Perang Gaza

Israel Gunakan Kelaparan untuk Paksa Hamas Bebaskan Tawanan, Satu Keluarga Tewas Dibom saat Tidur

Namun kini saya rasa motifnya sudah jelas terlihat,” katanya, seraya menjelaskan bahwa Israel menggunakan kelaparan sebagai “paksaan” untuk membebaska

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/Anadolu Agency
SERANGAN ISRAEL - Serangan mematikan terbaru Israel di Gaza Selasa malam (18/3/2025) menewaskan sebagian besar korban adalah wanita, anak-anak, dan orang tua, sementara beberapa seluruh keluarga tewas. 

SERAMBINEWS.COM - Mantan Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan Martin Griffiths mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ketika ditanya apakah Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang oleh Pengadilan Kriminal Internasional pada hari-hari awal perang, dia menjawab bahwa dia tidak tahu apa motif Israel.

“Namun kini saya rasa motifnya sudah jelas terlihat,” katanya, seraya menjelaskan bahwa Israel menggunakan kelaparan sebagai “paksaan” untuk membebaskan tawanan, “lalu mereka akan melenyapkan Hamas”.

Ia mengatakan hal ini akan menjadi kejahatan perang jika terbukti.

"Saya pikir yang dibutuhkan, karena buktinya sangat jelas, termasuk pembunuhan pekerja bantuan beberapa hari lalu, adalah kasus untuk mengambil tindakan secara independen, mungkin melalui PBB, melalui mobilisasi negara-negara anggota dan kewajiban mereka serta berdasarkan hukum dan kemudian ke pengadilan untuk menuntut," katanya.

Serangan terhadap Khan Younis 'tidak lebih dari sekadar kebrutalan belaka'

Di Khan Younis, serangan udara Israel telah menewaskan 19 orang pagi ini saat pemboman meningkat di daerah kantong tersebut.

Mohamed Abou Ouda, warga Khan Younis, menuturkan kepada Al Jazeera bahwa ia terbangun dan mendapati rumah tetangganya telah ambruk menimpa rumahnya.

"Kami tidak mendengar suara rudal. Kami hanya melihat asap dan ledakan besar yang mengguncang seluruh lingkungan. Tetangga saya dibawa ke rumah saya dalam keadaan hancur berkeping-keping," kata Ouda, seraya menambahkan bahwa rumah mereka kini hanya tumpukan "logam bengkok dan kenangan yang terbakar".

Abu Khaleel al-Madhoon, warga Khan Younis lainnya, mengatakan dia “hancur” oleh serangan tersebut.

“Mereka orang-orang yang baik, damai, dan tidak pernah terlibat dalam apa pun. Ledakan itu mengguncang seluruh area seperti gempa bumi. Keluarga itu tertidur, tidak sadar, dan dalam sekejap … semuanya lenyap. Anak-anak, wanita, semuanya terbunuh dengan kejam. Ini benar-benar kebrutalan.”(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved