GT 7T Resmi Meluncur! Punya Fitur Sultan, Berikut Spesifikasinya |
![]() |
---|
Mengerikan! Veo 3 dari Google Bikin Dunia Terbelalak, Film Buatan AI Kini Susah Dibedakan dari Asli! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.