Ramadan 2025

Minum Air dan Baca Doa Buka Puasa, Mana yang Lebih Didahulukan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

Tak sedikit dari kita akan berpikir untuk mendahulukan membaca doa berbuka puasa baru kemudian meneguk air atau memakan kurma.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
KOLASE SERAMBINEWS.COM/GENERATED BY AI
BERBUKA PUASA - Kolase foto ilustrasi seorang wanita sedang meneguk segelas air dan membaca doa berbuka puasa hasil olah kecerdasan buatan Meta AI, Rabu (5/3/2025). Berikut penjelasan Ulama Aceh soal mana yang harus didahulukan antara minum air dan baca doa buka puasa saat berbuka puasa. (KOLASE SERAMBINEWS.COM/GENERATED BY AI) 

SERAMBINEWS.COM - Saat bulan Ramadan, waktu berbuka puasa menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh umat Muslim.

Selain sebagai batasan untuk mengakhiri puasa, berbuka puasa juga memiliki sederet amalan sunnah berlimpah pahala.

Salah satu amalan yang dianjurkan ialah membaca doa berbuka.

Jika dilihat dari kebiasaan umat muslim, ketika sudah masuk waktu berbuka puasa, ada yang meneguk atau memakan sebutir kurma terlebih dahulu baru kemudian membaca doa berbuka puasa.

Meski demikian, tak sedikit juga yang membaca doa berbuka puasa terlebih dahulu, baru kemudian minum dan makan.

Antara dua kebiasaan saat berbuka puasa ini ternyata masih membuat sebagian umat muslim kebingungan soal mana yang harus didahulukan, meneguk air atau membaca doa berbuka puasa.

Agar mendapat pencerahan, simak penjelasan dari ulama Aceh yang telah dirangkum Serambinews.com dalam artikel berikut.

Baca juga: Cara Memilih Kurma Lebih Sehat Dikonsumsi untuk Buka Puasa Ramadhan, Ketahui Ciri dan Bentuknya

Minum air atau baca doa buka puasa dulu?

Tak sedikit dari kita akan berpikir untuk mendahulukan membaca doa berbuka puasa baru kemudian meneguk air atau memakan kurma.

Oleh karena itu, ketika waktu berbuka puasa tiba, ada yang mendahulukan membaca doa baru kemudian makan dan minum.

Padahal, meneguk segelas air serta memakan sebiji kurma merupakan hal yang harus didahulukan ketika sudah masuk waktu berbuka puasa.

Setelah meneguk segelas air, barulah kemudian kita membaca doa berbuka puasa.

Persoalan ini sudah pernah dijelaskan oleh Pimpinan Dayah Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Ma’hadal Ulum Diniyyah Islamiyyah Mesjid Raya (MUDI Mesra) Samalanga, Kabupaten Bireuen, Abu Syekh H Hasanoel Basri H atau yang akrab disapa Abu Mudi.

Baca juga: Ulama Aceh Jelaskan Hukum Berbuka Puasa, Minum Segelas Air atau Baca Doa Buka Puasa Dahulu?

Berikut tayangan video penjelasan Abu Mudi.

Dalam tayangan di akun Youtube Mudi TV, Abu Mudi menegaskan bahwa meneguk segelas air dan memakan sebiji kurma adalah hal yang harus didahulukan dalam berbuka puasa.

Ini karena dalam doa berbuka puasa, ada kalimat ‘Wa’ala rizqika afthartu’ yang memiliki arti ‘Atas rezeki pemberian-Mu aku telah berbuka’.

“Kalau duluan kita baca doa (berbuka puasa), maka sudah berbohong di situ,” jelas Abu Mudi.

"Karena dalam doa berbuka puasa yang berbunyi ‘Wa’ala rizqika afthartu’, memiliki arti ‘Atas rezeki pemberian-Mu aku telah berbuka’.

“Kenyataannya kan belum (meneguk segelas air),” kata Abu Mudi.

Oleh karena itu, lanjutnya, dalam hal berbuka puasa, meminum dulu sedikit air dan memakan beberapa biji kurma barulah kemudian membaca doa berbuka puasa.

“Jadi, dalam berbuka puasa didahulukan berbuka baru kemudian berdoa. Setelah itu langsung mendirikan shalat, apakah itu sendiri atau berjamaah,” jelas Abu Mudi.

Baca juga: Sensasi Baru Saat Buka Puasa, Ini Pilihan Menu Street Food Korea yang Bisa Anda Coba

Doa buka puasa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW

Mengutip Serambinews.com (15/4/2021), Ustad Adi Hidayat pernah memberikan penjelasannya mengenai doa berbuka puasa.

Dalam sebuah tayangan video yang diunggah dari YouTube HR Azhar berjudul 'DOA BERBUKA PUASA YANG BENAR !!', Ustadz Adi Hidayat menjelaskan dua doa buka puasa yang bisa dilakukan umat muslim.

Berikut bacaan doa buka puasa yang dijelaskan Ustad Adi Hidayat.

1. Doa buka puasa pertama

Doa buka puasa pertama yang dijelaskan oleh Ustad Adi Hidayat, merujuk pada pernyataan Abu Daud nomor hadist 2357 berikut.

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

"Allaahummalakasumtu wabika amantu wa'aa rizkika aftortu birohmatika yaa arhamarra himiin"

Artinya :

"Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa) dengan rahmat-Mu Ya Allah Tuhan Maha Pengasih".

2. Doa buka puasa kedua

Doa buka puasa kedua yang dijelaskan Ustad Adi Hidayat yaitu merujuk pada pernyataan Abu Daud nomor hadist 2358.

Berikut doanya.

ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ

'Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu wa Tsabata-l Ajru, Insyaa Allah'

Artinya:

"Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insya Allah (jika Allah menghendaki)."

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan jika doa buka puasa pertama diperselisihkan oleh sebagian ulama, ada yang menilai hadist tersebut adalah dhaif, ada juga yang menyatakan sahih.

Baca juga: Doa Buka Puasa Ramadhan dalam Bahasa Arab dan Latin, Lengkap dengan Amalan Sunnahnya

Sedangkan doa buka puasa yang kedua adalah sahih dan tidak ada yang diperselisihkan.

Menurut Ustaz Adi Hidayat, dari kedua doa tersebut, ia menyarankan untuk lebih mengutamakan doa puasa yang kedua.

Meski demikian, Ustad Adi Hidayat tidak menyalahkan doa buka puasa yang pertama, lantaran memang ada sandaran hadist meskipun statusnya lebih lemah dari doa buka puasa kedua.

Sementara itu, Ustad Abdul Somad juga pernah menjelaskan, bahwa boleh menggunakan kedua doa tersebut.

"Kedua-duanya boleh dipakai. Yang ngomong bukan Ustadz Somad, tapi Syaikh Ibn 'Utsaimin, ulama Saudi Arabia" ujar Ustad Somad dalam ceramahnya yang diunggah di Facebook Tanya Jawab Ustadz Abdul Somad 19 Mei 2018, seperti dikutip dari Serambinews.com (17/4/2021).

"Tapi status hadisnya? Hadist Dhaif tetap bisa dipakai, kalau cukup 5 syarat. Pertama Bukan masalah aqidah tauhid, kedua bukan masalah halal haram, ketiga tidak terkait riwayat pendusta, keempat masih bernaung di bawah hadist sahih, kelima untuk motivasi beramal," lanjutnya.

(Serambinews.com/Yeni Hardika)

BACA BERITA LAINNYA DI SINI

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved