Internasional
Netanyahu Desak Demiliterisasi Suriah Selatan, Kemungkinan Terjadi Konflik Antara Israel dan Suriah?
"Kami menuntut demiliterisasi penuh Suriah selatan di provinsi Quneitra, Deraa, dan Suweida dari pasukan rezim baru," imbuhnya.
Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Muhammad Hadi
Jelas, Netanyahu tidak mempercayai jaminan ini.
Seperti sebagian besar masyarakat internasional, Perdana Menteri Israel sedang menunggu untuk melihat apakah Sharaa akan menepati sikap moderat dan menenangkannya dalam tindakan maupun kata-kata.
Dari perspektif kepemimpinan baru Suriah, membebaskan negara dari pengaruh semua kekuatan asing yang berebut posisi selama bertahun-tahun perang saudara dipandang penting untuk memastikan masa depan yang lebih positif bagi negara tersebut dan pemutusan hubungan yang definitif dengan masa lalu.
Beberapa pemain asing, seperti Iran dan Rusia, setidaknya telah merasakan berkurangnya pengaruh besar yang pernah mereka miliki.
Baca juga: Hamas Sebut Netanyahu Bermain Kotor, Sengaja Menyabotase Gencatan Senjata di Gaza
Di bawah Presiden Donald Trump, AS mungkin juga akan semakin melepaskan diri dari Suriah - peran yang telah membantu mendukung pasukan yang dipimpin Kurdi di timur laut negara itu.
Meskipun demikian, ada pengaruh yang semakin besar dari Turki - yang memberikan dukungan penting bagi HTS dalam kampanye kilatnya melawan Assad.
Seberapa besar peran yang dipilihnya dapat menjadi faktor penentu bagaimana Suriah berkembang di era pasca-Assad.
Tetapi Israel mungkin menghadirkan tantangan yang lebih langsung terhadap independensi kepemimpinan baru Suriah.
Semakin seringnya pasukan Israel melanggar wilayah negara tersebut - dan juga melancarkan sejumlah serangan terhadap target-target yang terkait dengan sisa persenjataan militer Assad tidak sesuai dengan visi negara berdaulat yang bersatu kembali. Sharaa berusaha meyakinkan warga Suriah baik di dalam maupun di luar negeri bahwa kepemimpinannya dapat memberikan dampak.
Tindakan Netanyahu untuk melarang pasukan Suriah beroperasi bebas di dalam wilayah perbatasan negara itu mungkin merupakan langkah yang terlalu jauh untuk diterima oleh tatanan baru di Damaskus, betapapun non-konfrontatifnya citra yang coba dipertahankannya.
Baca juga: Israel Kirim Tank ke Tepi Barat, 40.000 Warga Palestina Dilarang Pulang, Bisa Picu Perang Besar
(Serambinews.com/ Sri Anggun Oktaviana)
Sisa Rumah Firaun di Bawah Tanah Mesir Beredar Luas Media Sosial, Apa yang Sebenarnya Terjadi? |
![]() |
---|
Vietnam Tingkatkan Tunjangan Guru 70 Persen Hingga 100 Persen Bagi Guru di Wilayah Tertinggal |
![]() |
---|
Agni-V Meluncur! Perlombaan Rudal India dan Pakistan Memanas, India Kirim Sinyal Keras ke China? |
![]() |
---|
Satria Kumbara Meringis Kesakitan, TNI Tegaskan Tak Lagi Bertanggung Jawab Kepada Pengkhianat Negara |
![]() |
---|
The Fed Siap Tekan Suku Bunga, Wall Street Bergairah, Trump Ngamuk Lagi? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.