Berita Kutaraja

Rektor UIN Puji Cara Menag Hadapi Pendemo: 'Seni Memaafkan Nasaruddin Umar Teladan bagi Pemimpin'

Sikap Menag memaafkan pendemo ini, nilai Prof Mujiburrahman, mencerminkan ajaran Islam yang menjunjung tinggi akhlak mulia.

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Saifullah
HUMAS UIN AR-RANIRY
REKTOR PUJI MENAG - Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Dr Mujiburrahman mengapresiasi dan memuji sikap Menteri Agama (Menag) RI, Nasaruddin Umar yang memaafkan para pendemo yang telah memfitnahnya. 

Laporan Muhammad Nasir | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Prof Dr Mujiburrahman, MAg mengapresiasi sikap bijak Menteri Agama (Menag) RI, Prof Dr Nasaruddin Umar dalam merespons aksi demonstrasi yang berujung permintaan maaf dari para pendemo. 

Ia menilai keteladanan Menag patut dijadikan contoh bagi pemimpin di berbagai level.

Sebelumnya, sekelompok demonstran menuding Menag dengan tuduhan yang belakangan terbukti tidak berdasar. 

Pada Kamis (27/3/2025), koordinator aksi datang ke Kantor Kementerian Agama di Jakarta untuk meminta maaf. 

Mereka mengakui bahwa aksi mereka didasarkan pada informasi keliru dan tidak berbasis fakta.

“Kami sangat menyesal atas apa yang kami lakukan. Kami sadar bahwa tindakan kami tidak berdasar dan tidak benar,” kata pendemo. 

“Semoga Pak Menteri dapat memaafkan kami dengan hati yang lapang,” ujar Syahril, salah satu koordinator aksi.

Alih-alih merespons dengan tindakan hukum, Nasaruddin Umar justru menerima para demonstran dengan tangan terbuka. 

Ia mendengarkan permintaan maaf mereka dan memaafkan tanpa syarat. 

Sikap Menag ini, nilai Prof Mujiburrahman, mencerminkan ajaran Islam yang menjunjung tinggi akhlak mulia. 

Menurut Mujiburrahman, memaafkan dalam konteks Islam merupakan ajaran mulia yang sangat dijunjung tinggi. 

Rasulullah mengajarkan sekaligus memberi teladan bahwa seorang muslim sejati harus memiliki akhlaq mahmudah (karakter terpuji). 

"Menahan amarah dan memaafkan tanpa syarat adalah cerminan kepemimpinan sejati,” terang Prof Mujiburrahman. 

“Apa yang dilakukan Pak Menteri adalah implementasi nyata dari nilai-nilai Islam," ujarnya.

Prof Mujiburrahman mengutip Surat Ali Imran ayat 133-135, yang menegaskan bahwa memaafkan adalah sifat orang bertakwa. 

Menurutnya, kematangan dan kedewasaan Menag dalam menyikapi tuduhan tak berdasar menunjukkan kualitas kepemimpinan yang patut diteladani.

"Beliau bukan hanya seorang menteri, tapi juga seorang ulama yang dihormati,” papar dia. 

“Beliau adalah ulama kharismatik yang menguasai tafsir Alquran dengan sangat baik,” bebernya. 

“Kapasitas keilmuannya sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal diakui luas dan ketokohannya sangat disegani di seluruh Indonesia," kata Mujiburrahman.

Ia berharap, sikap Menag ini menjadi cermin bagi pemimpin lainnya, termasuk gubernur, wali kota, bupati, dan rektor di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam.

"Keteladanan semacam ini yang dibutuhkan dalam kepemimpinan nasional," ujarnya.(*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved