Berita Banda Aceh

Soroti Kasus Dugaan Bunuh Diri, DPRA Dorong Galakkan Program Kesehatan Mental

“Menyediakan akses yang lebih baik kepada layanan konseling di sekolah dan komunitas. Pemerintah harus bekerja sama dengan psikolog dan profesional...

Penulis: Rianza Alfandi | Editor: Nurul Hayati
DOK DPRK BANDA ACEH 
Ketua Komisi VII DPRA, Ilmiza Sa'aduddin Djamal, menyoroti kasus dugaan bunuh diri yang belakangan ini kerap terjadi di berbagai wilayah Aceh. 

“Menyediakan akses yang lebih baik kepada layanan konseling di sekolah dan komunitas. Pemerintah harus bekerja sama dengan psikolog dan profesional kesehatan mental untuk menawarkan layanan konseling gratis atau terjangkau,” tuturnya.

Laporan Rianza Alfandi | Banda Aceh 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Ilmiza Sa'aduddin Djamal, menyoroti kasus dugaan bunuh diri yang belakangan ini kerap terjadi di berbagai wilayah Aceh.

Menurut Ilmiza, kejadian yang menyita perhatian publik ini menjadi pengingat akan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental, khususnya di kalangan generasi muda.

“Kita harus menyadari bahwa di balik tindakan tersebut, ada sebuah isu yang lebih besar yang perlu kita cermati yaitu, kesehatan mental pemuda dan pemudi kita,” kata Ilmiza, Rabu (16/4/2025). 

Ilmiza menilai, tuntutan sosial, tekanan keluarga, dan kondisi lingkungan menjadi faktor yang memperparah mental para remaja dan pemuda.

Ia menyebut, kondisi seperti ini kerap tidak terlihat secara langsung tanpa didalami.

Menanggapi persoalan ini, Ilmiza mendorong peningkatan kesadaran dan pendidikan mengenai pentingnya kesehatan mental.

Edukasi harus digalakkan melalui program penyuluhan di sekolah, universitas, dan komunitas. 

“Kita perlu membangun jaringan dukungan yang kuat, di mana mereka yang merasakan kesulitan dapat menemukan tempat untuk berbagi dan mendapatkan bantuan,” ungkapnya. 

Di sisi lain, politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu juga mendorong perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan komunitas untuk menyediakan layanan konseling yang mudah diakses. 

Baca juga: Anggota DPRK Banda Aceh Devi Yunita Sebut Kasus Bunuh Diri Harus Jadi Alarm Bagi Semua

Ia juga menekankan pentingnya mengedukasi masyarakat untuk lebih terbuka mendiskusikan perasaan ketika menghadapi tekanan, dan mencari bantuan.

Sehingga kasus bunuh diri tidak terus terulang ke depannya. 

“Dengan cara ini, kita berharap dapat memberikan ruang dan dukungan bagi generasi muda kita, sehingga mereka merasa tidak sendirian dan memiliki harapan untuk masa depannya,” ungkapnya. 

Lebih lanjut, Ilmiza juga mendorong pemerintah untuk mengambil sejumlah langkah strategis yang terfokus pada pencegahan dan dukungan kesehatan mental, seperti meluncurkan kampanye kesadaran publik untuk menghapus stigma seputar kesehatan mental.

Mengintegrasikan pelajaran kesehatan mental dalam kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah, agar anak-anak dan remaja memahami pentingnya kesehatan mental dan bagaimana cara mengelolanya.

“Menyediakan akses yang lebih baik kepada layanan konseling di sekolah dan komunitas. Pemerintah harus bekerja sama dengan psikolog dan profesional kesehatan mental untuk menawarkan layanan konseling gratis atau terjangkau,” tuturnya.

Kemudian, mendorong pembentukan kelompok dukungan di lingkungan masyarakat, di mana individu dapat berkumpul untuk berbagi pengalaman dan menemukan dukungan emosional.

Lalu, mengadakan pelatihan bagi guru dan orang tua tentang cara mengidentifikasi tanda-tanda masalah kesehatan mental dan bagaimana memberikan dukungan yang tepat.

Selanjutnya, memperluas jangkauan layanan kesehatan mental dengan memberikan fasilitas yang cukup dan menjangkau daerah-daerah terpencil, menjalin kerja sama dengan organisasi non-pemerintah yang fokus pada kesehatan mental untuk mengimplementasikan program lebih berani dan inovatif dalam penanganan isu tersebut. 

“Melakukan penelitian untuk memahami penyebab utama dari masalah kesehatan mental di kalangan pemuda dan melakukan evaluasi terhadap program-program yang telah berjalan untuk menentukan efektivitasnya dan melakukan perbaikan,” sebutnya.

Ilmiza berharap, dapat lahirnya Rancangan Qanun Aceh tentang pelaksanaan Syariat Islam melalui Pembelajaran ilmu fardhu ain dan baca tulis Alquran dalam pendidikan Aceh dengan harapan qanun ini akan membantu memperkuat mentalitas generasi muda.

“Dengan langkah-langkah ini, diharapkan pemerintah dapat menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi pemuda dan pemudi, sehingga mereka merasa aman untuk berbicara mengenai permasalahan yang dihadapi dan mendapatkan dukungan yang diperlukan,” pungkasnya. (*)

Baca juga: Marak Aksi Dugaan Bunuh Diri, Rektor UIN Ar-Raniry Soroti Rapuhnya Peran Keluarga

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved