Jadwal Nisfu Syakban Versi Kemenag, NU dan Muhammadiyah, Siapkan Diri Lakukan Amalan Ini Usai Magrib

Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) merilis data hilal penentuan awal Syaban 1446 H.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Agus Ramadhan
KOLASE SERAMBINEWS.COM/Generate by AI
JADWAL NISFU SYAKBAN - Ilustrasi jadwal malam nisfu syakban hasil olah kecerdasan buatan Meta AI, Selasa (11/2/2025). Simak jadwal nisfu syakban 2025 menurut versi Kemenag, NU dan Muhammadiyah serta amalan-amalan yang dianjurkan dilakukan di malam nisfu syakban. (KOLASE SERAMBINEWS.COM/Generate by AI) 

SERAMBINEWS.COM - Momen nisfu syakban merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim hampir di seluruh dunia.

Nisfu Syaban merupakan pertengahan Syaban, yakni bulan kedelapan dalam kalender Hijriah.

Hal ini juga sesuai dengan arti dari kata Nisfu yakni "setengah", sehingga Nisfu Sya'ban berarti pertengahan bulan Syakban.

Karena merujuk pada pertengahan bulan, maka nisfu syakban jatuh pada hari ke-15 di bulan syakban, sebagaimana dikutip dari laman resmi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).

Sementara itu, saat ini umat muslim juga sudah memasuki bulan syakban 1446 hijriah.

Lantas, pada tanggal berapakah pertengahan bulan syakban atau nisfu syakban tersebut?

Jadwal Nisfu Syakban 2025

Berikut jadwalnya menurut Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Pemerintah atau Kemeterian Agama (Kemenag).

1. Menurut NU

Dilansir dari Kompas.com, Senin (10/2/2024) Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) merilis data hilal penentuan awal Syaban 1446 H.

Data tersebut disampaikan sebagai lampiran dalam Surat Penjelasan Rukyah Sya'ban 1446 H nomor 21/PB.08/A.ll.08.13/13/01/2025 pada Rabu (29/1/2025).

Baca juga: Malam Nisfu Syakban Hampir Dekat, Ayo Hafal Doa Ini, Dibaca Usai Shalat di Malam Pengampunan

Berdasarkan surat tersebut, 1 Syaban 1446 H jatuh pada Jumat (31/1/2025).

Dengan demikian, Nisfu Syaban 2025 jatuh pada Jumat (14/2/2025), sehingga malam Nisfu Syaban 2025 jatuh pada Kamis (13/2/2025) selepas waktu Maghrib.

Sebagai informasi, pergantian hari dalam sistem penanggalan Hijriah dimulai pada waktu Maghrib.

2. Menurut Muhammadiyah

Sementara itu, Muhammadiyah juga menetapkan Nisfu Syaban 2025 jatuh pada Jumat (14/2/2025).

Sementara, malam Nisfu Syaban jatuh pada Kamis (13/2/2025) selepas waktu Maghrib.

Penetapan tanggal itu ditentukan menggunakan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).

Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) adalah sistem penanggalan Islam yang dirancang untuk menyatukan kalender Hijriah di seluruh dunia.

Kalender ini bertujuan agar umat Islam di berbagai negara memiliki satu acuan yang sama dalam menentukan awal bulan Hijriah, terutama untuk penentuan Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha.

KHGT menggunakan prinsip hisab (perhitungan astronomi) yang baku dan diterima secara global, sehingga mengurangi perbedaan dalam penentuan tanggal-tanggal penting dalam Islam.

Baca juga: Ini Golongan Orang yang Masih Boleh dan Tidak Boleh Berpuasa Usai Nisfu Syakban,Simak Penjelasan UAS

3. Menurut Kemenag

Sama seperti NU dan Muhammadiyah, Kementerian Agama (Kemenag) RI telah menyusun "Kalender Hijriah Indonesia" untuk tahun 2025 Masehi atau 1446-1447 Hijriah.

Dalam Kalender Hijriah Indonesia, 15 Syaban 1446 H bertepatan pada Jumat (14/2/2025) dan malam Nisfu Syaban jatuh pada Kamis (13/2/2025) setelah waktu Maghrib.

Hal ini juga dipertegas oleh Ketua Tim Falakiyah Kemenag Aceh, Alfirdaus Putra.

"Insya Allah 15 Syaban 1446 H atau biasa kita kenal Nisfu Syaban bertepatan dengan Jumat (14/2/2025), maka malam Nisfu Syaban adalah Kamis malam atau Jumat dimulai dari ba'da Maghrib," ujar Alfirdaus dikutip dari situs Kemenag.

Malam Nisfu Syakban malam pengampunan

Diketahui, bulan Syakban merupakan bulan yang penuh keberkahan.

Bulan ini adalah bulan diangkatnya amalan manusia oleh Allah SWT.

Jika amalan mingguan ummat muslim diangkat pada hari Kamis, maka amalan tahunan akan diangkat pada bulan Sya’ban.

Diantara keutamaan bulan Sya’ban lainnya, yakni terdapat satu malam dimana pada malam itu Allah akan mengampuni dosa semua umatnya.

Malam itu ialah malam Nisfu Syaban, yang juga dikenal sebagai Laylatul Bara’ah atau Laylatun Nisfe min Sha’ban Nisfu Syaban.

Dilansir dari pemberitaan Serambinews.com 30 April 2018, dalam satu video Youtube yang diunggah akun tafaqquh video, Ustaz Abdul Somad pernah memberikan penjelasan mengenai keutamaan dan amalan bulan Sya’ban.

Dalam video tersebut, Ustad Abdul Somad menerangkan sebuah hadis shahih yang menjelaskan tentang keutamaan malam nisfu sya'ban.

Hadis shahih dari Hasan yang disampaikan Ustad Abdul Somad memiliki arti sebagai berikut:

"Pada malam nisfu Sya’ban, Allah akan mengampuni semua dosa umatnya yang pada malam itu bersujud dan bertobat mohon ampun, kecuali dua, musyrik (mempersekutukan Allah) dan orang yang bertengkar tapi tidak berdamai sampai malam nisfu Sya’ban tiba.”

Lebih lanjut Ustad Abdul Somad menerangkan, dari 30 malam untuk beramal di bulan Sya’ban, malam Nisfu Syakban menjadi malam yang mendapat kekhususan.

Baca juga: Malam Nisfu Syaban Waktu Mustajab untuk Doa dan Segala Hajat, Ini Ulasan Ustadz Abdul Somad

Namun demikian, tambahnya, hadis-hadis tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban yang selama ini digunakan kebanyakan hadis-hadis dhaif (lemah).

Ustaz Abdul Somad pun membacakan salah satu hadis dhaif tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban yang mengisahkan bahwa Aisyah melihat Nabi Muhammad sujud lama sekali.

Usai shalat Aisya bertanya pada Rasul kenapa sujudnya lama sekali. Rasul balik bertanya apakah kamu tidak tahu malam ini adalah malam ampunan.

Hadis tersebut, kata Ustaz Abdul Somad, adalah hadis dhaif.

“Lalu, apakah hadis dhaif itu tidak boleh diamalkan, jawabannya bisa. Mengapa? Karena memenuhi lima syarat diantaranya untuk fadhail a’mal dan hadis tersebut berada di bawah naungan hadis shahih,” kata Ustaz Abdul Somad.

Shalat malam Nisfu Sya’ban

Masih dikutip dari sumber yang sama, Serambinews.com, Ustaz Abdul Somad dalam video yang diunggah YouTube tafaqquh video juga menjelaskan mengenai hukum shalat malam yang dikerjakan di malam Nisfu Syakban.

Dai yang akrab disapa UAS ini menerangkan, bahwa shalat pada malam nisfu Sya’ban tidak dilakukan pada masa Nabi dan sahabat.

Tapi shalat malam nisfu Sya’ban dilakukan pada masa Tabi’in, yang dilakukan oleh Tabi’in di Negeri Syam (sekarang Suriah, Lebanon, Palestina dan Yordania).

Para Tabi’in di Negeri Syam ini memeriahkan masjid-masjid pada malam nisfu Sya’ban.

Lalu apakah boleh meramaikan masjid dengan shalat dan zikir pada malam nisfu Sya’ban?

Ustaz Abdul Somad berpendapat boleh.

Baca juga: Nisfu Syaban 2025 Sudah Dekat, Ini Deretan Amalan Sunnah yang Dianjurkan

Hukum memperingati malam Nisfu Syakban

Malam Nisfu Syakban memiliki banyak keutamaan yang sayang untuk dilewatkan.

Oleh sebab itu, tidak ada salahnya untuk menghidupi malam Nisfu Syakban dengan mengerjakan amalan- amalan ibadah.

Hukum memperingati malam Nisfu Syakban juga sunnah, sebagaimana dilansir dari NU Online.

hal itu disebutkan dalam kitab Qalyubi wa 'umairah yang artinya.

“Disunahkan menghidupkan malam hari raya, Idhul Fitri dan Idhul Adha, dengan berdzikir dan shalat, khususnya shalat tasbih. Sekurang-kurangnya adalah mengerjakan shalat Isya berjamaah dan membulatkan tekad untuk shalat Shubuh berjamaah. Amalan ini juga baik dilakukan di malam nisfu Sya’ban, awal malam bulan Rajab, dan malam Jumat karena pada malam-malam tersebut doa dikabulkan," dalam kitab Qalyubi wa 'umairah dikutip dari Nu Online.

Oleh sebab itu, jangan lewatkan keutamaan malam Nisfu Syakban.

Berikut amalan- amalan yang bisa dikerjakan di malam Nisfu Syakban.

Amalan malam Nisfu Syakban

Mengenai amalan- amalan yang dikerjakan di malam Nisfu Syakban, juga pernah dijelaskan UAS dalam kajiannya.

Potongan video kajian UAS soal amalan malam Nisfu Syakban itu juga tersebar di media sosial, salah satunya di paltform video populer TikTok.

Mengutip Serambinews.com, Senin (6/3/2023), dalam video yang beredar di TikTok, UAS mengungkapkan ada beberapa amalan yang bisa dikerjakan pada malam Nisfu Syaban.

Menurut UAS, pada malam Nisfu Syakban dianjurkan membaca surah Yasin sebanyak tiga kali.

Surah Yasin dianjurkan dibaca setelah selesai shalat maghrib.

Usai membaca surah Yasin, dianjurkan ber doa sebanyak-banyaknya kepada Allah SWT.

"Malam Nisfu Syaban, jangan lupa habis shalat maghrib baca Yasin 3 kali, habis itu ber doa kepada Allah SWT," kata UAS dikutip Serambinews.com dari akun TikTok @septiyana09, Senin (6/3/2023).

Kemudian sempatkan pada sepertiga malam untuk melaksanakan shalat sunnah.

Diawali dari shalat sunnah wudhu, shalat sunnah taubat, shalat sunnah tahajud, shalat sunnah hajat, kemudian ditutup dengan shalat sunnah witir sampai menunggu adzan subuh.

Kata UAS, pada malam Nisfu Syakban juga dianjurkan shalat sunnah hajat dan memohon apa saja kepada Allah Ta'ala agar terkabulnya hajat.

"Shalat sunnah wudhu, shalat sunnah taubat, shalat sunnah tahajud, shalat sunnah hajat, shalat sunnah hajat minta apa saja hajatnya, habis itu tutup dengan shalat sunnah witir kemudian tunggu azan subuh, itu nanti dilakukan pada malam Nisfu Syakban," pungkas UAS.

Baca juga: Jangan Lewatkan, Baca Yasin 3 Kali Malam Nisfu Syaban dan Waktu Baca Yasin dan Doa Nisfu Syaban

Doa Malam Nisfu Sya'ban

Mengutip BanjarmasinPost, untuk menghidupkan malam Nisfu Sya'ban, umat muslim bisa mengerjakan shalat sunnah.

Setelah sholat selesai, dianjurkan untuk membaca Surat Yasin sebanyak tiga kali.

Kemudian disarankan juga untuk membaca doa Nisfu Sya'ban.

