Berita Aceh Timur

Berkah Kolang-Kaling Menuju Ramadan Lek Ngadiman dan Rezeki dari Buah Nira

Di area belakang dapurnya yang sederhana, Lek Ngadiman terlihat telaten mengaduk buah nira yang direbus dalam kuali besar.

Penulis: Maulidi Alfata | Editor: Amirullah
Serambinews.com/Maulidi Alfata
KOLANG-KALING - Lek Ngadiman sedang mengolah kolang-kaling di area belakang rumahnya, Jum'at (21/2/2025). 

Laporan Maulidi Alfata | Aceh Timur 

SERAMBINEWS.COM, IDI - Menjelang bulan suci Ramadan, berkah ekonomi mulai terasa bagi banyak orang, termasuk  Ngadiman, stau sapaan akrabnya Lek Ngadiman seorang pria paruh baya asal Desa Alue Ie Mirah, Kecamatan Indra Makmu, Kabupaten Aceh Timur. 

Setiap tahun, ia kembali sibuk mengolah buah nira menjadi kolang-kaling, salah satu bahan favorit dalam hidangan berbuka puasa, Kamis (21/2/2025).

Di area belakang dapurnya yang sederhana, Lek Ngadiman terlihat telaten mengaduk buah nira yang direbus dalam kuali besar. Asap dari kayu bakar mengepul, menyebarkan aroma khas yang menjadi pertanda musim panen telah tiba.

“Setiap Ramadan, permintaan kolang-kaling selalu meningkat. Alhamdulillah, ini jadi rezeki tambahan buat keluarga,” ujarnya sambil tersenyum.

Kolang-kaling memang identik dengan kesegaran. Teksturnya yang kenyal dan rasa netralnya membuatnya cocok diolah menjadi berbagai sajian, mulai dari es buah, cendol, kolak, hingga manisan. Namun, tak banyak yang tahu bahwa proses pembuatannya cukup melelahkan.

Baca juga: Miris, Gadis Yatim Piatu di Aceh Singkil Dirudapaksa Pemuda dan Pria Beristri, Kedua Pelaku Ditahan

Setelah direbus selama berjam-jam hingga berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan, buah nira harus didinginkan sebelum bisa dibelah dan dikeluarkan isinya. Dengan tangan cekatan, Lek Ngadiman menggunakan pisau kecil dan sendok untuk mencongkel biji kolang-kaling satu per satu.

Kini, karena faktor usia, ia tak lagi memanjat pohon nira sendiri. Anak dan menantunya turun tangan membantu proses panen, memastikan stok buah tetap tersedia. Setelah melalui proses sterilisasi dengan air bersih, kolang-kaling buatan Lek Ngadiman siap dijual. 

Ia memasarkan hasil produksinya di Pasar Kedai Alue Ie Mirah dengan harga Rp12.000 per kilogram. Tak jarang, pelanggan setianya datang langsung ke rumah untuk membeli dalam jumlah besar.

Bagi Lek Ngadiman, usaha rumahan ini bukan sekadar mata pencaharian, tetapi juga bagian dari tradisi yang terus ia pertahankan. 

“Dari dulu, orang tua saya juga mengolah kolang-kaling. Saya hanya meneruskan apa yang mereka ajarkan,” katanya. Baginya, Ramadan bukan hanya bulan penuh ibadah, tetapi juga saat berkah ekonomi mengalir bagi mereka yang mau berusaha.

Di tengah semarak persiapan Ramadan, Lek Ngadiman menjadi bukti bahwa rezeki bisa datang dari ketekunan dan keikhlasan. Dari tangan-tangan sederhana seperti miliknya, hadir sajian berbuka puasa yang membawa kebahagiaan bagi banyak orang.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved