Aceh Utara
Mahasiswa KKN Unimal Buat Pupuk Organik dari Kulit Bawang untuk Pertanian Berkelanjutan
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi limbah dapur serta meningkatkan...
Penulis: Jafaruddin | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Jafaruddin I Aceh Utara
SERAMBINEWS.COM,LHOKSUKON – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Malikussaleh membuat pupuk organik berbahan dasar kulit bawang sebagai solusi ramah lingkungan untuk pertanian berkelanjutan, di Kuala Keureuto Kecamatan Lapang Aceh Utara.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi limbah dapur serta meningkatkan produktivitas pertanian lokal.
Kulit bawang yang selama ini dianggap sebagai limbah ternyata memiliki kandungan nutrisi yang bermanfaat bagi tanaman, seperti kalium dan senyawa antioksidan yang mampu meningkatkan kesuburan tanah.
Melalui proses fermentasi sederhana, mahasiswa KKN berhasil mengolah kulit bawang menjadi pupuk cair yang dapat digunakan untuk berbagai jenis tanaman.
“Kami melihat banyak limbah kulit bawang yang terbuang begitu saja. Dari situ, kami berinisiatif untuk mengolahnya menjadi pupuk organik yang tidak hanya bermanfaat bagi pertanian tetapi juga membantu mengurangi pencemaran lingkungan,” ujar Ramadhani mahasiswa KKN Unimal, dalam siaran pers yang diterima Serambinews.com, Rabu (12/2/2025).
Proses pembuatan pupuk ini melibatkan beberapa tahap, mulai dari pengumpulan kulit bawang, pencacahan, perendaman, hingga fermentasi dengan bantuan mikroorganisme alami.
Setelah beberapa hari, larutan yang dihasilkan dapat langsung digunakan untuk menyuburkan tanaman tanpa perlu tambahan bahan kimia.
Selain menciptakan pupuk organik, mahasiswa KKN juga memberikan pelatihan kepada masyarakat setempat mengenai cara pembuatan dan penggunaan pupuk ini.
Antusiasme warga cukup tinggi mengingat bahan baku yang mudah didapat dan proses pembuatannya yang sederhana.
“Program ini sangat bermanfaat bagi kami, terutama bagi petani di desa ini. Selain menghemat biaya pupuk, kami juga bisa mengurangi sampah rumah tangga,” ungkap salah satu warga yang mengikuti pelatihan.
Dengan adanya inovasi ini, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya pemanfaatan limbah organik serta beralih ke metode pertanian yang lebih ramah lingkungan.
Program ini juga menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat dapat menghasilkan solusi kreatif untuk permasalahan lingkungan dan pertanian.
Kegiatan KKN ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah desa dan diharapkan dapat terus berlanjut bahkan setelah program KKN berakhir, sehingga manfaatnya bisa dirasakan dalam jangka panjang oleh masyarakat setempat.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.