Berita Pidie

Tgk H Ramadon Tosari Kupas Konsep Taubat Setelah Zalim Pada Diri Sendiri dan Orang Lain

Dr Tgk H Ramadon Tosari Fauzi MEd PhD mengisi tausiah subuh Ramadhan Mubarak di Masjid Agung Al-Falah Kota Sigli, Pidie, Selasa (11/3/2025)

Penulis: Idris Ismail | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/IDRIS ISMAIL
TAUSIAH SUBUH RAMADHAN - Alumnus University Of Sennar, Sudan tahun 2017, Dr Tgk H Ramadon Tosari Fauzi MEd PhD mengisi tausiah subuh Ramadhan Mubarak di Masjid Agung Al-Falah Kota Sigli, Pidie, Selasa (11/3/2025). 

Laporan Idris Ismail I Pidie 

SERAMBINEWS.COM, SIGLI -  Alumnus University Of Sennar, Sudan pada tahun 2017, Dr Tgk H Ramadon Tosari Fauzi MEd PhD mengisi tausiah subuh Ramadhan Mubarak di Masjid Agung Al-Falah Kota Sigli, Pidie, Selasa (11/3/2025). 

Dalam tausiah sepanjang 1 jam itu, Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Serambi Mekkah (USM) Aceh itu mengupas konsep taubat pasca melakukan kezaliman baik pada diri sendiri maupun orang lain.

Katanya, zalim pada diri yaitu menjerumuskan diri ke dalam lembah dosa berupa meninggal ibadah lima waktu, jauh dari bersedekah, dan minum khamar.

Kemudian mengumbar aurat pada publik baik secara Fashion Show maupun dalam masyarakat umum yang bukan mahram serta yang lainnya dengan ragam perbuatan yang berdampak buruk bagi diri sendiri.

Lalu, zalim pada orang lain yaitu mencela dengan bahasa kotor hingga menyakiti hati lawan, mengambil hak orang lain secara tidak sah atau merampas atau mencuri serta melakukan pembunuhan secara berencana. 

"Kendati demikian, Allah memiliki segudang Rahmad-Nya mengampuni lewat pintu taubat terlebih di bulan seribu berkah ini, Ramadhan Mubarak," sebutnya.

Baca juga: Keutamaan Shalat Tarawih Malam ke-12 Ramadhan: Wajah Bersinar Seperti Bulan Purnama

Menurut putra kelahiran Pidie itu, bahwa, taubat disertai penyesalan dengan tidak mengulangi pada perbuatan yang sama. 

Maka pengambunan dan kasih sayang Allah SWT akan selalu menyertai orang yang tulus bertaubat. 

Patut diketahui, Allah SWT senantiasa mengampuni setiap hamba-Nya dengan menyertakan setiap gerakan perubahan positif dalam pengelolaan manajemen pola hidupnya. 

"Orang-orang yang melakukan perbuatan kejahatan lalu ia bertaubat, maka Allah SWT mengampuninya sepanjang tidak mensyarikatkan Tuhan," ujarnya. 

Karenanya jadikanlah jiwa setiap orang yang bertaubat untuk tak pernah kembali pada perbuatan yang dicela agama.

Jadikan juga amal shaleh yang dicintai Allah selalu terpatri dalam Qalbu Shaleh. 

Maka puasa sebagai perisai pintu rahmad untuk menyucikan diri dari segala konteks amal kejahatan.

 "Taubat menjadi gerbang utama untuk kembali Fitrah dan ambilah posisi diri di bulan seribu berkah ini menjadi tampil suci," ungkapnya. (*)

Baca juga: Ikadi Pidie Utus 23 Penceramah Safari Ramadhan

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved