Suami dan Anaknya Tewas Diracun di Blora, Maspupah Sempat Ikut Minum Air Beracun: Saya Muntahkan

Suasana duka menyelimuti rumah Maspupah di Dukuh Wangil, Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Editor: Faisal Zamzami
Tribunjateng/M Iqbal Shukri
KESAKSIAN ISTRI - Istri korban pria yang tewas diracun, Maspupah (kanan) dan anak sulungnya (kiri) saat ditemui di rumahnya, Dukuh Wangil, Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Senin (03/03/2025). Ia mengungkap kesaksiannya. (Tribunjateng) 

SERAMBINEWS.COM - Suasana duka menyelimuti rumah Maspupah di Dukuh Wangil, Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Suaminya, Muslikin (45), dan anak bungsunya, S (9), tewas setelah diracun oleh adiknya, MK.

Peristiwa tragis ini terjadi pada Jumat (21/2/2025), saat Maspupah sedang membantu tetangganya yang mengadakan hajatan.

Kesedihan yang sangat mendalam pun masih sangat dirasakan oleh istri korban, Maspupah.

Maspupah kehilangan dua orang yang sangat ia cintai, yakni suami dan anak bungsunya.

Maspupah menceritakan kronologi detik-detik kejadian tragis yang menimpa keluarganya itu.


Saat kejadian, Maspupah sedang bantu-bantu di rumah tetangganya yang sedang punya hajatan.

Kemudian, anak bungsu Maspupah, korban S, menyusul Maspupah di rumah tetangga itu untuk memberi kabar keadaan di rumah.

 
"Awal mulanya itu saya mendarat (membantu tetangga yang punya hajatan) di rumah tetangga. Anak saya yang kecil itu (korban S) datang sambil bilang Mak e motore Pak e ruboh (Bu Motornya bapak jatuh), terus saya tanya ke anak saya, lah Pak e ng ndi nduk? (Terus bapak dimana nak?)."

"Terus anak saya menjawab, gak roh Mak, ayo a Mak balik, aku wedi (Tidak tahu Bu, ayo Bu pulang, saya takut)," jelasnya, Senin (3/3/2025).

Mendengar cerita dari anak bungsunya itu, Maspupah langsung bergegas pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Maspupah melihat suaminya Muslikin sudah tergeletak.


Maspupah dan anak bungsunya seketika panik dan mencari bantuan ke tetangga. 

Kemudian tetangga berdatangan ke rumah Muslikin.

"Anak saya teriak-teriak, terus panik, terus saya lari minta pertolongan tetangga. Suami saya sudah berbusa mulutnya, sementara anak saya terus masih lari cari bantuan. Terus suami saya dibopong dibawa masuk oleh tetangga yang datang," jelasnya.

Namun nahas, nyawa Muslikin tidak tertolong. Maspupah mengatakan suaminya dinyatakan sudah meninggal dunia saat di rumah.

Sementara anak bungsunya S, juga tewas setelah meminum air yang sama yang diduga telah bercampur racun itu.

"Suami saya meninggalnya di rumah. Kalau anak saya nggak tahu, kayak sudah pingsan sendiri, yang memberi minum juga nggak tahu, kan namanya orang panik biasanya langsung dikasih minum," jelasnya.

Diketahui, S sempat dilarikan ke Puskesmas, hanya saja nyawanya tidak tertolong.

Maspupah mengaku sempat nyaris meminum air yang sama, hanya saja Maspupah langsung memuntahkan air tersebut.

"Saya sempat meminum air itu, terus saya muntahkan, saya kan diminumin, tapi air itu rasanya pahit. Saya ya nggak sadar yang memberi air ya orang-orang yang ada di sini," jelasnya.

Maspupah menjelaskan air tersebut tidak berbau, hanya saja saat dirasakan di lidah terasa pahit.

"Airnya itu nggak ada bau, tapi rasanya pahit, saya sempat dilarikan ke Puskesmas, karena sempat hampir meminum itu kan," jelasnya.

Menurut Maspupah, air itu memang biasanya ditaruh di atas meja untuk diminum sehari-hari. 

Maspupah tidak mengetahui, jika air tersebut sudah dicampur dengan racun.

"Air itu biasanya ditaruh di meja untuk minum sehari-hari," ujarnya.

Baca juga: Sosok MK, Pria yang Racun Ayah dan Putrinya hingga Tewas di Blora, Ternyata Adik Ipar Korban

Sosok Pelaku

Seorang pria berinisial MK jadi pelaku pembunuhan ayah dan anak di Blora, Jawa Tengah.

MK meracuni Muslikin (45) dan S (9) di Dukuh Wangil, Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Blora, Jumat (21/2/2025).

Pelaku pun sempat kabur hingga berhasil diringkus pada Selasa (25/2/2025).

 
MK ternyata adalah adik ipar dari Muslikin.

Seorang tetangga korban, Suyatmi, menceritakan siapa sosok MK.

Dikutip dari TribunJateng.com, ia mengatakan MK merupakan sosok yang jarang berada di rumah.

"Kalau pelaku sendiri nggak tahu, Pak, karena komunikasinya kan jarang."

"Soalnya pelaku kan jarang di sini, kerja kadang malam baru pulang, kadang kan pagi berangkat lagi, rumahnya juga jauh dari sini," katanya, Senin (3/3/2025).

 
MK sendiri meracun kedua korban menggunakan apotas.

"Dari hasil pemeriksaan yang kami lakukan terhadap tersangka, dia mengakui bahwa racun yang dicampur di air mineral yang ada di rumah korban itu berupa apotas dicampur dengan racun tikus cair," kata Kasat Reskrim Polres Blora, AKP Selamet, Senin.

Pelaku nekat meracun kedua korban karena sakit hati dan dendam masalah warisan hingga jual beli kayu jati.

 

Sempat Ikut Takziah

Sebelum kabur, MK ternyata sempat ikut bertakziah di rumah korban.

Kades Sambonganyar, Teguh Mulyo Utomo, mengaku sempat melihat MK takziah di rumah korban.

"Pada malam kejadian, setelah salat Isya, tersangka masih ikut bertakziah di rumah duka. Kami sama sekali tidak menaruh curiga," katanya, Senin.

Namun, banyak yang curiga saat MK tiba-tiba tak pernah menghadiri pengajian tujuh hari yang kerap dilakukan warga apabila ada keluarga yang berduka.

Teguh yang curiga pun akhirnya berkoordinasi dengan Polsek Ngawen.

Setelah dilakukan penyelidikan, ditemukan bukti kedua korban diracun oleh MK.

 

 

Baca juga: Banjir Jalan Nasional di Alue Bata Nagan Raya Mulai Surut, Kendaraan Sempat Terjebak Berjam-jam

Baca juga: Potret Pernikahan Bu Guru Salsa yang Video Joget Tanpa Busana Viral, Suaminya Ternyata Duda Tajir

Sebagian Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Kesaksian Maspupah yang Suami dan Anaknya Tewas Diracun di Blora, Sempat Minum, Kaget dengan Rasanya

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved