Konflik Palestina vs Israel
Hamas Peringatkan Israel Bahaya Kehancuran: Gencatan Senjata Bisa Gagal Jika Tak Dipatuhi
Pejabat Hamas tersebut mengatakan kelompoknya bersedia melanjutkan perundingan gencatan senjata dengan Israel di Jalur Gaza.
Sementara itu, warga Palestina di Jalur Gaza yang sebelumnya mengungsi ke berbagai wilayah kemudian kembali ke rumah mereka masing-masing sejak implementasi perjanjian gencatan senjata dimulai.
Tim layanan kesehatan Gaza kembali melakukan pencarian korban tewas yang tertimbun reruntuhan selama serangan Israel di Jalur Gaza, meningkatkan jumlah kematian setidaknya 48.181 orang tewas dan 111.638 lainnya terluka menurut data hingga tanggal 8 Februari 2025, dikutip dari Anadolu.
Baca juga: Lagi! 183 Tahanan Palestina Dibebaskan Setelah Hamas Serahkan 3 Sandera Israel
Al-Qassam Kirim Pesan Menentang Israel Saat Pembebasan Sandera
Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Palestina Hamas, mengibarkan spanduk besar di lokasi pertukaran tahanan kelima di Gaza pada Sabtu (8/2/2025), dengan tulisan: “Kami adalah banjir… Kami adalah hari berikutnya.”
Pesan tersebut, yang ditulis dalam bahasa Arab, Ibrani, dan Inggris, secara luas dinilai sebagai respons langsung terhadap tuntutan Israel agar Hamas melepaskan kendali atas Gaza.
Israel belakangan memang sibuk membahas 'The Day After' seputar siapa yang akan mengelola Gaza pasca-perang.
Israel menyatakan, tidak mau Hamas berkuasa di wilayah kantung Palestina tersebut namun gagal melenyapkan gerakan tersebut dalam bombardemen buta selama 15 bulan agresi militer darat.
Spanduk tersebut menampilkan bendera Palestina di samping gambar kepalan tangan yang terangkat, melambangkan pembangkangan.
Frasa "Kami adalah hari berikutnya" (We Are The Day After) muncul beberapa hari setelah laporan kalau Israel mengusulkan pengasingan pemimpin Hamas dari Gaza sebagai syarat untuk melanjutkan negosiasi gencatan senjata tahap dua.
Presiden AS Donald Trump juga baru-baru ini merujuk pada usulan untuk merelokasi warga Palestina dari Gaza ke Mesir, Yordania, atau negara lain.
Menurut situs berita Israel, Walla, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan kepada pejabat AS di Washington kalau setiap perjanjian di masa depan mengenai Gaza harus mencakup kepergian pimpinan senior Hamas.
Sementara itu, Otoritas Penyiaran Israel (KAN) melaporkan kalau sejumlah beberapa pejabat Israel memang bersedia menerima keberlanjutan eksistensi politik Hamas, namun mereka menentang kehadirannya di Gaza.
Mereka juga membandingkan rencana deportasi para pemimpin Hamas itu dengan pengasingan pemimpin gerakan PLO ke Tunisia pada tahun 1980-an.
Proses pertukaran tahanan dilanjutkan di Deir al-Balah, Gaza tengah, dengan peningkatan kehadiran para petempur Al-Qassam yang mengawasi penyerahan tersebut.
Israel Mulai Operasi Serangan Darat di Gaza, Palestina Minta Dukungan Internasional |
![]() |
---|
Serangan Israel Tewaskan 105 Orang di Gaza, Puluhan Anak dan Jurnalis Jadi Korban |
![]() |
---|
Ben Gvir akan Hentikan dan Usir Armada Kapal Terbesar yang Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Gaza |
![]() |
---|
Israel Ancam Para Pemimpin Hamas di Luar Negeri Setelah Bunuh Abu Ubaida dan Keluarganya |
![]() |
---|
IDF Bunuh Abu Ubaida Bersama Istri dan Anak-Anaknya dalam Serangan Rudal di Gaza |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.