Berikut bacaan doa yang dianjurkan pada malam Nisfu Syaban:

اَللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَ لا يَمُنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ ياَ ذَا الطَّوْلِ وَ اْلاِنْعَامِ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ ظَهْرَ اللاَّجِيْنَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ وَ اَمَانَ اْلخَائِفِيْنَ . اَللَّهُمَّ اِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِى عِنْدَكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقِيًّا اَوْ مَحْرُوْمًا اَوْ مَطْرُوْدًا اَوْ مُقْتَرًّا عَلَىَّ فِى الرِّزْقِ فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقَاوَتِي وَ حِرْمَانِي وَ طَرْدِي وَ اِقْتَارَ رِزْقِي وَ اَثْبِتْنِىْ عِنْدَكَ فِي اُمِّ اْلكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَ قَوْلُكَ اْلحَقُّ فِى كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَ يُثْبِتُ وَ عِنْدَهُ اُمُّ اْلكِتَابِ. اِلهِيْ بِالتَّجَلِّى اْلاَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍ وَ يُبْرَمُ اِصْرِفْ عَنِّيْ مِنَ اْلبَلاَءِ مَا اَعْلَمُ وَ مَا لا اَعْلَمُ وَاَنْتَ عَلاَّمُ اْلغُيُوْبِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ . اَمِيْنَ

Allahumma yaa dzal manni walaa yumannu alaika yaa dzal jalaali wal ikraam, yaa dzath thauli wal in aam, laa ilaaha illaa anta, dhahrul laajiin, wa jaarul mustajiiriin, wa amaanul khaa ifiin, Allahumma in kunta katabta nii indaka fii ummil kitaabi syaqiyyan aw mahruuman aw mathruudan awa muqtarran alayya fir rizqi, famhullaa humma bi fadllika syaqaawatii wa hirmaani wa thardii waq titaari rizqii wa ats-bitnii indaka fii ummil kitaabi saiidan marzuuqan muwaffaqallil khairaat.

Fa innaka qulta wa qauluka haqqu fii kitaabikal munazzali alaa nabiyyikal mursali, yamhul laahumaa yasyaa u wa yutsbitu wa indahuu ummul kitaab. Illahii bittajallil aadhami fii lailatin nishfi min syahri syabaanil mukarramil latii yurfaqu fiihaa kullu amrin hakim wa yubram, ishrif anni minal balaa I maa alamu wa maa laa alam wa anta allamul ghuyuubi birahmatika yaa arhamar raahimin.

Artinya: Ya Allah, Dzat Pemilik anugrah, bukan penerima anugrah. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Wahai dzat yang memiliki kekuasaan dan kenikmatan. Tiada Tuhan selain Engkau: Engkaulah penolong para pengungsi, pelindung para pencari perlindungan, pemberi keamanan bagi yang ketakutan.

Ya Allah, jika Engkau telah menulis aku di sisi-Mu di dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit rezeki, maka hapuskanlah, wahai Allah, dengan anugrah-Mu, dari Ummul Kitab akan celakaku, terhalangku, tertolakku dan kesempitanku dalam rezeki, dan tetapkanlah aku di sisi-Mu, dalam Ummul Kitab, sebagai orang yang beruntung, luas rezeki dan memperoleh taufik dalam melakukan kebajikan.

Sunguh Engkau telah berfirman dan firman-Mu pasti benar, di dalam Kitab Suci-Mu yang telah Engkau turunkan dengan lisan nabi-Mu yang terutus:

“Allah menghapus apa yang dikehendaki dan menetapkan apa yang dikehendaki-Nya dan di sisi Allah terdapat Ummul Kitab.”

Wahai Tuhanku, demi keagungan yang tampak di malam pertengahan bulan Sya’ban nan mulia, saat dipisahkan (dijelaskan, dirinci) segala urusan yang ditetapkan dan yang dihapuskan, hapuskanlah dariku bencana, baik yang kuketahui maupun yang tidak kuketahui.

Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi, demi Rahmat-Mu wahai Tuhan Yang Maha Mengasihi. Semoga Allah melimpahkan solawat dan salam kepada junjungan kami Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau. Amin.

(Serambinews.com/Yeni Hardika)

BACA BERITA LAINNYA DI SINI

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved